Komnas HAM: Video yang Diunggah Kelpin di Kanjuruhan Bukan Pintu 13

Kelpin sempat dijemput intel polisi di Malang

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam mengatakan video yang diunggah oleh seorang penonton bernama Kelpin di media sosial tak seperti narasi yang disampaikan. Menurut Anam, video yang diunggah oleh Kelpin bukan menggambarkan situasi di pintu 13 Stadion Kanjuruhan. Melainkan, video itu menunjukkan situasi di pintu 3. 

"Video yang diunggah oleh orang yang dijemput polisi dan diperiksa, itu video (kondisi) pintu 3 di Stadion Kanjuruhan. Pintunya (dalam keadaan) terbuka. Bukan tertutup seperti caption yang dia tulis. Silakan cek langsung kalau gak percaya," ujar Anam menjawab pertanyaan IDN Times di kantor Kemenko Polhukam pada Selasa malam, 11 Oktober 2022. 

Pernyataan itu Anam dapatkan usai bertemu langsung dengan Kelpin. Bahkan, tim Komnas HAM juga bertemu dengan orang tuanya di Malang. Dalam pertemuan itu, Anam mengakui, Kelpin sempat dijemput oleh intel dari kepolisian untuk dimintai klarifikasi soal video yang diunggahnya di media sosial.

"Kami sudah ketemu sama dia (Kelpin) dan orang tuanya," tutur dia. 

Anam juga mengajak publik untuk secara cermat mencermati video yang diunggah oleh Kelpin. Hal itu untuk memeriksa dengan teliti apakah kondisi pintu di dalam video tersebut dalam keadaan terbuka atau tertutup usai terjadi kericuhan di dalam lapangan. 

Anam dan Komisioner Komnas HAM lainnya, Beka Ulung Hapsara, semalam datang ke Kemenko Polhukam dan bertemu Menko Mahfud MD. Keduanya mengaku bukan dimintai keterangan, melainkan berdiskusi soal temuan Komnas HAM saat terjun ke Malang. Anam menyebut pihaknya ikut melakukan investigasi pada periode 3-10 Oktober 2022. 

"Jadi, kami diundang oleh TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta) untuk berdiskusi mengenai perkembangan terkait tragedi Kanjuruhan. Salah satu poin yang kami diskusikan seputar peristiwa yang ada dan langkah-langkah ke depan seperti apa," katanya. 

Lalu, apa temuan sementara dari hasil investigasi Komnas HAM selama berada di Malang?

1. Penyebab utama tragedi di Kanjuruhan adalah tembakan gas air mata

Komnas HAM: Video yang Diunggah Kelpin di Kanjuruhan Bukan Pintu 13Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Anam menegaskan tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan terjadi karena adanya tembakan gas air mata. Itu, kata Anam, adalah penyebab utama.

Temuan Komnas HAM ini berbeda dengan keterangan polisi yang menyebut gas air mata bukan penyebab tewasnya 132 penonton di stadion milik Arema FC itu. Menurut Polri, ratusan korban meregang nyawa karena kehabisan oksigen. 

"Kami juga mengecek semua dinamika yang ada di lapangan. Kami pertegas bahwa kenapa peristiwa Kanjuruhan, tragedi kemanusiaan yang menewaskan hingga 132 orang, bisa terjadi, itu semua disebabkan gas air mata. Itu penyebab utamanya," kata Anam.

Dia menambahkan, tembakan gas air mata lah yang membuat banyak korban berjatuhan. Sebab, gas air mata ditembakan ke tribun penonton dan kerumunan.

"Itu kemudian menciptakan kepanikan dan lain sebagainya. (Korban mengeluhkan) Mata dan dada sakit. Lalu, mereka berlari ke pintu keluar itu. Meskipun pintunya, terbuka tapi karena desak-desakan, sementara mata dan dada sakit, tidak bisa keluar. Di titik itulah banyak korban berjatuhan," tutur dia. 

Anam menjelaskan, pihak Komnas HAM telah menemukan semua informasi terkait titik tembakan gas air mata, baik di dalam, maupun luar stadion. Informasi itu diperoleh Anam langsung dengan terjun ke Malang.

Baca Juga: TGIPF Temukan Sebagian Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Kedaluwarsa

2. LIB diduga paksakan laga digelar malam

Komnas HAM: Video yang Diunggah Kelpin di Kanjuruhan Bukan Pintu 13Aparat keamanan berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Anam juga mengakui sempat ada komunikasi antara mantan Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Ferli, kata Anam, memang sudah meminta agar jam pertandingan dimajukan dari pukul 20.00 ke 15.30 WIB. Alasan Ferli ketika itu, lantaran faktor keamanan.  Tetapi, permintaan itu tidak direspons dengan baik oleh PT LIB.

"Dengan pendekatan yang menurut kami, memang bau strukturalnya sangat kuat dari pihak PT LIB," kata Anam. 

Ketika IDN Times bertanya apakah mantan Kapolres juga mendapatkan tekanan dari atasannya di kepolisian, Anam tetap bersikukuh menyebut PT LIB yang banyak berperan agar pertandingan tetap digelar malam hari.

"Yang kami ketahui dan yakini, mendapatkan bukti, tidak hanya berdasarkan keterangan mulut, tapi didukung bukti, (tekanan) dari PT LIB dan sangat struktural," ujarnya lagi. 

Dia mempersilakan media menanyakan langsung kepada PT LIB alasan mereka menolak rekomendasi dari Polres Malang untuk memajukan jam pertandingan. Namun, Anam menyebut penolakan itu terkait jam tayang di stasiun televisi.

3. Komnas HAM pastikan ada pelanggaran HAM dalam tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM: Video yang Diunggah Kelpin di Kanjuruhan Bukan Pintu 13Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan dalam kericuhan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Anam juga memastikan ada pelanggaran HAM yang terjadi dari peristiwa di Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu. Sebab, selain terjadi tindak kekerasan, ditemukan pula korban meninggal yang kini sudah mencapai 132 jiwa. 

"Ya, itu pasti ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Nah, kami sedang mendalami untuk merekonstruksi peristiwanya, terjadinya (kemarin) seperti apa. Siapa yang bertanggung jawab dan apa rekomendasi yang nanti akan kami keluarkan supaya peristiwa serupa tidak terulang," katanya. 

Untuk bisa menyusun laporan itu, Komnas HAM menemui sejumlah pihak selama berada di Malang. Mulai dari Aremania, keluarga korban, korban selamat, petinggi klub Arema, personel polisi, Brimob, hingga TNI. 

"Kami juga mendatangi berbagai rumah sakit, bertemu relawan-relawan dan saksi-saksi kunci. Kami telah mengantongi banyak dokumen video, termasuk yang menurut kami menjadi sangat kunci, kenapa peristiwa itu bisa terjadi," tutur dia. 

Namun, dia enggan menjelaskan lebih lanjut isi dari video kunci yang menjadi petunjuk kuat penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan. Anam hanya menyebut hal tersebut bakal dipaparkan dalam jumpa pers yang digelar pada Rabu siang, (12/10/2022) di kantor Komnas HAM. 

https://www.youtube.com/embed/9AaHW4hDTEM

Baca Juga: PSSI: Tanggung Jawab Tak Harus dengan Mundur!

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya