Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Rusun Tanah Tinggi, Rabu (14/5/2025)/ IDN Times Dini Suciatiningrum
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Rusun Tanah Tinggi, Rabu (14/5/2025)/ IDN Times Dini Suciatiningrum

Intinya sih...

  • Lakukan deteksi dini dan pengobatan hingga tuntas

  • Empat langkah penting hentikan penularan TBC

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, setiap lima menit, dua orang di Indonesia meninggal akibat penyakit tuberkulosis (TBC). 

“Setiap lima menit ada dua orang wafat. Selama kita berbicara dalam acara ini, mungkin sudah lebih dari 20 orang meninggal karena TBC,”  kata Budi saat melakukan kunjungan dan berdialog bersama warga serta pemangku kepentingan di Desa Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/5/2025), dikutip dari siaran pers.  

Desa Klapanunggal adalah salah satu desa percontohan dalam program pemberantasan TBC berbasis komunitas.

1. Lakukan deteksi dini dan pengobatan hingga tuntas

ilustrasi pasien TBC (vecteezy.com/thanasakwongsuk950595)

TBC merupakan penyakit menular yang dapat disembuhkan, tetapi masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Budi pun menegaskan pentingnya upaya deteksi dini dan pengobatan yang tuntas merupakan langkah krusial dalam mengendalikan penyebaran penyakit. 

“Masalahnya, selesainya (konsumsi obat) itu enam bulan. Minumnya setiap hari, pilnya banyak, lebih dari empat. Tapi kita sabar, tidak apa-apa daripada tidak sembuh,” ujar Budi. 

2. Empat langkah penting hentikan penularan TBC

Pemeriksaan TBC terhadap penghuni Rutan Klungkung.(Dok. IDN Times/isitmewa)

Budi menekankan empat langkah utama yang perlu dilakukan masyarakat untuk menghentikan penularan TBC, yaitu, menemukan pasien penderita TBC, memastikan pasien segera menjalani pengobatan, menyelesaikan terapi secara tuntas, dan memberikan pengobatan pencegahan kepada kontak erat. 

Ia juga memberikan apresiasi bagi Pemerintah Desa Klapanunggal karena aktif dalam kegiatan skrining serta pendampingan pasien TBC hingga sembuh. 

“Saya sangat menghargai upaya Desa Klapanunggal. Tidak semua desa melakukan ini secara konsisten. Mereka aktif mencari penderita, memastikan pengobatan dijalankan hingga tuntas, sehingga bisa mencegah penularan dan kematian,” kata dia. 

Budi mengatakan, program Desa Siaga TBC ini sebagai bagian dari program unggulan atau quick win Presiden Prabowo Subianto. 

“Ini adalah salah satu program prioritas Bapak Prabowo. Beliau pun terkejut saat mengetahui tingginya angka kematian akibat TBC,” kata dia. 


3. Ajak masyarakat terapkan prinsip TOSS

Kegiatan Penemuan Kasus Aktif (Active Case Finding/ACF) untuk skrining kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)

Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto, yang turut hadir, menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam pencegahan TBC. 

Pemerintah menyediakan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi TBC. Ia mengajak masyarakat untuk menerapkan prinsip Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS), serta saling menjaga mengawasi satu sama lain. 

“TOSS itu kewajiban kita semua. Kalau ada anak, istri, saudara, tetangga yang gejalanya mirip, segera laporkan agar bisa diobati sampai sembuh,” ucap dia.


4. Jangan meremehkan penyakit TBC

ilustrasi penyakit TBC (pexels.com/Monstera)

Aries mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya pada hoaks tentang vaksin dan pengobatan TBC. Ia mengatakan, ketakutan serta stigma sosial sering menghalangi pasien untuk melapor atau berobat. 

Sementara, Menteri Kesehatan menutup pernyataanya dengan mengajak masyarakat agar tidak meremehkan penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan. 

“Begitu TBC terdeteksi dan diberikan obat, penularannya akan berhenti. Obatnya tersedia dan jika dijalani sampai selesai, pasien bisa sembuh total dan kembali berkontribusi di masyarakat,” ucap Budi. 


Editorial Team