Berburu Hati Unta dan Madu Yaman di Pasar Al Balad Kota Tua Jeddah

Toko Munawarah di Pasar Al Balad terima uang rupiah 

Jeddah, IDN Times - Panas matahari masih terasa ketika rombongan kami tiba di Pasar Al Balad Kota Tua Jeddah, Arab Saudi. Meski jarum jam sudah menunjukkan pukul 16.57 waktu Arab Saudi, namun matahari masih menyorot dengan tajam jalan-jalan di Pasar Al Balad, sehingga keramaian tak terlalu tampak di pasar ini.

Hanya terlihat beberapa orang yang memasuki sebuah toko kecil persis di depan Corniche Commercial Center, sebuah pusat perbelanjaan di Pasar Al Balad. Toko itu bernama Munawarah. Toko ini tidak terlalu luas, bentuknya seperti lingkaran dan berdiri terpisah dengan toko-tomo lainnya. Meski kecil, namun di dalamnya padat dengan berbagai macam dagangan.

Salah satu yang menarik perhatian adalah tulisan hati unta. Di toko ini ternyata menjual hati unta, selain pernak-pernik khas Arab.

Baca Juga: Begini Cara Kirim Barang dari Kantor Pos Saudi ke Indonesia 

1. Satu plastik kecil hati unta seharga 10 riyal, 2 plastik 15 riyal

Berburu Hati Unta dan Madu Yaman di Pasar Al Balad Kota Tua JeddahToko Munawarah di Pasar AL Balad, Jeddah menjual hati unta (IDN Times/Sunariyah)

Pedagangnya bernama Alam, seorang pemuda 28 tahun asal Bangladesh. Ia sangat fasih berbahasa Indonesia. Saat kami memasuki tokonya, ia langsung mempersilakan dan menawarkan barang dagangannya dengan bahasa Indonesia.

"Orang Indonesia banyak belanja di sini. Khasnya mencari hati unta, gantungan kunci, gelang kokah, tasbeh kokah, keramik, peci, dan macam-macam,” kata Alam, Jumat (16/6/2023).

Alam membuka sebuah kotak kecil bertuliskan hati unta. Di dalam kotak kecil itu terdapat plastik kecil berisi irisan hati unta kering.

"Satu 10 riyal, 2 (plastik) 15 riyal," ujarnya menyebut harga hati unta tersebut.

2. Hati unta untuk mengobati berbagai macam penyakit

Berburu Hati Unta dan Madu Yaman di Pasar Al Balad Kota Tua JeddahMural di Pasar Al Balad, Jeddah (IDN Times/Sunariyah)

Hati unta menjadi salah satu andalan dagangan Alam. Barang ini, kata dia, banyak dicari oleh pembeli dari Indonesia, Malaysia, Brunai, Singapura dan dari negara lainnya. Karena sering berinteraksi dengan pembeli dari negara-negara berbahasa Melayu, Alam pun mahir berbahasa Melayu.

Saat Alan mengeluarkan satu plastik dan memperlihatkan hati unta kering tersebut, bau amis khas daging kering langsung menyeruak.

Alan mengungkapkan, hati unta kering banyak dicari karena bisa menjadi obat untuk berbagai macam penyakit. Di antaranya sakit asma, darah tinggi, rematik, sesak napas, hingga penyakit jantung.

Untuk pemakaian, "cukup direndam air panas terus diminum. Disangrai juga bisa rasanya tidak pahit, enak," ujarnya.

Baca Juga: Zamzam, Air Suci Warisan Nabi Pelepas Dahaga di Masjid Nabawi

3. Madu Yaman dan hajar jahanam juga ada

Berburu Hati Unta dan Madu Yaman di Pasar Al Balad Kota Tua JeddahSuasana Pasar Al-Balad, Jeddah (IDN Times/Sunariyah)

Selain menjual hati unta, Alam juga menjual hajar jahanam dan madu Yaman yang disebut sebagai obat kuat untuk pria. Namun barang-barang tersebut tidak ditulis atau dipromosikan, hanya jika pembeli menanyakan baru ia mengeluarkannya. Hajar jahanam dijual seharga 30 riyal dan madu Yaman satu strip 35 riyal.

Selain barang-barang unik tersebut, toko Alam juga menjual berbagai macam peci khas haji. Semuanya terlihat buatan Bangladesh. Ada juga pashmina buatan Kashmir, dan aneka parfum.

Baca Juga: Jabal Uhud, Gunung Batu Saksi Perjuangan Rasul Lawan Musuh di Madinah

4. Menerima uang rupiah hingga pecahan 5 ribu

Berburu Hati Unta dan Madu Yaman di Pasar Al Balad Kota Tua JeddahToko Munawarah di Pasar AL Balad, Jeddah (IDN Times/Sunariyah)

Jangan khawatir tak bisa belanja di Toko Munawarah karena tak punya riyal. Alam juga menerima uang rupiah. Untuk 2 peci haji, Alam menjualnya seharga Rp60.000. Bahkan uang rupiah pecahan 5.000 dan 10.000 diterima oleh Alam.

Di musim haji tahun ini, toko Alam ramai dikunjungi para jemaah haji dari berbagai negara. Hari semakin sore, matahari sudah redup, pasar Al Balad pun semakin ramai. Jalan-jalan yang tadinya sepi, kini sudah ramai oleh pedagang kaki lima dan pengunjung yang hilir mudik. Saat azan berkumandang, seorang pedagang langsung menarik karpet dari dua bangku panjang di depan sebuah toko makanan. Karpet pun digelar dan orang-orang mulai berdatangan untuk salat magrib satu titik pelataran di tepi jalan Corniche.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya