Menkes Budi Buka Peluang Warga Boleh Mudik di Lebaran 2022

Menkes harap 208 juta orang sudah divaksin sebelum Lebaran

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka peluang warga bisa merayakan Idulfitri 2022 dengan mudik ke kampung halaman. Hal itu dengan catatan pada akhir April 2022, sebanyak 208.265.720 warga di Tanah Air sudah menerima vaksin lengkap dua dosis. Hal itu disampaikan oleh Budi ketika menyampaikan jumpa pers secara virtual pada Minggu, (27/2/2022). 

"Kalau bisa, bapak-ibu, sebelum Lebaran, yaitu akhir April 2022, kita selesaikan suntik dua dosis, 70 persen dari populasi. Sehingga, kali ini, kalau hasilnya baik, Pak Menko mengizinkan, ya Lebaran kali ini kita bisa rayakan berbeda dibandingkan Lebaran-Lebaran sebelumnya," ungkap Budi pada sore ini. 

"Namun, dengan kondisi harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua," tutur dia lagi. 

Berdasarkan data yang dirilis oleh Satgas Penanganan COVID-19, hingga 27 Februari 2022, jumlah warga yang telah divaksinasi dua dosis mencapai 143.778.623. Artinya, masih ada 61,4 juta warga lagi yang harus divaksinasi. 

Ia menambahkan sejauh ini sudah ada 344 juta dosis vaksin yang telah diberikan kepada warga. Budi mengimbau agar warga segera melakukan vaksinasi lengkap karena bisa mencegah mereka terkena dampak buruk dan gejala berat dari COVID-19. 

Lalu, bagaimana dengan angka kematian harian yang masih tinggi di Indonesia?

Baca Juga: Mudik Lewat Tol Solo-Ngawi, Ini Jalur Rawan Yang Wajib Diwaspadai

1. Angka kematian harian mencapai 15 persen dibandingkan ketika gelombang Delta

Menkes Budi Buka Peluang Warga Boleh Mudik di Lebaran 2022Ilustrasi Proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati)

Sementara, menurut Menkes Budi, angka kematian harian akibat COVID-19 di rumah sakit mencapai 250-an. Namun, ketika ia bandingkan dengan kematian ketika puncak varian Delta yang mencapai 2.000 pasien per hari, maka angka kematian akibat Omicron ini masih 15 persen dari puncak Delta. 

Ia mewanti-wanti bahwa mayoritas pasien yang meninggal karena belum divaksinasi COVID-19 sama sekali atau menerima dosis lengkap, orang yang memiliki komorbid dan lansia. "Itu menekankan vaksinasi lansia dan melengkapi dosis vaksin menjadi prioritas yang harus dilakukan bersama-sama," kata Budi. 

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19, per hari ini, ada 294 orang yang meninggal akibat COVID-19. Maka, akumulasi kematian akibat COVID-19 sejak 2 Maret 2020 mencapai 148.073.

Baca Juga: Pemerintah Buka Peluang Hapus Kewajiban Karantina bagi PPLN

2. Enam provinsi diklaim sudah mengalami penurunan kasus COVID-19 secara konsisten

Menkes Budi Buka Peluang Warga Boleh Mudik di Lebaran 2022Pemandangan Pura Tanah Lot dari taman. Dulu tempat ini menjadi tempat pertunjukan budaya di DTW Tanah Lot. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Sementara, menurut data yang dimiliki oleh Budi, sejumlah provinsi yang semula menjadi episentrum COVID-19 sudah menunjukkan penurunan selama tiga minggu berturut-turut. Provinsi yang telah mengalami penurunan yaitu DKI Jakarta, Banten, Maluku, Bali, Papua dan Nusa Tenggara Barat. 

"Itu confirmed (sudah turun) selama 3 minggu berturut-turut. Sementara, yang sudah seminggu terakhir ini menurun antara lain Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. Kita akan pantau dalam dua pekan ke depan," ungkap pria yang pernah menjadi Wakil Menteri BUMN itu. 

Lantaran sejumlah provinsi besar sudah terjadi pelandaian kasus, maka Menkes Budi optimstis dalam satu hingga dua pekan ke depan kasus di tingkat nasional juga akan mengalami penurunan.

3. Menkes Budi mencatat ada beberapa provinsi yang masih alami kenaikan kasus COVID-19

Menkes Budi Buka Peluang Warga Boleh Mudik di Lebaran 2022ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski ada sejumlah provinsi yang telah mengalami penurunan COVID-19, namun di provinsi lainnya ada yang masih mengalami peningkatan kasus. Sejumlah provinsi itu yakni Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau dan beberapa provinsi di Sulawesi. 

Di sisi lain, jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit, kata Budi, sudah terjadi penurunan. Hal ini lantaran provinsi-provinsi dengan jumlah penduduk yang besar sudah mulai mengalami penurunan kasus COVID-19. 

"Memang ada pergeseran (peningkatan kapasitas rumah sakit) dari Pulau Jawa-Bali ke luar Jawa-Bali. Tapi, berdasarkan pengalaman di Jawa-Bali, tingkat keterisian rumah sakit mencapai 40 persen hingga 50 persen dari varian Delta, mudah-mudahan kali ini masih bisa dikendalikan," ungkap Budi. 

Baca Juga: Angka Kematian Harian COVID-19 Tembus 107, Tertinggi Selama 2022

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya