Seskab Teddy: Tujuan Sekolah Rakyat Bangun Mutu Pendidikan Anak-Anak

Intinya sih...
Presiden RI Prabowo Subianto memulai Sekolah Rakyat untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak Indonesia.
Sekolah Rakyat di Sentra Handayani akan dimulai pada 14 Juli 2025 dengan matrikulasi, orientasi siswa, dan guru.
Prabowo menginstruksikan penambahan 100 lokasi baru untuk Sekolah Rakyat yang akan dibuka pada Agustus hingga September 2025.
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya menegaskan, Sekolah Rakyat digagas Presiden RI Prabowo Subianto sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak Indonesia.
Dia menegaskan, Sekolah Rakyat ini bertujuan untuk membuat anak-anak Indonesia lebih sehat, terlindungi dan sejahtera.
"Percayalah bahwa Sekolah Rakyat ini dibuat, dirancang oleh Bapak Presiden melalui Kementerian Sosial, dalam hal ini Pak Gus Ipul, menterinya. Sekolah Rakyat ini bertujuan untuk membangun anak-anak agar lebih sehat,” kata Teddy usai meninjau Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Minggu (29/6/2025).
1. Pemerintah memiliki tujuan yang mulia
Letkol Teddy pun kemudian meninjau kesiapan operaskonal Sekolah Rakyat di Sentra Handayani milik Kementerian Sosial (Kemensos) di Jakarta Timur.
Pada kesempatan itu, ia menyapa seluruh orang tua calon siswa yang dihadirkan Kementerian Sosial. Adapun, para orang tua ini termasuk pada keluarga yang tergolong dalam kategori miskin dan miskin ekstrem yang masuk dalam desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Teddy juga berdialog dengan para orang tua calon siswa. Ia juga menerima penjelasan latar belakang para penerima manfaat yang akan ditampung di Sekolah Rakyat. Sekolah Rakyat di Sentra Handayani itu nantinya akan menampung 75 siswa untuk jenjang SMP.
Seskab Teddy melihat semua fasilitas yang akan digunakan oleh siswa yang akan ditampung di Sekolah Rakyat. Ia juga sempat menjajal tempat tidur calon siswa guna memastikan apakah fisilitas yang digunakan layak untuk ditempati.
"Setelah ini mungkin kita langsung saja pak cek bagaimana, jadi kita tahu dan kita pastikan tempatnya bagus, kemudian layak digunakan, layak ditempati, aman, terlindungi," kata dia.
2. Sekolah Rakyat akan dimulai 14 Juli
Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan, Sekolah Rakyat secara resmi dimulai pada 14 Juli 2025, yang akan dimulai dengan matrikulasi, orientasi siswa dan guru. Ia berharap, Presiden Prabowo Subianto dapat meresmikan secara langsung program Sekolah Rakyat yang sejak awal telah digagasnya untuk kesejahteraan anak-anak Indonesia.
"Insyaallah tanggal 14 (Juli 2025), sesuai arahan presiden, kita mulai dulu matrikulasi, masa orientasi siswa dan guru. Nanti sedang disusun ini rencananya, tanggal 14, mulai dimulai," kata Sekjen PBNU.
Gus Ipul menambahkan, Presiden RI Prabowo Subianto telah menekankan agar tidak ada anak-anak yang ditolak dalam program ini. Karena itu, ia mengatakan, Kementerian Sosial melakukan assessment secara akurat sebelum menyeleksi calon-calon siswa yang layak untuk menerima pendidikan di Sekolah Rakyat.
"Jadi pada dasarnya tidak ada yang ditolak. Selama aktivitasinya memenuhi, maka bisa sekolah di sekolah rakyat. Itu luar biasanya Presidennya. Istimewa ya Presidennya," kata dia.
2. Prabowo instruksikan tambah 100 Sekolah Rakyat
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penambahan 100 lokasi baru untuk Sekolah Rakyat yang akan mulai dibuka pada Agustus hingga September 2025. Sebelumnya, Prabowo hanya memerintahkan 100 lokasi Sekolah Rakyat.
Lokasi tambahan tersebut akan memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) baik milik Kemenaker maupun Pemda di berbagai provinsi, kabupaten, dan kota sebagai bagian dari tahap rintisan kedua program prioritas ini.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico mengatakan, program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif langsung dari presiden. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional Forum Nasional Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia Tahun 2025.
“Program Sekolah Rakyat ini program gagasan Presiden, bukan program Kementerian Sosial, tapi kemudian perlu didukung dan disupport oleh Bapak-Ibu sekalian,” ujar Robben.
Untuk tingkat SMP, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 499 ribu anak. Sekitar 3,4 juta anak usia SMA terdata tidak bisa atau belum pernah sekolah.