Cerita di Balik Petisi Bulaksumur yang Kritisi Jokowi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Ketua BEM Universitan Gadjah Mada (UGM) Gibran Muhammad menceritakan tentang inisiasi akademisi UGM yang mengajukan petisi Bulaksumur. Gibran memaparkan petisi itu ditujukan kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo sebagai alumni UGM untuk kembali kepada demokrasi yang adil.
“Ada puluhan dosen, ada ratusan sivitas akademika yang berkumpul di ruang Balai Senat UGM, hanya untuk mengingatkan sang alumni,” ucap Gibran dalam siaran langsung Laporan Publik 2 Jaga Suara di YouTube Keep Talking, pada Kamis (23/2/2024), pukul 13.00 - 16.00 WIB.
Baca Juga: UGM Jelaskan Awal Munculnya Petisi Bulaksumur yang Kritisi Jokowi
1. Respons masyarakat sangat kejam terhadap petisi Bulaksumur
Gibran menyatakan bahwa para pengajar di UGM mendapatkan berbagai makian dari netizen terkait petisi Bulaksumur.
“Saya sakit hati ketika dosen-dosen saya disebut dosen bayaran karena membuat petisi tersebut,” cetusnya.
Baca Juga: Respons Jokowi Dapat Petisi Bulaksumur Kembali ke Jalur Demokrasi
2. Petisi Bulaksumur jadi awal kebangkitan mahasiswa Indonesia
Editor’s picks
Kemudian, Gibran menjelaskan bahwa ada berbagai petisi lain dari universitas-universitas di Indonesia yang bermunculan setelah Petisi Bulaksumur disebarluaskan.
Sebagai contoh, Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Indonesia (UI).
Namun, ia menuturkan bahwa petisi-petisi tersebut seperti diabaikan oleh negara. Menurutnya, Indonesia belum mampu menerima kekritisan dari para intelektual di negeri ini.
“Masih saja rezim dengan segala aparatur negaranya, dengan segala power yang dimiliki, dablek [keras kepala] dan ngeyel,” kata Gibran.
3. Gerakan mahasiswa akan terus berjalan
Mantan Ketua BEM UGM itu menyatakan mahasiswa tidak akan berhenti melawan. Ia menyebutkan bahwa jalur perlawanan intelektual perlu ditambahkan untuk memperjuangkan demokrasi.
“Bahkan hari ini, teman-teman mahasiswa dan teman-teman aktivis kemasyarakatan, aktivis sosial, masyarakat sipil yang ada di Jogja sedang melakukan konsolidasi, tepat tadi siang jam satu, setelah jumatan. Untuk menyiapkan, untuk menyambut genderang perlawanan,” tegasnya.
Baca Juga: Petisi Bulaksumur: UGM Dorong Presiden Jokowi ke Jalur Demokrasi