KSAL: Indonesia Idealnya Punya 12 Kapal Selam, Tapi Baru Ada 4 Unit

KSAL yakin dengan 4 unit bisa menjaga luasnya perairan RI

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, idealnya saat ini Indonesia memiliki 12 unit kapal selam untuk mengawal luasnya perairan Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Namun, pada kenyataannya Indonesia baru memiliki empat unit kapal selam. Jumlah tersebut setelah satu unit kapal selam yakni Nanggala 402 tenggelam di perairan Bali pada 2021 lalu. 

"Dulu, kami sudah hitung, rencana ideal ada 12 (unit kapal selam). Kami juga tetap mempertimbangkan kesiapan anggaran dari pemerintah. Tapi, saat ini kami akan dukung dulu yang terdekat ini yang jumlahnya tidak sampai lima. Saat ini kan sudah ada empat unit," ungkap Ali di Jakarta, Selasa (3/10/2023). 

Ia menambahkan, dengan hanya ada 4 kapal selam yang kurang  ideal tersebut, diharapkan tetap bisa mengawal perairan Indonesia dari Sabang hingga Merauke. 

Saat ini TNI AL tengah mencari kapal selam jenis apa yang bisa digunakan di Indonesia. Itu sebabnya, Ali pada 25 September 2023 lalu melakukan kunjungan kerja ke Jerman. 

"Jerman memang menjadi salah satu negara yang kami kunjungi untuk melihat kapal selam mana yang bagus dan sesuai teknologi yang kami inginkan," katanya. 

Namun, ketika ditanyakan soal unit kapal selam mana yang bakal diadakan, Ali meminta media untuk menanyakan hal tersebut ke Kementerian Pertahanan. 

1. TNI AL bakal ajukan ke Kemhan jenis kapal selam yang cocok digunakan Indonesia

KSAL: Indonesia Idealnya Punya 12 Kapal Selam, Tapi Baru Ada 4 UnitKepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali ketika melepas ratusan warga yang mudik menumpang KRI Banjarmasin pada Selasa, 18 April 2023. (Dokumentasi TNI AL)

Lebih lanjut, menurut Ali, TNI AL akan mengajukan kapal selam jenis apa yang dibutuhkan oleh Indonesia kepada Kementerian Pertahanan. Sejauh ini, Indonesia baru menggunakan kapal selam buatan Jerman. Termasuk Nanggala 402 yang tenggelam pada April 2021 lalu. 

"Kemhan yang memiliki kewenangan kapan kontrak pengadaan kapal selam," ujar mantan pria yang pernah menjadi komandan kapal selam Nanggala 402 tersebut. 

Namun, pada awal 2022 lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut bakal memboyong dua unit kapal selam Scorpene buatan Prancis. Pembelian kapal selam itu satu paket dengan pengadaan 42 unit jet tempur Rafale. 

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) disaksikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menhan Prancis, Florence Parly, pada 9 Februari 2022 lalu.

"Sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan armada pertahanan matra laut, PT PAL dipercaya oleh Kementerian Pertahanan RI untuk melakukan research and development (R&D) dan pembangunan beberapa unit kapal selam jenis Scorpene," ungkap CEO PT PAL, Kaharuddin Djenod, di dalam keterangan tertulisnya. 

Menhan Prabowo yang turut menyaksikan penandatanganan kesepakatan di antara dua perusahaan pertahanan, tak menampik hasil riset dan pengembangan itu bakal digunakan untuk pembelian dua kapal selam Scorpene.

Kapal selam itu dilengkapi teknologi Air Independent Propulsion (AIP) yang memungkinkan menyelam selama 45 hari di kedalaman laut. Selain itu, pembelian kapal Scorpene juga dilengkapi senjata seperti torpedo. 

"Sebagai bentuk implementasi penguasaan teknologi, keseluruhan pembangunan kapal selam jenis Scorpene ini dilaksanakan di PAL dan mengoptimalkan kapabilitas SDM PAL dengan asistensi dari Naval Group. Kerja sama antara PAL dan Naval Group merupakan bentuk realisasi modernisasi alutsista yang dilakukan oleh Kemenhan RI dalam upaya memperkuat kemampuan pertahanan TNI hingga 20 tahun ke depan," ungkap Sekretaris Perusahaan PT PAL, Rariya Budi Harta dalam keterangan tertulis. 

Baca Juga: Mayor Pnb Ulung: Kami Bangga RI Jadi Pemilik Super Hercules di ASEAN

2. Usia kapal selam di Indonesia rata-rata lebih dari 30 tahun

KSAL: Indonesia Idealnya Punya 12 Kapal Selam, Tapi Baru Ada 4 UnitPeresmian pembangunan Monumen KRI Nanggala 402 (Dokumentasi TNI AL)

Sementara, dalam wawancara khusus bersama IDN Times, Ali tak menampik usia rata-rata kapal selam milik Indonesia sudah tua. Misalnya, KRI Nanggala 402 sudah berusia lebih dari 40 tahun.

Namun, menurut Ali, usia kapal selam tak bisa dijadikan patokan kapal tersebut tak laik fungsi. Bahkan, berdasarkan informasi dari TNI AL, KRI Nanggala 402 masih dinyatakan laik berlayar hingga September 2022. 

"Itu semua tergantung dari sistem pemeliharaan. Kalau pemeliharaannya baik, maka bisa digunakan lebih dari 30 tahun atau 40 tahun. Jenis kapal selam 209 ini masih banyak digunakan di banyak negara. India, negara-negara di Amerika Latin hampir semuanya menggunakan jenis kapal 209," kata dia. 

Sementara, menurut Kepala Staf TNI AL (2014-2018) Laksmana TNI (Purn) Ade Supandi, perawatan alutsista sangat tergantung pada ketersediaan suku cadang. Rata-rata suku cadang bertahan di pasaran atau produsen sekitar 10 tahun.

"Setelah itu pasti (suku cadang) obsolete atau tidak lagi dipakai," kata Ade di program "Ngobrol Seru" by IDN Times pada 2021 lalu. 

Meski begitu, ia menilai KRI Nanggala 402 secara teknis masih memenuhi syarat untuk berlayar lantaran sudah pernah mengalami overhaul (perbaikan menyeluruh). "Pada kenyataannya kan KRI Nanggala ini sedang melaksanakan operasi di Natuna lalu diminta bergabung ke perairan Bali," ujarnya.

3. Indonesia hanya punya empat kapal selam usai Nanggala 402 tenggelam

KSAL: Indonesia Idealnya Punya 12 Kapal Selam, Tapi Baru Ada 4 UnitSpesifikasi Kapal Selam Alugoro 405 kolaborasi buatan Korea Selatan dan Indonesia (IDN Times/Aditya Perdana)

Sementara, TNI Angkatan Laut kini tinggal memiliki empat kapal selam, setelah KRI Nanggala 402 tenggelam di perairan utara pulau Bali pada Rabu, 21 April 2021. Dari empat kapal selam itu, hanya tiga yang masih beroperasi yakni KRI Kapal Selam Nagapasa-403, KRI Kapal Selam Ardadedali-404, dan KRI Kapal Selam Alugoro-405. 

"Tiga lainnya merupakan kelas Chang Bogo buatan Korea Selatan. Saat ini siap untuk melaksanakan kegiatan operasi," ujar Laksmana Madya TNI Ahmad Heri Purwono ketika masih menjabat sebagai Wakil KSAL pada 2021 lalu. 

Ali menjelaskan, tiga kapal selam buatan Negeri Ginseng merupakan jenis 209 dengan berat 1.400 ton. Terbaru yang diterima TNI AL adalah kapal selam Alugoro-405 yang dibuat PT PAL Indonesia bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korsel, pada 17 Maret 2021. 

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertahanan, KRI Alugoro 405 memiliki kemampuan jelajah selama 50 hari. Life time mencapai 30 tahun. 

https://www.youtube.com/embed/iKJQYgllorc

Baca Juga: PT PAL dan Naval Group Kerja Sama Produksi Kapal Selam Scorpene

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya