Sekolah Rakyat Bakal Pakai Sistem Multientry-Multiexit, Apa Itu?

- Pemerintah akan membuka 53 titik Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025-2026
- Sekolah Rakyat menggunakan sistem multi-entry, multi-exit, siswa bisa masuk kapan saja dan tidak harus memulai dari kelas yang sama
- Kurikulum disesuaikan dengan kemampuan siswa sebelumnya, proses rekrutmen guru akan diatur Kemendikdasmen
Jakarta, IDN Times - Pemerintah memastikan 53 titik Sekolah Rakyat akan dibuka pada tahun ajaran 2025-2026. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengatakan Sekolah Rakyat nantinya menggunakan sistem multientry dan multiexit.
"Untuk kurikulum seperti pernah kami sampaikan sebelumnya, menggunakan sistem multi-entry, multi-exit. Artinya murid tidak harus masuk pada tahun ajaran yang sama, mereka bisa masuk kapan saja sesuai dengan kesiapan mereka," ujar Mu'ti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (30/4/2025).
"Dan kemudian mereka tidak harus memulai dari kelas yang sama. Mungkin ada yang mulai dari kelas 1 ada yang mulai dari kelas 2 atau kelas 3," sambungnya.
1. Desain kurikulum Rumah Rakyat fleksibel

Karena itu, kata Mu'ti, Kemendikdasmen sedang mendesai kurikulum yang fleksibel untuk Sekolah Rakyat. Kurikulum akan disesuaikan dengan kemampuan dan latar belakang siswa sebelumnya.
"Tapi karena semuanya itu di asrama, maka mungkin saja ada murid-murid yang bisa selesai penguasaan materinya lebih cepat daripada murid yang lainnya," kata dia.
Mu'ti menjelaskan, secara pembelajaran, prosesnya sama dengan sekolah pada umumnya.
"Kurikulumnya seperti sekolah formal, hanya saja mereka tiidak harus masuk bersama. Jadi capaian pembelajarannya kan ada, capaian pembelajarannya ada," ucap dia.
2. Pengadaan guru dari Kemendikdasmen

Dalam kesempatan itu, proses rekrutmen guru untuk sekolah rakyat akan diatur Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Mereka adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Rekrutmennya tiga, yang pertama untuk guru, yang kedua kepala sekolah, yang ketiga untuk tenaga kependidikan," ujar Mu'ti.
3. Prabowo disebut ingin ada 200 titik Sekolah Rakyat

Sementara, Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengatakan Presiden Prabowo Subianto ingin ada 200 titik Sekolah Rakyat.
"Yang berikutnya yang juga kami lakukan adalah persiapan sesuai arahan Presiden untuk membangun Sekolah Rakyat di tahun ini pula di 200 titik," kata Gus Ipul.