Terima Suap, Mantan Kalapas Sukamiskin Minta Maaf ke Publik

"Saya mengaku salah dalam mengelola lapas"

Jakarta, IDN Times - Mantan Kepala Lapas Sukamiskin, Bandung, Wahid Husein meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas perbuatannya telah meminta uang suap kepada para napi kasus korupsi. Wahid meminta secara spesifik kepada para napi kasus korupsi agar dibelikan mobil baru.

Permintaan itu dipenuhi oleh narapidana kasus korupsi Badan Keamanan Laut (Bakamla), Fahmi Darmawansyah. 

Suami aktris Inneke Koesherawati itu memberikan mobil Mitsubishi Triton Athlete warna hitam. Walaupun sebenarnya semula Wahid meminta untuk dibelikan mobil berwarna putih. Maka, mobil itu diantarkan langsung ke kediaman Wahid di area Bojongsoang, Bandung. 

Ketika dilakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 20 Juli lalu, mobil itu ikut disita oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat itu, mobil belum menggunakan pelat nomor sehingga memang masih baru. 

"Ya, saya dalam perkara ini memohon maaf kepada pimpinan dan masyarakat atas kesalahan saya," ujar Wahid yang ditemui di gedung KPK usai diperiksa oleh penyidik pada Selasa (7/8). 

Lalu, apa ancaman hukuman yang menanti Wahid usai tertangkap basah menerima suap dari Fahmi? 

1. Wahid mengaku keliru dalam mengelola Lapas Sukamiskin

Terima Suap, Mantan Kalapas Sukamiskin Minta Maaf ke PublikKalapas Sukamiskin ditangkap KPK (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Dalam catatan Kementerian Hukum dan HAM, Wahid adalah kepala lapas ke-5 yang ditempatkan di Sukamiskin, Bandung. Empat kalapas lainnya juga dicopot oleh Menkum HAM, Yasonna Laoly, karena memiliki masalah serupa.

Kalapas sebelum Wahid, Dedi Handoko, dicopot oleh Yasonna pada Maret lalu usai muncul pemberitaan bahwa napi kasus korupsi Fuad Amin ternyata singgah di sebuah rumah di area Juanda ketika mengajukan izin berobat.

Selain menerima mobil Mitsubishi Triton Athlete, Wahid juga mendapat mobil lainnya yakni Mitsubishi Pajero Sport Dakar. Kalau yang ini, mobilnya sudah diberikan pelat nomor.

"Saya terima (ada dalam situasi ini) dan saya mengaku salah dalam mengelola lapas ini," ujar Wahid kepada media.

Ia mengakui kesalahannya dan mengikuti proses hukum.

Baca Juga: Ini Fakta Baru soal Sel Palsu di Lapas Sukamiskin

2. KPK mendorong agar Wahid mengakui perbuatannya sejak awal

Terima Suap, Mantan Kalapas Sukamiskin Minta Maaf ke PublikANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Sementara, juru bicara KPK, Febri Diansyah mendorong agar setiap tersangka, termasuk Wahid mengakui kesalahannya sejak awal. Hal itu lebih baik ketimbang membantah tetapi bukti-bukti malah menunjukkan sebaliknya.

"Memang sebaiknya, tersangka itu berkata jujur sejak awal bahkan membuka peran pihak lain. Sebab, sikap kooperatif tersebut tentu akan dapat diperhitungkan sebagai alasan yang meringankan," kata Febri yang ditemui sore ini di gedung KPK pada Selasa (7/8).

Di sisi lain, sikap kooperatif diharapkan oleh KPK datang dari para saksi yang dimintai keterangannya. Salah satu saksi yang banyak disorot oleh publik adalah dugaan keterlibatan Inneke dalam perbuatan suap yang dilakukan oleh suaminya, Fahmi Darmawansyah.

Menurut Ketua KPK, Agus Rahardjo, diduga Inneke lah yang membelikan mobil di Jakarta lalu dikirim ke Bandung.

"Kami masih dalami, tapi yang jelas antara lain pemesanan mobil itu, dia ikut cawe-cawe," kata Agus pada 24 Juli lalu.

3. Napi koruptor kesal terhadap pemberitaan fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin

Terima Suap, Mantan Kalapas Sukamiskin Minta Maaf ke PublikANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Luasnya pemberitaan mengenai jual beli fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin, membuat para napi koruptor geram. Mereka membantah fasilitas yang terdapat di dalam sel mereka, masuk ke dalam kategori benda mewah. Walaupun di dalam sel, petugas lapas akhirnya menyita beberapa benda yang tak sesuai dengan aturan seperti laptop, televisi, pendingin ruangan, ponsel hingga uang ratusan juta rupiah.

Bantahan datang dari napi kasus korupsi penyalahgunaan Dana Operasional Menteri (DOM), Jero Wacik.

"Tidak ada yang mewah di dalam kamar saya. Biasa-biasa saja. Kami itu sudah tersiksa dengan hidup segitu," kata Jero ketika menerima kunjungan dari anggota Komisi 3 DPR pada 28 Juli lalu.

Keluhan paling nyaring datang dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar yang harus menghabiskan masa penahanan seumur hidup di Lapas Sukamiskin. Ia menegaskan sel yang ada di dalam Lapas Sukamiskin sudah tidak layak untuk dihuni oleh manusia. Oleh sebab itu, mereka perbaiki.

"Kami tidak butuh penghargaan, tetapi di kamar yang seperti ini, kalau kami benahi dengan ukuran-ukuran yang menurut ukuran kemanusiaan, lalu kenapa gak boleh?" tanya Akil di forum yang sama.

Ia pun meminta agar KPK tidak lagi mengusik-usik urusan napi kasus korupsi yang sudah dijebloskan ke dalam lapas.

"Untuk urusan di sini, loe (KPK) gak usah ikut campur lah. KPK itu hanya berwenang hingga persidangan. Di sini, itu sudah menjadi urusan institusi lain," tutur dia.

Apa pendapat kalian, guys?

Baca Juga: Fahri Hamzah: Rutan di KPK Lebih Mewah dari Sukamiskin

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya