Wacana Pasangan Sandi-AHY, Plt Ketua Umum PPP: Suaranya Tak Cukup

Nasib Sandi dan AHY tak jelas untuk posisi cawapres

Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono, mengakui adanya wacana untuk memasangkan Sandiaga Uno dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Wacana itu muncul bersamaan dengan ketidakjelasan nasib masing-masing yang menyodorkan diri sebagai bakal cawapres.

Sandiaga didorong PPP untuk mendampingi capres dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo. Sedangkan, AHY sudah lama ingin mendampingi Anies Baswedan. 

Mardiono mengakui ada pertemuan secara informal antara anggota Fraksi PPP dengan Fraksi Partai Demokrat. Bisa jadi dalam pertemuan itu ada bisik-bisik politik, dan tercetuslah ide untuk memasangkan Sandi dengan AHY. 

"Ketentuan-ketentuan soal capres dan cawapres mungkin ada pemikiran-pemikiran yang tercetus. Ya, kan di dunia politik ini tidak hanya didominasi oleh satu orang. Ya, mungkin Bung Awiek yang ada di fraksi ketemu dengan fraksi dari Demokrat. Lalu, ketemu lagi dengan fraksi lain yang ada di komisi. Lalu, ada bisik-bisik politik dan lahir lahirlah pemikiran-pemikiran itu," ungkap Mardiono di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/8/2023). 

Mardiono menyebut peluang untuk memasangkan Sandi dengan AHY tetap terbuka. Namun, Mardiono harus bersikap realistis dan melihat perolehan suara kedua partai, yang belum cukup untuk mengusung capres dan cawapres. 

"Kami tidak tertutup (peluang memasangkan Sandi-AHY). Tapi kan gak cukup kursinya juga, jadi kalau hanya, misalnya gandeng Demokrat," tutur dia. 

Mardiono enggan berandai-andai untuk mengajak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung wacana Sandi-AHY. 

1. Belum ada pembahasan untuk memasangkan Ganjar-Anies

Wacana Pasangan Sandi-AHY, Plt Ketua Umum PPP: Suaranya Tak Cukuppotret Susi Pudjiastuti, Anies, Ganjar Pranowo, dan Zulkifli Hasan (instagram.com/silalahirosi)

Lebih lanjut, Mardiono mengatakan, hingga saat ini belum ada pembahasan terkait wacana menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan. Namun, menurut dia, keinginan menduetkan itu sah-sah saja, apalagi saat ini sedang berada di tahun politik. Meski begitu, menurut dia, pemikiran itu harus disampaikan lewat saluran yang konstitusional.

"Jadi, sah-sah saja bahkan PPP mendorong agar pikiran-pikiran yang seperti itu lahir dari semua elemen bangsa. Karena bangsa ini akan menghadapi tantangan yang besar. Masa depan rakyat ditentukan oleh pilihan pemimpin yang tepat," ujarnya. 

Di sisi lain, kata Mardiono, meski berseliweran berbagai wacana pasangan capres-cawapres, PPP tetap fokus mendukung Ganjar dan mengusulkan Sandi sebagai pendampingnya.

"Tapi, sekali lagi, PPP tidak dalam konteks memutuskan, tetapi lebih ke menawarkan, memperjuangkan. Yang kami tawarkan itu juga atas kriteria-kriteria, bukan karena nama besar atau personality-nya," tuturnya. 

Baca Juga: PPP Tak Ngotot Usulkan Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar ke PDIP

2. Demokrat mempertanyakan sikap Sandiaga, mau bentuk koalisi baru atau ajak untuk ikut dukung Ganjar

Wacana Pasangan Sandi-AHY, Plt Ketua Umum PPP: Suaranya Tak CukupKepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. (IDN Times/Muhammad Ilman Na'fian)

Sementara, ketika dikonfirmasi, juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, justru mempertanyakan balik niat Sandiaga dan PPP. Apakah mereka ingin mengajak Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung Ganjar, atau membentuk koalisi baru. 

"Mas Sandi mau gaet Demokrat dan PKS ini, sebenarnya mau mengajak dukung Ganjar-Anies atau bentuk koalisi baru?" ujar Herzaky, ketika dihubungi, Kamis (24/8/2023). 

Partai Demokrat, kata Herzaky, masih fokus mengusung poros perubahan. Dia mengaku belum memikirkan ajakan Sandi jika yang dimaksud untuk membentuk poros baru jika Ganjar dipasangkan dengan Anies.

Menurut Herzaky, Partai Demokrat belum fokus pada sosok. Pihaknya masih fokus pada gagasan perubahan sesuai aspirasi dan keinginan masyarakat.

"Setelah itu, barulah kami mencari sosok yang kami anggap pas sebagai simbol perubahan, punya visi, misi, semangat perubahan, sejalan dengan kami," katanya. 

3. Anies sebut sulit dipasangkan dengan Ganjar karena berada di luar koalisi

Wacana Pasangan Sandi-AHY, Plt Ketua Umum PPP: Suaranya Tak CukupCalon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan (tengah) (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sementara, Anies sendiri menilai sulit bila ia dipasangkan dengan Ganjar. Dia menegaskan, posisi capres dan cawapres harus diatur lewat koalisi partai politik. Meski begitu, dia tak menampik KPP masih bisa menerima partai lain untuk bergabung.

Anies juga menegaskan KPP yang beranggotakan Partai NasDem, Demokrat, dan PKS, saat ini masih solid. Begitu juga pendukungnya. 

"Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu solid. Kami di dalam koalisi yang terdiri dari tiga partai ini solid dan jalan terus. Salah satu tugas dari koalisi ini kan menerima siapa saja yang berminat untuk menjadi bagian dari koalisi," ujar Anies di Bekasi, Rabu malam (23/8/2023). 

Anies menambahkan percakapan menyangkut penentuan sosok capres dan cawapres bukan antara pribadi satu orang saja.

"Semua kami bahas bersama-sama. Jadi, bila ada aspirasi untuk bergabung dengan KPP, tentu akan dibahas bersama-sama. Tentu jika kita berbicara tentang wakil, pasangan ya itu adalah bagian dari koalisi," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Oleh sebab itu, Anies menilai, sulit mencari pendampingnya bila sosok tersebut berada dari luar koalisi.

"Kalau tidak menjadi bagian dari koalisi rasanya sulit ada percakapan itu," katanya. 

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

https://www.youtube.com/embed/_-OnLj0kmf4

Baca Juga: Plt Ketum PPP Usulkan Sandi Uno Jadi Kepala Badan Pemenangan Pemilu

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya