Mengantar Jemaah Haji Tersesat dengan Modal Kartu Merah Putih 

Dalam kartu ada barcode berisi identitas jemaah haji

Madinah, IDN Times - Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, yang dikelilingi hotel-hotel dengan bentuk bangunan yang hampir senada, membuat jemaah haji Indonesia, terutama yang lanjut usia (lansia), sering kesulitan untuk kembali ke hotel mereka usai beribadah di Masjid Nabi tersebut. Hampir setiap hari, terutama usai jam-jam salat fardu, petugas menemukan jemaah yang tersesat, tak bisa kembali ke hotel mereka.

Bahkan ada jemaah lansia yang berjalan jauh hingga ke pinggiran kota Madinah karena tersesat. Seperti pada Minggu (4/6/2023) malam, seorang jemaah lansia asal Maluku ditemukan berjalan seorang diri jauh dari Masjid Nabawi dan hotel tempatnya menginap. Karena kelelahan, kakek tersebut tidak banyak merespons saat ditanyakan petugas nama hotelnya.

Baca Juga: 2 Jemaah Menunaikan Ibadah Haji Meski Tak Bisa Melihat 

1. Dalam kartu ada barcode berisi identitas jemaah haji

Mengantar Jemaah Haji Tersesat dengan Modal Kartu Merah Putih Jemaah haji Indonesia di depan Masjid Nabawi Madinah (IDN Times/Sunariyah)

Jemaah tersesat tidak hanya terjadi di Madinah, di Kota Makkah pun hal ini terjadi.
Guna mengatasi masalah jemaah tersesat, Kementerian Agama (Kemenag) pada tahun ini memulai penggunaan tanda pengenal berbasis teknologi, yang disebut kartu merah putih.

Kartu tersebut dikalungkan para jemaah dan menjadi tanda pengenal mereka. Di kartu tersebut berisi barcode, yang bisa di-scan oleh aplikasi Haji Pintar petugas.

2. Kartu merah putih memudahkan petugas tangani jemaah haji tersesat

Mengantar Jemaah Haji Tersesat dengan Modal Kartu Merah Putih Jemaah haji lansia diantar petugas ke hotel tempatnya menginap (IDN Times/Sunariyah)

Barcode itu berisi nama lengkap jemaah, asal jemaah, alamat hotel, sektor tinggal hingga nomor kontak ketua rombongan dan kloter. Bermodalkan kartu merah putih ini, memudahkan petugas haji mengantar jemaah yang tersesat kembali ke hotel mereka.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, sudah waktunya jemaah haji diberi penanda-penanda berbasis TI (teknologi informasi).

"Termasuk tanda bagi lansia," kata Muhadjir saat meninjau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah di Madinah, Sabtu (3/6/2023).

Namun, kartu merah putih ini juga perlu disempurnakan. Karena dari beberapa pengalaman mengantar jemaah haji yang tersesat, dalam barcode itu belum tercantum secara spesifik nama hotel tempat jemaah menginap, hanya bertuliskan Hotel Madinah.

Baca Juga: Tips Mencegah Kehilangan Sandal dan Kaki Melepuh di Tanah Suci 

3. Dua jemaah haji tunanetra

Mengantar Jemaah Haji Tersesat dengan Modal Kartu Merah Putih Jemaah haji asal Aceh tak bisa melihat (IDN Times/Sunariyah)

Jumlah jemaah haji Indonesia pada 2023 ini melebihi kuota normal, setelah Pemerintah Arab Saudi menambahkan kuota 8.000 jemaah dari angka sebelumnya 221 ribu jemaah.

Hingga Minggu (4/6/2023) pukul 20.22 waktu Arab Saud, jemaah haji yang sudah berada di Makkah dan Madinah sebanyak 73.302 orang, dari 193 kelompok terbang (kloter).

Dari ribuan jemaah haji tersebut, 2 orang diketahui tunanetra atau buta. Keduanya bernama Ahmat Suyuti Marni dari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Darmiah Muhammad Amin dari Aceh Utara.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya