KPI dan Satgas COVID-19 Akan Atur Prokes untuk Program Sinetron

Pemain yang absen pakai masker bisa beri edukasi keliru

Jakarta, IDN Times - Salah satu sektor yang terus berusaha melakukan penyesuaian selama masa pandemik COVID-19 adalah industri televisi dan hiburan. Stasiun televisi harus mencari akal bagaimana tetap mematuhi protokol kesehatan tanpa mengganggu tampilan. 

Meski pandemik masih mendera, stasiun televisi tetap beroperasi dan menayangkan beragam program. Apalagi selama pandemik, banyak warga yang menghabiskan waktunya lebih lama di rumah.

Hal itu berpeluang besar meningkatkan jumlah pemirsa di televisi. Data yang dikutip dari Nielsen Television Audience Measurement (TAM) per 23 Maret 2020 menunjukkan hasil pantauan di 11 kota, rata-rata kepemirsaan TV meningkat. Pada 11 Maret 2020 rata-rata rating 12 persen lalu menjadi 13,8 persen pada 18 Maret 2020. Penambahan itu mencapai sekitar 1 juta pemirsa televisi. 

Sementara, semula publik figur belum diwajibkan mengenakan masker saat tampil di televisi. Hal itu dikhawatirkan bisa diikuti oleh masyarakat sehingga pandemik COVID-19 tidak juga reda. 

Penyesuaian kemudian terjadi. Publik figur mulai tampil mengenakan face shield sejak akhir 2020. Namun, dalam program variety show, ada publik figur yang malah menggunakan face shield seolah-olah sebagai aksesoris. Face shield yang ia kenakan tidak menutupi wajah, hidung dan mulut. Padahal, sejak Juli 2020, mantan juru bicara penanganan COVID-19, dr. Achmad Yurianto sudah mengatakan penggunaan face shield tanpa masker tak memberikan perlindungan optimal. 

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio, sudah sempat menggelar pertemuan antara satgas penanganan COVID-19 dan manajemen stasiun televisi pada 13 Januari 2021 lalu. "Kami bertemu untuk membuat formula di layar kaca. Makanya mereka sekarang mulai kelihatan pakai masker," ujar Agung ketika dihubungi oleh IDN Times pada Rabu, 17 Februari 2021. 

Namun, kemudian pada pekan lalu KPI merilis daftar berisi 37 program yang disebut berpotensi melanggar protokol kesehatan. Daftar itu kemudian diprotes oleh sejumlah publik figur, termasuk Deddy "Corbuzier" Cahyadi. Hal tersebut lantaran program di mana ia terlibat masuk ke dalam daftar itu. 

Deddy kemudian mempertanyakan mengapa programnya ditegur, sementara sinetron malah seolah dibiarkan. Apa tanggapan KPI mengenai hal ini? Bagaimana prokes yang sebaiknya diterapkan saat sedang syuting?

1. Belum ada prokes yang mengatur untuk sinetron

KPI dan Satgas COVID-19 Akan Atur Prokes untuk Program SinetronIlustrasi sinetron (IDN Times/Rosa Folia)

Dalam podkes bersama Deddy Corbuzier, relawan satgas penanganan COVID-19, dr. Tirta Mandira Hudhi menjelaskan aturan prokes untuk program sinetron belum diatur. Meski pandemik sudah berlangsung selama satu tahun. 

Ia menduga salah satu penyebab belum diaturnya prokes untuk sinetron karena Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, pada periode 13 Januari - 28 Januari 2021 lalu terpapar COVID-19. Maka, belum diambil keputusan.

"Kedua, saya duga, bahasan mengenai aturan yang sifatnya kecil dan detail terlalu banyak suara. Aku harus akui ning gak viral gak diurus. Kenapa baru diurus sekarang karena sampeyan viralin. Harusnya memang dibahas dari awal," ujar Tirta di podkes yang tayang pada 16 Februari 2021 lalu. 

Sementara, menurut Agung, terkait pembahasan prokses sinetron harus ikut melibatkan pihak lain. Salah satunya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Agung sempat menyebut prokes sinetron bisa mengacu ke prokes CHSE (cleanliness, health, safety dan environmental) yang pernah dirilis oleh Kemenparekraf. Sebab, di dalamnya ada prokes yang mengatur penyelenggaraan acara dan standarnya bisa diterapkan untuk program sinetron. 

"Setelah kami bertemu dengan Menpar, kami akan berdiskusi dengan PH (production house) lalu televisi," tutur Agung. 

Baca Juga: Ada Ikatan Cinta, Ini 10 Sinetron tentang Benci Jadi Cinta

2. Syuting sinetron diusulkan dilakukan di tempat yang tak memicu kerumunan

KPI dan Satgas COVID-19 Akan Atur Prokes untuk Program SinetronProkes untuk program talkshow dan variety show di televisi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dr. Tirta mengatakan sudah sejak lama mendorong agar satgas penanganan COVID-19 turut membuat prokes bagi program yang tayang di televisi termasuk sinetron. Sebab, bila penegakan kepatuhan prokes tidak merata, dokter yang kini menjadi wirausaha itu khawatir malah menimbulkan perlawanan dari warga. 

"Misal seperti kita razia resto A, tentu akan muncul pertanyaan kenapa resto B tidak kena. Sesimpel itu," ujar Tirta. 

Ia kemudian mengusulkan agar ada dokumen kesepakatan tertulis yang diteken oleh satgas dengan rumah produksi agar rutin melaporkan hasil screening pemain dan kru. Hal lain yang ia usulkan sebagai prokes program sinetron yaitu lokasi shooting hanya dilakukan di tempat tertentu dan tak banyak melakukan perpindahan. 

"Carilah adegan di mana lokasi syutingnya bisa dikontrol massanya. Sehingga, bisa menghindari peristiwa tiba-tiba warga datang untuk nonton (proses syuting)," tutur dia. 

Selama pengambilan adegan, pemain boleh tak mengenakan masker. Tetapi, kru yang bekerja wajib mengenakan masker. Pemain sinetron wajib pakai masker ketika tak dilakukan pengambilan gambar.

Sementara, Agung turut mendapat masukan agar dilakukan karantina terhadap pemain dan kru. Artinya, selama proses syuting berlangsung, mereka tak boleh meninggalkan lokasi. Rumah produksi juga harus menyediakan rapid test antigen bagi kru dan pemain. 

"Selain itu, di dalam adegannya diselipkan edukasi di mana para pemainnya mengenakan masker ketika beradegan. Artinya, jalan ceritanya juga harus disesuaikan dengan suasana pandemik," kata Agung. 

3. Program talk show dan variety show wajib menjaga jarak

KPI dan Satgas COVID-19 Akan Atur Prokes untuk Program SinetronAchmad Yurianto dalam Live Streaming IDN Times dengan tema "Jubir Jawab Pertanyaan Publik Soal Virus Corona" (1/4) (IDN Times/Panji Galih)

Sementara, untuk program talk show dan variety show, sudah disepakati beberapa aturan. Pertama, sebelum syuting dilakukan, maka dilakukan tes antigen atau swab PCR kepada host dan tamu. Kedua, selama proses syuting yang berlangsung live maka wajib menjaga jarak. 

"Kalau syuting dilakukan di indoor dan jarak antar individu renggang, maka tak perlu memakai masker," ujar Agung kepada IDN Times

"Atau host, presenter atau artis memberikan edukasi ke warga di awal dengan mengatakan selama proses syuting mereka menggunakan masker, tetapi karena sudah menjaga jarak dan studio sudah bersih, lalu orang-orang di dalam studio dinyatakan negatif usai rapid antigen, maka kami membuka masker," katanya lagi. 

Agung juga mewanti-wanti agar host, presenter atau artis tidak boleh menghampiri lawan bicara ketika tak mengenakan masker. Khusus untuk program variety show yang konsepnya menghadirkan juri, kata Agung, maka tempat mereka duduk harus diberi partisi dari bahan acrylic. 

Ia menjelaskan aturan ini wajib dipatuhi. Sebab, bila terbukti melanggar, maka akan dijatuhi sanksi oleh KPI. "Mulai dari teguran pertama, kedua, jam tayang program dipotong hingga penghentian tayangan sementara waktu," tutur dia. 

4. Rumah produksi film layar lebar sudah menerapkan karantina bagi pemain dan kru sebelum syuting

KPI dan Satgas COVID-19 Akan Atur Prokes untuk Program Sinetroninstagram.com/nadyaarina

Sementara, epidemiolog dari Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, mengatakan pernah memberikan pelatihan khusus kepada asosiasi produser film terkait prokes syuting selama pandemik. Ia menyarankan ada beberapa hal kepada produser film. 

"Pertama, semua yang terlibat di dalam produksi itu, harus komitmen hanya main satu judul film tersebut hingga selesai," ujar Pandu ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada 15 Februari 2021 lalu. 

Kedua, produser menyiapkan kamp khusus yang bisa menampung semua pemain dan kru di lokasi. Sebelum syuting, mereka sudah menjalani tes COVID-19 dan karantina di sana. 

"Selama mereka berproses membuat film, mereka bisa bersikap biasa (seperti sebelum pandemik), karena sudah berada dalam lingkungan yang aman," kata dia. 

Ia mengatakan metode yang disarankan terbukti ampuh, karena meski syuting selama satu atau dua bulan, begitu rampung dan dilakukan tes COVID-19, tak ada yang terpapar. 

Baca Juga: Satgas Minta KPI Tegur Publik Figur yang Hanya Pakai Face Shield

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya