TGIPF Hari Ini Panggil Petinggi PSSI Terkait Tragedi Kanjuruhan

TGIPF akan telusuri beberapa hal

Jakarta, IDN Times - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) hari ini, Selasa (11/10/2022), memanggil petinggi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), untuk memintai keterangan terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Anggota TGIPF, Rhenald Kasali, mengatakan PSSI bertanggung jawab atas tragedi berdarah yang menewaskan 131 orang dan ratusan lainnya luka-luka. Khususnya terkait pengawasan seluruh klub sepakbola yang berlaga di Tanah Air. 

"Kami akan panggil semua (pihak terkait), termasuk PT LIB (Liga Indonesia Baru), PSSI akan datang besok. Dan sejumlah pihak terkait lainnya untuk kami mintai klarifikasi," ujar Rhenald di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (10/10/2022). 

Baca Juga: Polri: 8 Pintu Darurat Stadion Kanjuruhan Seharusnya Dibuka 

1. Menelusuri alasan Polres Malang memberikan izin laga pada malam hari

TGIPF Hari Ini Panggil Petinggi PSSI Terkait Tragedi Kanjuruhan(IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, TIPF Kanjuruhan juga ingin menelusuri alasan Polres Malang tetap memberikan izin laga Arema FC melawan Persebaya pada malam hari. Padahal, AKBP Ferli Hidayat sudah mengirimkan surat ke panitia pelaksana Arema FC, supaya pertandingan dimajukan dan digelar Sabtu sore, 1 Oktober 2022.

"Kenapa pertandingan tetap digelar pada malam hari? Kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kuasa untuk tetap mengatur agar (pertandingan) menjadi malam hari," kata Rhenald. 

Namun, Rhenald belum bersedia menyebut siapa pihak yang dimaksud memiliki kekuasaan lebih tinggi dari Kapolres Malang. "Tapi, saudara-saudara sekalian sudah bisa mencium siapa pihak yang kami maksud," ujarnya. 

2. Mengungkap jenis gas air mata yang digunakan personel Polri

TGIPF Hari Ini Panggil Petinggi PSSI Terkait Tragedi KanjuruhanAparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Poin lain yang sedang ditelusuri lebih lanjut oleh TGIPF Kanjuruhan yakni jenis gas air mata yang digunakan personel Polri di stadion milik Arema FC itu. Rhenald tak menampik gas air mata itu berdampak kepada indera penglihatan para korban. 

"Memang ada korban yang hari itu saat pulang tak merasakan apa-apa, tetapi esoknya (mata) terlihat hitam setelah matanya (menjadi merah). Menurut dokter perlu waktu 1 bulan untuk kembali normal. Itu pun kalau bisa normal," ujar dia. 

Rhenald mengatakan gas air mata yang digunakan sudah dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. TGIPF sejak awal sudah curiga gas air mata yang digunakan Polri pada 1 Oktober 2022 sudah kedaluwarsa. 

Sebelumnya, Polri juga akhirnya mengakui ada beberapa gas air mata yang sudah kedaluwarsa sejak 2021. "Ya ada beberapa yang diketemukan ya. Yang 2021, ada beberapa ya," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen (Pol) Dedi Prasetyo, di Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022). 

Namun, Dedi mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan berapa jumlah gas air mata yang kedaluwarsa tersebut. Dia menyebut hal itu masih didalami tim Laboratorium Forensik Polri.

Sementara, anggota TGIPF lainnya, Akmal Marhali, mengatakan salah satu fokus kinerja mereka bukan untuk mengganti pengurus PSSI yang saat ini dipimpin Mochammad Iriawan. Menurut Akmal, PSSI punya mekanisme sendiri untuk melakukan reformasi di tubuh internal organisasi mereka. 

"Kami tidak dalam porsi untuk mereformasi pengurus PSSI. Mereka punya mekanisme masing-masing. Kami fokus kepada masalah (penyebab tragedi Kanjuruhan)," ungkap Akmal menjawab pertanyaan IDN Times di kantor Kemenko Polhukam pada Kamis lalu.

"Jadi, kami tidak boleh intervensi soal PSSI untuk organisasi. Tapi mengenai regulasi apalagi yang terkait hal-hal yang bersifat, kami punya hak untuk itu. Misalnya, meminta PSSI untuk menegakan aturan, meminta PSSI memverifikasi stadion-stadion layak pakai, meminta PSSI untuk menyiapkan regulasi suporter, dan sebagainya," tutur dia. 

Akmal menegaskan, kewenangan TGIPF tidak sampai di tahap penggulingan pucuk pimpinan PSSI.

Baca Juga: Polri Bantah Kematian 131 Orang di Kanjuruhan karena Gas Air Mata

3. Mahfud sebut PSSI kerap berdalih hanya tunduk aturan FIFA, bukan peraturan pemerintah

TGIPF Hari Ini Panggil Petinggi PSSI Terkait Tragedi KanjuruhanMenko Polhukam, Mahfud MD (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan PSSI sudah melakukan banyak kesalahan sejak dulu. Ia pun sadar PSSI terikat aturan ke federasi sepak bola dunia (FIFA). Dampaknya, tiap kali pemerintah ingin menjatuhkan tindakan ke PSSI malah dilarang FIFA. 

"Oleh sebab itu, saya katakan tim investigasi independen ini akan menemukan fakta, terkait tindakan-tindakan (ke PSSI) ya diatur oleh FIFA. Karena kadang kala kita menentukan apapun tidak boleh. Pemain tidak boleh diperiksa. Sementara, FIFA itu aturannya lebih tinggi kedudukannya dibandingkan peraturan pemerintah kita," kata Mahfud ketika berbicara pada program Mata Najwa dan dikutip dari YouTube pada 6 Oktober 2022.

Mahfud menjelaskan bila pemerintah ingin menggunakan aturan hukum sendiri dan menghukum PSSI, Indonesia harus ke luar dari keanggotaan FIFA. Namun, pemerintah tak bisa sekonyong-konyong melakukan hal tersebut, karena masyarakat Indonesia rata-rata penggila sepak bola. 

"Kan gak bisa karena kita marah, lalu kita keluar dari FIFA sekian tahun dan tidak ikut sejumlah pertandingan. Nanti rakyat juga ikut marah. Oleh sebab itu, saya akan pimpin untuk mengungkap fakta dengan detail supaya masyarakat juga tahu," katanya. 

Lebih lanjut, Ketua TGIPF Kanjuruhan itu menyadari bahwa PSSI tak lebih dari sekadar pasar. Karena banyak transaksi untuk duduk di sana. 

"Kita tahulah ya, PSSI itu seperti pasar jual beli. Sejak dulu itu, kalau mau ditindak, mereka selalu bilang 'lha kami gak tunduk kepada peraturan pemerintah, kami ini berada di bawah FIFA'," ujar Mahfud. 

Ia pun bertekad akan membuka semua hasil investigasi kepada publik, dan konsekuensi sesuai aturan yang berlaku di FIFA.

Mahfud juga mengatakan kerusuhan di stadion sudah sering terjadi di Tanah Air. PSSI kemudian merespons dengan melakukan investigasi. Sayangnya, kata dia, tidak ada tindak lanjut dari investigasi yang telah dilakukan PSSI. Federasi itu juga melakukan investigasi untuk mengurai penyebab terjadinya tragedi mematikan Kanjuruhan yang menewaskan 131 jiwa. 

"PSSI bentuk tim investigasi tapi tidak ada tindak lanjutnya. Kabarnya gak ada. Sekarang, Presiden meminta dilakukan investigasi independen saja. Nanti apa yang akan kita lakukan bakal kita tentukan, bagaimana konstruksi yang seharusnya," tutur dia. 

https://www.youtube.com/embed/Xzj2s81tTss

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya