Manager Hotel Borobudur: Tidak Benar Penganiayaan Staf KPK dalam Hotel

Akibat penganiayaan itu, satu penyelidik KPK mengalami luka

Jakarta, IDN Times - Setelah berulang kali disebut di berbagai pemberitaan terkait dugaan penganiayaan penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berlangsung di Hotel Borobudur, manajemen hotel tersebut akhirnya buka suara.

Marketing Communications Manager Rizki Permata Sari mengatakan, dugaan tindak kekerasan yang menimpa penyelidik KPK, Muhammad Gilang Wicaksana dan Ahmad Fauzi, terjadi di area drop off yang ada di dekat lobi hotel. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (3/2) dan tidak berlangsung lama. 

Dari informasi yang ia miliki, peristiwa itu terjadi pada pukul 00.00 - 00.14 WIB atau Minggu dini hari. 

"Jadi, tidak benar apabila (dugaan penganiayaan) itu disebut terjadi di dalam area hotel atau di lantai 19 seperti yang banyak diberitakan. Bukan pula terjadi di area tempat mesin ATM berada," ujar Rizki yang dihubungi oleh IDN Times pada Senin (11/2). 

Ia menyebut, peristiwa itu spontanitas dan tidak direncanakan sebelumnya. Hotel Borobudur, kata Rizki, sudah mencoba untuk bersikap kooperatif. Salah satunya dengan menyerahkan DVR atau kaset yang merekam dugaan peristiwa penganiayaan tersebut ke Polda Metro Jaya. 

"Pihak Polda Metro Jaya sudah mendatangi Hotel Borobudur Jakarta untuk meminta DVR (Digital Video Recording), untuk kepentingan proses hukum atas dugaan tindak kekerasan tersebut pada Senin, 4 Februari 2019," kata dia. 

Lalu, apa komentar Hotel Borobudur soal adanya dugaan sebagian dari rekaman di CCTV, terutama yang memuat bukti adanya tindak penganiayaan, telah dihapus? 

1. Pihak Hotel Borobudur menyerahkan ke polisi soal dugaan ada video CCTV yang dihapus

Manager Hotel Borobudur: Tidak Benar Penganiayaan Staf KPK dalam Hotel(Hotel Borobudur) www.pegi-pegi.com

Rizki enggan mengomentari lebih jauh soal adanya dugaan rekaman di dalam CCTV, sebagian sudah dihapus oleh oknum tertentu. Informasi soal adanya dugaan rekaman di CCTV dihapus disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, melalui pesan pendek pada Senin (4/2). 

"Iya, konon katanya (CCTV) rusak pada saat kejadian, lalu diformat hard disknya. Kemudian on lagi setelah kejadian penganiayaan," ujar Saut ketika itu. 

Namun, Rizki menyerahkan hal tersebut kepada Polda Metro Jaya untuk menentukan. 

"Itu bisa langsung dikroscek ke pihak yang berwajib saja, karena kan CCTV sudah menjadi barang bukti dan masuk ke ranah hukum," kata Rizki. 

Pada dasarnya, kata Rizki lagi, Hotel Borobudur berpihak kepada proses hukum yang kini tengah berjalan. Ia tidak mau memberikan klarifikasi lebih jauh, sebab khawatir akan dipersepsikan melakukan pembelaan diri. 

Baca Juga: Dua Versi Kronologi Terjadinya Penganiayaan Penyelidik KPK

2. Petugas keamanan hotel berupaya melerai saat terjadi cekcok antara staf Pemprov Papua dan penyelidik KPK

Manager Hotel Borobudur: Tidak Benar Penganiayaan Staf KPK dalam Hotel(Ilustrasi penganiayaan) IDN Times/Sukma Shakti

Rizki menjelaskan, ketika dugaan penganiayaan terjadi, pihak pengamanan Hotel Borobudur sudah berupaya melerai. 

"Bahkan, sekuriti kami sempat dituduh oleh salah satu pihak, malah ingin membantu salah satu di antara mereka. Saat dijelaskan kalau mereka adalan petugas pengamanan dari hotel, baru kemudian salah satu di antara mereka menerima," kata Rizki memberikan penjelasan. 

Ia menambahkan, peristiwa yang berakhir pada dugaan penganiayaan itu bermula dari adanya adu mulut. Peristiwa itu berlangsung pada Minggu dini hari. 

"Karena petugas keamanan kami sempat mendengar adanya argumentasi, maka mereka mencoba melerai," tutur dia. 

Rizki juga enggan mengomentari video yang viral di media sosial pada pekan lalu. Di dalam video itu, penyelidik Gilang terlihat tengah dimarahi oleh Ketua DPR Papua, Yunus Wonda. Menurut dia, video itu tidak jelas keabsahannya. 

"Siapa yang merekam? Apakah orang di lokasi yang teridentifikasi sebagai pihak KPK atau yang mengklaim anggota dari rombongan Papua," katanya. 

3. Lebih dari 3 petugas keamanan Hotel Borobudur sudah diperiksa Polda Metro Jaya

Manager Hotel Borobudur: Tidak Benar Penganiayaan Staf KPK dalam Hotel(Ilustrasi penganiayaan) IDN Times/Sukma Shakti

Rizki menjelaskan, sejauh ini sudah ada lebih dari tiga personel keamanan Hotel Borobudur yang dimintai keterangan oleh Polda Metro Jaya. 

"Mereka adalah pihak-pihak yang berada di lokasi atau melihat peristiwanya secara langsung," kata dia. 

4. Polisi memanggil terduga penganiaya penyelidik KPK hari ini

Manager Hotel Borobudur: Tidak Benar Penganiayaan Staf KPK dalam Hotel(Ilustrasi gedung KPK lama) ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

Sementara, pada hari ini Polda Metro Jaya berencana memanggil saksi dalam peristiwa itu yakni Elphius Hugy, aspri Gubernur Papua Lukas Enembe. Menurut Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian, Elphius direncanakan diperiksa pada pukul 14.00 WIB. 

"Iya, betul yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi karena dia berada di situ (lokasi penganiayaan). Jadwalnya hari ini jam 14.00," ujar Jerry ketika dikonfirmasi. 

Namun, hingga hari ini, belum ada konfirmasi apakah Elphius akan hadir ke Polda Metro Jaya. Pemeriksaan saksi terus berlanjut pada Selasa esok. Rencananya penyidik akan memanggil Sekretaris Komisi 1 DPRD Papua dan Sekda Pemprov Papua. 

"Besok memanggil Sekretaris 1 DPRD Papua dan Kamis (akan dipanggil) Sekda Pemprov Papua," kata dia lagi. 

Baca Juga: Usai Dikeroyok di Hotel Borobudur, Begini Kondisi Pegawai KPK

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya