Top! GMF AeroAsia dapat Sertifikasi dari Lockheed Martin AS

Semua pesawat Hercules C-130 di RI bisa diperbaiki di PT GMF

Jakarta, IDN Times - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF Aero Asia kini dipercaya melakukan perawatan bagi pesawat militer. Hal itu lantaran PT GMFI berhasil mengantongi sertifikasi dari perusahaan kedirgantaan Amerika Serikat, Lockheed Martin atas kapasitas perawatan pesawat Hercules C-130H. Dengan demikian maka PT GMFI dapat melakukan pekerjaan bongkar mesin (overhaul), perbaikan (refurbishment) dan modifikasi. 

Keberhasilan PT GMFI dapat merawat pesawat militer tidak terlepas dari perang Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Ia kini gencar melakukan kerja sama pertahanan dengan sejumlah negara. Sertifikasi dari Lockheed Martin diperoleh dari kesepakatan imbal dagang (offset project agreement/OPA) antara Kemhan dengan Lockheed Martin. 

Analis militer Beni Sukadis pun menyambut baik PT GMFI berhasil meraih sertifikasi dari Lockheed Martin. Maka, kini ia menyarankan agar ada prioritas lain yang bisa dijadikan imbal balik. 

"Jadi, ke depan perlu dipikirkan prioritas imbal balik seperti apa yang dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia di masa depan," kata Beni dalam keterangan tertulis dan dikutip dari kantor berita ANTARA pada Senin, (21/3/2022). 

Ia pun mengusulkan ke depan agar pemerintah lebih banyak menggencarkan adanya produksi bersama atau lisensi produk suku cadang untuk alutsista yang masuk ke dalam skadron Indonesia. Misalnya kata Beni seperti jet tempur F-16 dan Rafale yang bakal dibeli dari Prancis. 

Lalu, ada berapa jumlah pesawat Hercules C-130 yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara?

Baca Juga: Jaksa Agung Tetapkan 2 Tersangka Kasus Korupsi Garuda Indonesia 

1. Indonesia memiliki sekitar 30 pesawat Hercules C-130

Top! GMF AeroAsia dapat Sertifikasi dari Lockheed Martin ASPrajurit TNI dan anggota Basarnas mengeluarkan logistik untuk korban gempa bumi Mamuju dan Majene dari pesawat Hercules A 1321 TNI AU saat tiba di Bandara Tampa Padang, Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Dikutip dari berbagai sumber, saat ini TNI AU memiliki sekitar 30 pesawat Hercules C-130. Bahkan, pada pertengahan Februari 2021 lalu, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan pihaknya sudah memesan 15 pesawat Hercules seri terbaru C-130 J. 

"Dengan adanya pesawat (Hercules) C-130 J, saya percaya TNI AU akan mampu meningkatkan kemampuan terutama dalam operasi angkutan udara secara signifikan," ungkap Fadjar seperti dikutip dari akun media sosial TNI AU pada 12 September 2021 lalu. 

Ia menyampaikan hal tersebut dalam kunjungannya ke pabrikan pesawat Lockheed Martin, produsen Hercules C-130 J di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat, September 2021 lalu. Fadjar menjelaskan pesawat Hercules menjadi tulang punggung bagi TNI AU.

Sebab, dalam setiap operasi militer, pihaknya akan melibatkan pesawat tersebut. Hal itu termasuk dalam distribusi bantuan kemanusiaan hingga penanggulangan bencana. 

Baca Juga: Sentil Prabowo, PSI: Tidak Tepat Beli Jet Tempur Rafale Saat ini

2. TNI AU masih mengoperasikan pesawat Hercules produksi tahun 1960

Top! GMF AeroAsia dapat Sertifikasi dari Lockheed Martin ASpotret pesawat C-130J Super Hercules milik AU AS yang sedang mengudara di atas Surugay Bay, Jepang ( US Air Force/Yasuo Osakabe)

Mengutip situs resminya, TNI AU menggunakan pesawat Hercules untuk berbagai misi perang militer dan kemanusiaan. TNI AU masih mengandalkan pesawat Hercules C-130 buatan tahun 1960 sebagai pesawat angkut berat. Pesawat itu turut dikerahkan untuk membantu mendistribusikan bantuan dan vaksin COVID-19 ke daerah terpencil. 

"Indonesia tercatat sebagai pengguna pertama pesawat C-130 Hercules di luar negara Amerika Serikat. Pesawat C-130 Hercules yang digunakan oleh TNI AU selama ini adalah C-130B dan C-130H/S yang dioperasionalkan di Skadron Udara 31, 32 dan Skadron Udara 33," demikian pernyataan TNI AU melalui situs resmi mereka dan dikutip pada 12 September 2021 lalu. 

Sementara sekitar 30 unit pesawat Hercules C-130 dioperasikan oleh tiga skadron udara, yakni Skadron Udara 31 Landasan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Skadron Udara 32 Landasan Udara Abdul Rachman Saleh di Malang, Jawa Timur, dan Skadron Udara 33 di Landasan Udara Sultan Hassanudin di Makassar, Sulawesi Selatan.

3. Pesawat Super Hercules C-130 J bisa mengangkut 128 penumpang

Top! GMF AeroAsia dapat Sertifikasi dari Lockheed Martin ASKepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo ketika berbincang dengan Vice President dan General Manager Lockheed Martin, Rod Mclean di Maryland, Amerika Serikat. (www.instagram.com/@militer.udara)

Mengutip situs resmi Lockheed Martin, pesawat super Hercules C-130 J mampu mengangkut 128 penumpang. Pesawat itu menggunakan mesin Rolls-Royce AE 2100D3 dengan enam baling-baling komposit GE-Dowty Aerospace R391. Dengan mesin ini, Hercules C-130J bisa terbang dengan kecepatan maksimal 675 km/jam.

Pesawat Hercules C-130 J mampu mengangkut hingga 19.050 kilogram muatan dengan jarak jangkau 5.250 kilometer. Sesuai dengan slogan bagi pesawat Hercules C-130 J "One Aircraft, Many Capabilities", maka pesawat ini bisa dimanfaatkan bagi berbagai kepentingan operasi.

Bahkan, pesawat Hercules juga dapat difungsikan untuk mengangkut berbagai jenis alat transportasi lainnya. Berikut keistimewaan pesawat Hercules C-130 J:

  • Dapat diubah sebagai pesawat untuk keperluan medis.
  • Membawa barang dalam jumlah besar atau cargo delivery.
  • Digunakan untuk Aerial Spray atau menyemprotkan cairan (pestisida hingga cairan kimia untuk membersihkan tumpahan minyak di laut).
  • Membantu memadamkan kebakaran dengan menjatuhkan cairan pemadam api.
  • Membantu mengirimkan alat dan kebutuhan medis, misalnya vaksin COVID-19.
  • Digunakan sebagai pesawat pengangkut personel dan bisa dirancang dengan kompartemen atau ruang VIP.

Baca Juga: Temui Putra Mahkota UEA, Prabowo Serahkan Surat Jokowi dan Pistol Emas

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya