Rommy: Pertemuan Jokowi-Ketum Parpol Berpotensi Duetkan Ganjar-Prabowo

Gerindra sebelumnya tegaskan Prabowo tetap capres di 2024

Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy, mengatakan pertemuan Prersiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Merdeka pada Selasa malam (2/5/2023) tidak akan mengajak Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini lantaran NasDem sudah dianggap tidak lagi bersama pemerintah sejak mendeklarasikan dukungan pada Anies Baswedan sebagai capres.

Maka itu, total ketua umum parpol yang hadir berjumlah enam orang. Mereka semua adalah ketua umum partai pendukung pemerintahan Jokowi. Menurut Romahurmuziy, pertemuan yang rencananya digelar mulai pukul 19.00 WIB berpotensi mewujudkan Koalisi Besar yang sudah diwacanakan sebelumnya. 

"Di mana formasi capres-cawapres adalah Ganjar-Prabowo. Tentu dua figur itu bertolak dari kenyataan bahwa dua figur itu teratas dalam berbagai polling," ungkap pria yang akrab disapa Rommy itu melalui keterangan tertulis, hari ini. 

Apakah Prabowo bakal bersedia dijadikan pasangan cawapres bagi Ganjar?

1. Semua keputusan diserahkan ke Prabowo, apakah bersedia dijadikan cawapres Ganjar

Rommy: Pertemuan Jokowi-Ketum Parpol Berpotensi Duetkan Ganjar-PrabowoPresiden Jokowi tinjau panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah bareng Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (9/3/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Menurut Rommy, semua keputusan apakah Prabowo bersedia ditawarkan menjadi cawapres ada di tangan Menteri Pertahanan itu. Namun, menurutnya, membaca situasi pada Pemilu 2019, Prabowo bersedia menerima posisi Menhan dari Jokowi.

Rommy mengaku pernah berbicara secara langsung dengan Prabowo. Dalam persepsinya, Prabowo bukan sosok individu yang kaku. 

"Karena memang partai pemenang pemilu 2019 lebih tepat sebagai pengaju capres. Sementara, parpol pemenang selanjutnya sebagai pengaju cawapres," kata dia. 

Prabowo sempat digadang-gadang bakal dipasangkan dengan Ganjar. Namun, situasi itu berubah ketika elektabilitas Ganjar anjlok usai menyatakan penolakan kehadiran timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023. 

Partai Gerindra berkukuh Prabowo dicalonkan menjadi capres untuk Pilpres 2024 dalam Munas. 

"Sikap Pak Prabowo jelas, Beliau hanya akan maju sebagai calon presiden, bukan yang lain. Sikap itu juga terus disampaikan oleh seluruh kader Gerindra. Kemudian, terkait dengan pernyataan Pak Presiden, tidak satu pun pernyataan Presiden Jokowi yang menyatakan Pak Prabowo akan menjadi cawapres Pak Ganjar," ungkap Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, seperti dikutip dari akun Twitternya, pada 24 April 2023. 

Baca Juga: Gerindra Tolak jika Prabowo Jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024?

2. Gagalnya RI jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 malah untungkan elektabilitas Prabowo

Rommy: Pertemuan Jokowi-Ketum Parpol Berpotensi Duetkan Ganjar-PrabowoKetua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) saat Pilpres 2019. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Sementara, penolakan PDIP dan dua kepala daerah dari partai tersebut terhadap kehadiran timnas Israel di Piala Dunia U-20, malah menguntungkan elektabilitas Prabowo. Hal itu terbukti dari hasil rilis survei Indikator Politik Indonesia (IPI) pada 19 April 2023, elektabilitas Prabowo ada di angka 22,2 persen. Sedangkan, elektabilitas Ganjar anjlok dari semula 27,7 persen menjadi 19,8 persen. 

"Prabowo sedikit unggul di posisi pertama, yakni sebesar 22,2 persen," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. 

Ia kemudian membandingkan hasil survei IPI periode 8-13 April 2023 terkait elektabilitas capres itu dengan hasil survei pada Maret 2023. Berdasarkan pembandingan yang dilakukan, ditemukan elektabilitas Prabowo mengalami peningkatan, yakni dari 21,9 persen pada Maret 2023 menjadi 22,2 persen pada April.

Sementara itu, elektabilitas Ganjar justru menurun, yakni dari 27,7 persen pada Maret 2023 menjadi 19,8 persen pada April.

"Sementara Mas Anies, dia stagnan (dari 15,3 persen pada bulan Maret 2023 menjadi 15,9 persen pada bulan April)," kata Burhanuddin.

Burhanuddin menyebut terdapat efek dari pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA terhadap penurunan elektabilitas Ganjar.

3. Bila Koalisi Besar minus NasDem gagal terwujud, pertemuan malam ini dianggap untuk distribusi kekuasaan

Rommy: Pertemuan Jokowi-Ketum Parpol Berpotensi Duetkan Ganjar-PrabowoPresiden Jokowi tinjau panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah bareng Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (9/3/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, menurut Rommy, seandainya Koalisi Besar minus NasDem gagal terbentuk pada malam ini, maka bisa jadi tujuan utama kumpul-kumpul para elite parpol untuk memfinalisasi distribusi kekuasaan dari enam parpol pendukung pemerintah. Sejauh ini, kata dia, baru PPP dan PDIP yang telah menentukan sikap final terkait sosok capres yang didukung untuk Pemilu 2024. 

"Sementara, empat parpol lainnya yakni PG (Golkar), GER (Gerindra), PKB, dan PAN belum menentukan sikap finalnya. Pendistribusian ini penting untuk memastikan kesinambungan pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah saat ini," kata dia. 

Apalagi, kata dia, masih terdapat sejumlah proyek infrastruktur yang terancam belum rampung saat Jokowi lengser pada 2024. Mulai dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), jalan tol, bendungan, hingga bandara. 

"Ini sejalan dengan harapan Pak Jokowi bahwa Presiden 2024 diharapkan tetap mengusung mega proyek infrastruktur itu dan dimotori oleh anggota parpol pendukung pemerintah saat ini," tutur Rommy.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang. 

Baca Juga: Gerindra Bantul Tak Rela Prabowo Jadi Cawapres Ganjar

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya