Komnas HAM Dorong Polri Telusuri Pengakuan Penjual Dawet di Kanjuruhan

Komisioner Komnas HAM sebut tak ketemu penjual dawet

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, mendorong kepolisian untuk menyelidiki perempuan yang mengaku berjualan es dawet di pintu 3 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Suara perempuan tersebut tersebar di media sosial dan berkisah penonton sempat minum-minuman alkohol sebelum menyaksikan pertandingan Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022, yang berakhir tragedi berdarah. 

Anam mengatakan sudah tiga kali mengunjungi Stadion Kanjuruhan, namun ia tak menemukan penjual dawet. "Tidak ketemu (penjual dawet). Kami juga sudah konfirmasi ke teman-teman Aremania, mereka tak pernah lihat," ujar Anam melalui pesan pendek kepada IDN Times, Selasa, 11 Oktober 2022. 

Maka, Anam mendukung kepolisian untuk mengungkap siapa penjual es dawet tersebut, agar permasalahan yang ada menjadi lebih terang. 

"Ini penting karena banyak pihak yang menganggap (keterangan suara perempuan itu) hoaks," tutur dia. 

Pernyataan serupa kembali disampaikan Anam usai memberikan keterangan pers Rabu (12/10/2022). Ia mengatakan dalam tiga kali kunjungannya ke Stadion Kanjuruhan, Komnas HAM juga mencari penjual tersebut, untuk mengklarifikasi kesaksiannya. 

"Kami tiga kali ke Kanjuruhan. Selain, melihat kondisi pintu-pintu (stadion), kami juga mencari tukang dawet. Terus kami juga mendapatkan keterangan dari teman-teman Aremania. Mereka justru mengaku heran bila penjual dawet bisa masuk ke stadion," ujarnya. 

Apakah sudah ada perkembangan penyelidikan dari kepolisian mengenai perempuan yang mengaku berjualan dawet tersebut?

1. Polri masih mendalami suara perempuan penjual dawet di stadion

Komnas HAM Dorong Polri Telusuri Pengakuan Penjual Dawet di KanjuruhanSuasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Sementara, ketika dikonfirmasi, kepolisian mengaku masih menyelidiki rekaman suara perempuan yang mengaku berjualan dawet di pintu 3 Stadion Kanjuruhan. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya juga bakal mendalami kamera pengawas atau CCTV di pintu 3. Sebab, di area tersebut memang diketahui banyak penjual. 

"Iya, sedang didalami oleh tim sidik. Pintu 3, termasuk CCTV-nya yang dianalisa oleh tim Labfor, dan Inafis," ungkap Dedi pada 8 Oktober 2022. 

Rekaman suara perempuan penjual dawet dianggap hoaks lantaran Aremania membantah penonton mengonsumsi alkohol. Aremania menduga ada upaya untuk melempar kesalahan dan tanggung jawab penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan kepada suporter. 

Di sisi lain, Anam meminta kepolisian juga mengusut siapa yang membuat rekaman suara perempuan yang mengaku-aku sebagai penjual es dawet. 

Baca Juga: Video dari Korban Meninggal Kanjuruhan Jadi Petunjuk Penting

2. Komnas HAM sudah kantongi sejumlah bukti dan video detik-detik terjadinya tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM Dorong Polri Telusuri Pengakuan Penjual Dawet di KanjuruhanAparat keamanan berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Sementara, Komnas HAM ikut terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan informasi. Mereka berada di Malang pada 2-10 Oktober 2022. 

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, menjelaskan pihaknya 10 hari meminta keterangan kepada 10 pihak, antara lain manajemen dan pengurus Arema FC, pemain Arema FC, Bupati Malang dan jajarannya, personel Brimob yang ikut pengamanan, personel zeni tempur TNI. 

Komnas HAM juga meminta keterangan kepada Polres Malang, termasuk AKBP Ferli Hidayat, suporter Arema FC, BPBD Kota Malang, BPBD Kabupaten Malang, dan BPBD Kota Batu. Selanjutnya, panpel pertandingan, security officer pertandingan, hingga sejumlah man steward

Selain itu, Komnas HAM sudah mengantongi sejumlah barang bukti untuk mengurai penyebab tragedi Kanjuruhan. Antara lain dokumen kepolisian yang menyangkut rencana pengamanan, dokumen data korban, video dan foto orisinal dari para saksi dan korban. 

"Video-video yang kami peroleh selain yang telah viral di media sosial, kami juga mendapatkan video yang belum pernah dipublikasikan. Video itu orisinal menjadi eksklusif milik Komnas HAM. Barang bukti lainnya yakni bagian dari senjata gas air mata yang saat ini sedang dimintakan untuk diuji di laboratorium," tutur Beka. 

3. Suporter masuk ke lapangan bukan untuk menyakiti pemain Arema FC

Komnas HAM Dorong Polri Telusuri Pengakuan Penjual Dawet di KanjuruhanSuasana doa bersama untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Lebih lanjut, Anam menjelaskan kronologi peristiwa pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan. Ia mengatakan 14-20 menit usai pertandingan berakhir, kondisi di stadion masih kondusif. 

Pemain Arema FC kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh Aremania. Itu merupakan tradisi yang sudah berlangsung di Kanjuruhan. 

"Sejumlah Aremania kemudian menuju ke ruang ganti untuk memeluk pemain Arema dan memberikan semangat," kata Anam. 

Pernyataan itu disampaikan berdasarkan keterangan dari berbagai pihak dan puluhan video yang telah dianalisis. Ia tak menampik memang ada suporter yang masuk ke tengah lapangan, tetapi mereka tidak menyakiti pemain Arema FC. 

"Angka itu penting bagi kami untuk mengukur kapan gas air mata yang itu bagi kami menjadi pemicu utama kepanikan para suporter. Sehingga, banyak korban meninggal dan luka-luka," tutur dia. 

Baca Juga: Komnas HAM: Video yang Diunggah Kelpin di Kanjuruhan Bukan Pintu 13

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya