Polisi Pastikan Pilot Susi Air Masih Hidup, Disandera KKB

Captain Philips sudah dibawa keluar dari Distrik Paro

Jakarta, IDN Times - Polres Kabupaten Nduga akhirnya memastikan pilot pesawat Susi Air, Philips Mark Mehrtens, masih dalam keadaan hidup usai pesawatnya dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Ia pun membenarkan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya. 

"Jadi, dari hasil investigasi dari berbagai sumber yang kami kumpulkan, bahwa benar KKB Egianus Kogoya yang melakukan penyerangan dan intimidasi serta pembakaran pesawat," ujar Kapolres Nduga, AKBP Rio Aleksander Penelewan kepada media di Timika, Papua, Selasa (14/2/2023). 

Rio menyebut Egianus yang memimpin aksi intimidasi terhadap 15 pekerja sipil di Puskesmas Paro. Mereka juga membakar pesawat milik Susi Air yang sedang diparkir di Lapangan Terbang Paro, Distrik Nduga. Sang pilot Philips ikut dibawa sebagai sandera. 

"Dua hari lalu, kami dapat informasi (pilot) masih dalam keadaan hidup dan selamat. Namun, pilot itu memang dibawa oleh mereka," kata dia. 

Pernyataan Rio itu berbeda dari yang disampaikan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono. Ia menyebut sang pilot melarikan diri dan tidak disandera. Pernyataan Yudo itu didasarkan lantaran tidak ada saksi mata di lokasi. 

Lalu, apakah sudah diketahui di mana keberadaan Capt Philips?

Baca Juga: Kapolda Papua: Pilot Susi Air Ditangkap Kelompok Egianus Kogoya

1. TPNPB-OPM klaim Captain Philips sudah dibawa keluar dari Distrik Paro

Polisi Pastikan Pilot Susi Air Masih Hidup, Disandera KKBJuru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) Sebby Sambom. (dok. TPNPB-OPM)

Menurut keterangan dari juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sembom, saat ini Captain Philips sudah tidak lagi berada di Distrik Paro. 

"Saat ini pilot sudah bersama dengan Egianus Kogoya. Mereka sudah keluar dari Paro beberapa hari lalu. Sekarang mereka sudah berada di Kampung Alguru," ujar Sebby, Selasa (14/2/2023). 

Ia mengatakan keberadaan sang pilot dalam kondisi sehat. Captain Philips, kata Sebby, dilaporkan sudah beraktivitas seperti masyarakat biasa.

Ia disebut sudah membaur dengan budaya warga setempat seperti membakar batu dan bermain di kali. Lalu, kata Sebby, Captain Philips juga telah diajari cara menembak di markas besar TPNPB-OPM. 

"Dia itu Captain Philips yang disandera oleh kami, bukan sebagai musuh. Dia (diperlakukan sebagai saudara atau teman). Mereka bersama-sama tinggal di markas, saling bantu untuk mencari kayu bakar sebagai bahan memasak," tutur Sebby. 

Baca Juga: Pria Asing Diduga Pilot Susi Air Gabung KKB, TNI: Foto Itu Hoaks!

2. TPNPB-OPM jadikan pilot Susi Air alat untuk berdialog dengan Jakarta

Polisi Pastikan Pilot Susi Air Masih Hidup, Disandera KKBilustrasi pesawat (Susi Air) (IDN Times/Rehia Sebayang)

Lebih lanjut, Sebby menjelaskan, pilot Susi Air itu bakal dijadikan alat untuk bernegosasi dengan pemerintah pusat di Jakarta. Ia juga menyebut pihaknya tidak segan-segan mengeksekusi pilot tersebut seandainya Jakarta tak memenuhi tuntutan mereka, yakni agar Papua lepas dari Indonesia.

"Pilot masih hidup dan dia akan disandera buat negoisasi dengan Jakarta. Jika Jakarta kepala batu, maka pilot akan dieksekusi. Nanti, kami dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB-OPM akan monitor," ungkap Sebby kepada IDN Times pada 7 Februari 2022. 

"Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan melepaskan pilot yang kami sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan melepaskan kami dari negara kolonial Indonesia," tutur dia. 

Sebby mengatakan, pihaknya bakal melayangkan surat ke Pemerintah Selandia Baru, negara asal pilot Susi Air. Mereka menuntut pertanggung jawaban dari Selandia Baru.

"New Zealand, Australia, Eropa, dan Amerika mengirim senjata kepada TNI-Polri. Mereka melatih TNI-Polri untuk membunuh orang asli Papua selama 60 tahun," katanya.

Baca Juga: Pilot Susi Air Belum Ditemukan, Diplomat Selandia Baru Datangi Timika

3. Sinyal GPS dari alat telekomunikasi milik pilot Susi Air sudah hilang sejak Selasa lalu

Polisi Pastikan Pilot Susi Air Masih Hidup, Disandera KKBIlustrasi Papua (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara, dikutip dari kantor berita ANTARA, hingga saat ini keberadaan Captain Philips belum diketahui. Komandan Satgas Damai Cartenz, Kombes (Pol) Faizal Ramadhani, mengatakan sinyal GPS dari alat telekomunikasi yang melekat ke pilot Susi Air itu sudah mati sejak Selasa, 7 Februari 2023. 

"Sampai saat ini belum diketahui keberadaannya karena GPS-nya sudah tidak menyala sejak Selasa (7/2/2023) sekitar pukul 10:00 WIT," ungkap Faizal pada Jumat (10/2/2023). 

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua itu menyebut, lokasi keberadaan pilot Susi Air dengan 15 pekerja pembangunan puskesmas berbeda. Semula, 15 pekerja itu akan diangkut kembali menuju Timika dari Distrik Paro dengan menumpang pesawat Susi Air tersebut. Namun, oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya pesawat tersebut malah dibakar.

Belasan pekerja itu berada di gunung lantaran bersembunyi dari KKB. Mereka berhasil kabur dengan bantuan warga setempat. 

Distrik Paro di Kabupaten Nduga, Papua diketahui memang menjadi markas KKB pimpinan Egianus Kogoya. Sebelum pesawat milik maskapai Susi Air dibakar, mereka sempat mengancam bakal membunuh 15 pekerja sipil tersebut.

Lantaran diancam, akhirnya belasan pekerja memilih kabur dan berlindung ke pegunungan. Mereka lalu diselamatkan warga setempat. Personel gabungan TNI-Polri pun berhasil berkomunikasi dengan belasan pekerja pembangunan puskesmas itu. 

Baca Juga: Panglima TNI Sempat Larang Susi Air Terbang di Paro Nduga Papua

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya