Pohon Sukarno, Satu-Satunya Pohon yang Tumbuh Rindang di Padang Arafah

Pohon Sukarno di Arafah dirawat khusus oleh Pemerintah Saudi

Jeddah, IDN Times - Di tengah teriknya panas matahari Padang Arafah, Makkah, daun pohon Sukarno melambai-lambai tertiup angin. Beberapa jemaah haji yang mengenakan kain ihram pun melipir, berteduh di bawahnya. Di Maktab 20, terlihat beberapa jemaah haji Indonesia duduk di kursi-kursi plastik putih di bawah pohon Sukarno. Satu jemaah tampak menengadahkan tangan, bermunazat kepada Sang Khalik di hari Arafah, 9 Zulhijah 1444 H lalu.

Di Padang Arafah yang tandus, gersang dan berdebu, pohon Sukarno menjadi satu-satunya tanaman yang hidup di wilayah itu. Sepanjang mata memandang dari titik start Arafah sampai menuju pegunungan batu yang membatasi kawasan Arafah, hanya ada pohon Sukarno yang tumbuh berderet di pinggir jalan yang memisahkan tenda-tenda jemaah haji.

Batang pohonnya kecil, dengan cabang di sana sini. Kulit kayunya kering mengelupas terpapar teriknya matahari Padang Arafah. Kendati demikian, daun-daunnya yang kecil berwarna hijau tua mampu meneduhkan panasnya sinar matahari, yang saat itu 42 derajat Celcius.

Seorang jemaah haji asal Batam yang tengah duduk bersama istrinya, memegang pohon Sukarno yang ada di sampingnya.

"Ini pohon Sukarno," katanya kepada IDN Times. "Hanya pohon ini yang tumbuh di Arafah," ujarnya lagi sambil menelisik kulit kayu pohon Sukarno itu.

Karena masih hari wukuf dan berihram, kami pun saling mengingatkan dan tidak berani lebih jauh mengulik-ngulik kulit kayu Sukarno yang sebagian di antaranya terkelupas karena kekeringan. Apalagi di sela-sela kulit kayu tersebut terlihat ada serangga yang berjalan. 

Berdasarkan aturan dalam berhaji, ada sejumlah larangan yang tidak boleh dilakukan jemaah ketika dalam keadaan berihram. Di antaranya mencabut rumput atau tanaman dan membunuh atau mengganggu binatang. 

Baca Juga: Mengunjungi Gua Hira, Tempat Diturunkannya Wahyu Pertama ke Rasulullah

1. Alasan pohon Sukarno dibawa ke Arafah

Pohon Sukarno, Satu-Satunya Pohon yang Tumbuh Rindang di Padang ArafahPohon Sukarno di Padang Arafah (IDN Times/Sunariyah)

Pohon Sukarno atau pohon mindi memiliki nama latin Melia Azedarach. Dalam bahasa Inggris disebut Bead tree atau Chinaberry tree. Sukarno sengaja memilih pohon ini karena tahan terhadap cuaca ekstrem dan tandus, serta k(okoh. Pohon ini juga bisa tumbuh di daerah sub tropis ataupun tropis.

Dikutip dari plants.ces.ncsu.edu (North Carolina State University), pohon Sukarno berasal dari Asia. Umumnya tumbuh di pinggir jalan, di hutan terbuka, semak belukar, dan di daerah yang masih alami. Pohon ini memiliki mahkota bundar dengan cabang kasar dan kaku yang dapat mentolerir semua jenis tanah.

2. Pohon Sukarno di Arafah dirawat khusus oleh Pemerintah Saudi

Pohon Sukarno, Satu-Satunya Pohon yang Tumbuh Rindang di Padang ArafahPohon Sukarno di Padang Arafah (IDN Times/Sunariyah)

Pada 1700-an, pohon ini dibawa oleh seorang ahli botani Prancis ke Amerika Serikat, sehingga pohon ini juga tumbuh subur di hampir semua negara bagian Amerika Serikat, kecuali wilayah Barat. Bertahun-tahun pohon Chinaberry telah digunakan sebagai tanaman hias, pohon peneduh, dan juga sebagai kayu bakar.

Pohon ini juga bisa beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, hampir bebas dari penyakit dan serangga, dan tumbuh subur di wilayah terbuka. Tak heran, walaupun Padang Arafah dan juga daerah-daerah lainnya di Arab Saudi sangat panas dan gersang, namun pohon Sukarno bisa tumbuh subur dan rindang.

Dikutip dari kemenag.go.id, agar pohon ini tumbuh subur di Arafah, Pemerintah Arab Saudi secara khusus membuat saluran air yang ditanam di dalam tanah untuk menyirami setiap batang pohon Sukarno.

3. Fungsi dan khasiat pohon Sukarno

Pohon Sukarno, Satu-Satunya Pohon yang Tumbuh Rindang di Padang ArafahPohon Sukarno di Kota Thaif. (IDN Times/Sunariyah)

Pohon Sukarno tak hanya berfungsi menjadi peneduh dan menghijaukan pemandangan, tapi juga memiliki banyak khasiat. Dikutif dari Uptpth.dishut.jatimprov.go.id, ekstrak daun mindi mengandung insektisida (azadirachtin) yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan hama pada pakaian dan belalang.

Sementara kulit mindi dapat dipakai sebagai penghasil obat untuk mengeluarkan cacing usus. Kulit daun dan akar mindi telah digunakan sebagai obat reumatik, demam, bengkak dan radang.

Selain itu, suatu glycopeptide yang disebut meliacin diisolasi dari daun dan akar mindi yang berperan dalam menghambat perkembangan beberapa DNA dan RNA dari beberapa virus misalnya virus polio.

Meski banyak tumbuh di Saudi, namun kata Suparman, warga negara Indonesia yang sudah menetap di Arab Saudi sejak 2006, tak banyak orang Arab apalagi pemuda-pemudanya yang mengetahui  pohon itu dinamai pohon Sukarno. Hanya orang-orang Arab lama atau yang sudah tua yang tahu pohon itu dinamai pohon Sukarno.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya