Partai Demokrat Belum Tentukan Sikap Resmi Soal Capres 2024

Demokrat hanya punya 7,77 persen suara dari pemilu 2019

Jakarta, IDN Times - Partai Demokrat mengaku tidak akan terburu-buru mengumumkan calon presiden yang bakal mereka usung dalam pemilu 2024. Koordinator juru bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra mengatakan, pihaknya masih menunggu momentum untuk mengumumkan hal penting tersebut. Salah satunya karena situasi politik diyakini masih terus berkembang ke depan. 

"Berbicara mengenai pilpres seperti yang disampaikan oleh ketua umum kami, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), ada dua faktor yang menjadi kunci. Pertama, tiket (dari partai pengusung) dan kedua, momentum," kata Herzaky seperti dikutip dari kantor berita ANTARA pada Jumat, (6/5/2022). 

Ia menjelaskan tiket diperoleh melalui koalisi bersama partai politik lain. Apalagi ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau presidential treshold 20 persen masih berlaku. Angka 20 persen itu merujuk kepada perolehan suara dalam pemilihan legislatif pada 2019 lalu. 

Mengutip data resmi penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2019 lalu, Partai Demokrat berada di posisi ketujuh dengan perolehan suara 10.876.507 atau setara 7,77 persen. Artinya, partai berlambang bintang mercy itu harus berkoalisi dengan parpol lain memperoleh 13 persen suara lainnya. 

"Kalau punya elektabilitas tinggi, tetapi tidak punya tiket, maka hal itu tak bermakna apa-apa," kata dia. 

Sementara, hingga kini, Partai Demokrat terus menjajaki berbagai peluang dan membangun komunikasi dengan parpol lainnya.

"Silaturahmi dengan berbagai pihak masih terus kami lakukan. Kami ikhtiar terus dan berjuang membangun koalisi," tutur dia. 

Lalu, siapa saja parpol yang bakal diajak Partai Demokrat untuk berkoalisi dalam menghadapi pemilu 2024?

1. AHY sempat temui Ketum Partai Nasional Demokrat

Partai Demokrat Belum Tentukan Sikap Resmi Soal Capres 2024Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kanan) ketika bertemu dengan Ketum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh (kiri) (www.instagram.com/@pdemokrat)

Sebelumnya, pada 29 Maret 2022 lalu, AHY sempat menyambangi markas Partai Nasional Demokrat di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat. AHY didampingi sejumlah petinggi Demokrat melakukan pembicaraan tertutup dengan Ketum NasDem, Surya Paloh. Kepada media, AHY mengaku membicarakan isu-isu kebangsaan. 

"Saat ini, banyak isu kebangsaan yang banyak membutuhkan pemikiran kita bersama," kata AHY pada akhir Maret lalu. 

Ia pun tak mau buru-buru menyimpulkan bakal berkoalisi dengan NasDem dalam pemilu 2024 mendatang.

"Terbuka sekali peluang dan opsi-opsi untuk saling berkoalisi," katanya. 

Berdasarkan data di KPU, pada pemilu 2019 lalu, NasDem berhasil meraup 12.661.792 suara atau setara 9,05 persen. Bila NasDem setuju, maka AHY hanya perlu menggaet satu parpol lagi. 

Tetapi, menurut Herzaky, pihaknya masih membuka komunikasi politik secara aktif dengan semua pimpinan parpol dan para mitra berdemokrasi, tanpa terkecuali.

"Silaturahmi dengan berbagai pihak masih terus kami lakukan. Kami ikhtiar terus membangun koalisi," ujar Herzaky. 

Baca Juga: AHY: Kalau Pemilu 2024 Ditunda, Mau Jadi Presiden Seumur Hidup?

2. AHY diklaim membangun koalisi yang memperjuangkan kepentingan rakyat

Partai Demokrat Belum Tentukan Sikap Resmi Soal Capres 2024Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kantor IDN Media HQ pada Kamis (17/6/2021). (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Lebih lanjut, kata Herzaky, Demokrat ingin membangun koalisi dengan parpol lain yang memiliki visi dan misi yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Visi dan program itu pula yang dipegang oleh Partai Demokrat untuk memilih mitra dalam berkoalisi. 

Ia mengatakan bila koalisi hanya fokus pada kekuasaan dan bagi-bagi kursi, maka tidak akan dipilih oleh rakyat. Oleh sebab itu, kata Herzaky, untuk bisa membangun koalisi partai dibutuhkan waktu dan upaya yang serius. Dengan begitu, bisa diperoleh titik temu antar parpol. 

"Saat ini, kami masih jajaki semua kemungkinan. Jadi, masih sangat dinamis. Pada waktunya nanti, akan kami umumkan jika memang sudah semakin mengerucut dan final. Waktu itu bisa di awal tahun 2023 atau menjelang pendaftaran calon presiden pada September 2023. Tetapi, bisa juga lebih awal dari itu," kata Herzaky memberikan bocoran. 

3. Partai Demokrat tak menggantungkan pemilihan capres pada hasil survei

Partai Demokrat Belum Tentukan Sikap Resmi Soal Capres 2024Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.)

Lebih lanjut, Herzaky mengatakan Partai Demokrat tidak terlalu menggantungkan pemilihan capres kepada hasil survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga. Menurut Partai Demokrat, hasil survei bukan sebuah kepastian. 

"Punya elektabilitas tinggi sekarang, apa ada jaminan bakal bertahan hingga tahun depan? Survei menjadi salah satu tolak ukur, tetapi (itu) gambaran sementara mengenai bagaimana potret saat ini," ujarnya. 

Sementara, terkait keputusan Partai Demokrat untuk mengusung AHY sebagai capres, Herzaky tak menampik ada aspirasi yang kuat di internal partai. Begitu juga dengan berbagai elemen masyarakat yang menyampaikan harapannya kepada AHY secara langsung atau melalui kader-kader partai. 

Di sisi lain, sejumlah survei menunjukkan bahwa elektabilitas AHY konsisten berada di posisi keempat atau kelima. "Tren elektabilitas pun terus meningkat," kata dia. 

Meski begitu, Herzaky menyebut hingga saat ini Partai Demokrat masih belum memutuskan secara resmi sikap mereka terkait capres. Pihaknya masih mendengar aspirasi dari kelompok rakyat lainnya. 

"Tahun 2024 adalah tahunnya rakyat. Biarkan rakyat yang memutuskan siapa pemimpin nasional ke depannya. Suara dan harapan rakyat inilah yang kami gencarkan dan perjuangkan," ungkapnya. 

Baca Juga: Puan: Pemerintah dan DPR Sudah Sepakat Pemilu Digelar 14 Februari 2024

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya