[WANSUS] Bupati Kendal, Mau Jadi Anggota DPR Gagal Malah Jadi Bupati 

Dico Ganinduto dilantik 2021, jadi bupati termuda di Jateng

Jakarta, IDN Times - Menjadi kepala daerah dalam usia muda bukanlah pekerjaan gampang. Setidaknya ini yang dirasakan Bupati Kendal Dico Ganinduto. Dico dilantik menjadi Bupati Kendal pada Februari 2021 lalu, ketika usianya masih 30 tahun.

Saat ini, Dico tercatat sebagai kepala daerah termuda di Jawa Tengah. Dico yang merupakan kader Golkar, mengaku sebelumnya tak pernah terpikir untuk menjadi kepala daerah. Justru ketika awal merintis karier di dunia politik, ia ingin memulainya dari bangku parlemen.

Karena itu, pada Pemilu 2019 lalu, Dico maju sebagai calon anggota legislatif dari Daerah Pemilihan (dapil) Jawa Tengah 1 yang meliputi wilayah Semarang Kota, Kabupaten Semarang, Kendal, dan Salatiga.

Meski yakin akan lolos karena telah berjuang penuh selama setahun untuk memenangkan suara di dapilnya, nyatanya takdir berkata lain. Dico yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, harus menerima kenyataan pahit, gagal lolos ke Senayan. Kekegalan ini, ujar Dico, menjadi titik terendah dalam hidupnya.

Saat bertandang ke kantor IDN Times di IDN Media HQ, Jakarta pada Senin (16/1/2023) lalu, Dico bercerita banyak bagaimana perjalanannya yang gagal menjadi anggota DPR tapi malah jadi bupati. Dia juga mengungkapkan hubungannya dengan kepala daerah muda lainnya di Jawa tengah yakni Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Seperti apa perjalanan dan pengalaman Dico menjadi bupati dalam usia muda? Berikut wawancara khusus IDN Times bersama Dico.

Baca Juga: Ditanya Maju Pilgub Jateng Bersama Gibran, Ini Respons Bupati Kendal

Selama 2 tahun menjadi Bupati Kendal, apa hal yang paling sulit?

[WANSUS] Bupati Kendal, Mau Jadi Anggota DPR Gagal Malah Jadi Bupati Bupati Kendal, Dico Mahtado Ganinduto saat mengunjungi kantor IDN Media HQ pada Senin (16/1/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Yang pasti ternyata menjadi bupati atau politisi gak segampang yang saya pikir ketika dulu saya belum punya jabatan. Karena passion saya dari muda kan pengen menjadi politisi, memang saya sudah passion, memang keinginan saya itu mau menjadi politician. Tapi ketika saya masuk dalam pemerintah, itu memang banyak hal-hal baru yang saya pelajari, yang sebelumnya tidak terpikir oleh saya, bagaimana kita harus menjaga agar semuanya itu berjalan denngan lancar dan kondusif, dan juga kita memiliki janji-janji politik, kita memiliki program-program prioroitas, kita punya visi misi, yang ternyata begitu masuk pemerintahan, wah gimana nih ngejalani visi misinya, gimana ngejalanin program prioritasnya, ini kira2 bisa jalan atau gak sih, dan ini memang menurut saya hal yang sulit, susah, tapi karena saya passionnya di bidang politik jadi saya merasa tertantang dengan situasi yang ada.

Ya pastinya kalau bicara apa sih hal yang tersulit ketika menjadi bupati, ya itu yang pertama menjaga seluruh proses dinamika politik. Kedua, bagaimana memaksimalkan dan mengubah birokrasi ke arah yang lebih baik. Ketika kita datang menjadi kepala daerah muda, semuanya sangat sangat berbeda sekali, nah disitu memang menurut saya sisi yang sulit dan memang harus bisa ketemu di tengah-tengah, benar-benar harus bisa saling mengerti, saling memahami sehingga bisa berjalan bareng. Harus ada keseimbangan, dan bisa merangkul seluruh pihak sehingga sesuai yang kita inginkan.

Sejak kapan berpikir untuk terjun ke dunia politik?

Saya sebenarnya ingin menjadi politikus itu sejak usia 15 tahun, sejak SMP. Memang saya ingin karier saya ke depan harus jadi politisi, sehingga pada saat itu saya bersyukur punya opportunity sekolah ke Amerika. Saya menyelesaikan SMA dan juga melanjutkan kuliah S1 di Amerika. Nah, jadi di sana saya fokus bagaimana mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya dan dapat networking sebanyak-banyaknya.

Memang saya dulu targetnya selesai kuliah harus kembali ke Indonesia, saya gak mau kerja di sana tapi saya mau membangun usaha. Jadi target saya punya usaha dulu, setelah usaha saya stabil, saya punya pondasi yang cukup kuat, baru saya masuk politik.

Baca Juga: Bupati Kendal Kader Potensial Golkar untuk Diusung di Pilgub Jateng

Kapan masuk partai dan mengikuti pemilu?

Pada tahun 2018 saya pertama kali memutuskan untuk masuk parpol, dan maju sebagai calon legislatif pada 2019 kemarin dan kalah. Itu pertama kali saya masuk ke dalam dunia politik.

Ketika itu saat saya kalah jadi anggota DPR, itu lowest point saya selama hidup. Saya merasa paling jatuh itu ketika saya kalah menjadi calon anggota DPR. Karena saat itu secara di atas kertas saya yakin banget menang, kerja saya udah sangat keras sekali dan saya merasa diterima pada waktu itu oleh masyarakat untuk menjadi anggota DPR.

Tapi ternyata Allah berkehendak lain, saya kalah, sampai saya berpikir untuk meninggalkan dunia politik. 

Bagaimana ceritanya dari semula gagal jadi anggota DPR tapi malah jadi bupati?

[WANSUS] Bupati Kendal, Mau Jadi Anggota DPR Gagal Malah Jadi Bupati Bupati Kendal, Dico Mahtado Ganinduto saat mengunjungi kantor IDN Media HQ pada Senin (16/1/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Ketika saya kalah DPR itu saya berangkat umrah disuruh keluarga. Nah, setelah pulang umrah itu saya tenang lagi, menjalankan bisnis lagi. Gak lama setelah pulang umrah itu saya tiba-tiba mimpi pakai baju bupati. Itu mungkin kejadian pertengahan 2019, saya kaget dan kemudian saya lihat di dapil saya ada pemilihan bupati. Saat pencalonan anggota DPR, setahun saya tinggal di dapil saya, kerja keras (untuk menang).

Pada 2020 akhir, November kalau gak salah, Saya lihat ada 3 daerah yang melaksanakan pilkada: Semarang Kota, Kabupaten Semarang, Kendal. Nah disitulah saya mulai cari-cari informasi, dan saya akhirnya berpikir karena passion saya di politik, ya saya akan coba eksekutif, maju sebagai calon bupati, dan ternyata alhamdulillah takdirnya sebagai bupati.

Setelah jadi bupati saya berpikir “kenapa ya Allah menakdirkan saya jadi bupati? Oh karena mungkin di usia saya yang sangat muda saya lebih bisa memiliki banyak manfaat menjadi kepala daerah dibanding menjadi anggota DPR, karena anggota DPR kan mengawasi pemerintah, pemerintah kan mengambil kebijakan, program-program semua. Jadi saya merasa oh ya mungkin ini jalannya, emang saya diminta untuk mungkin berbuat yang lebih besar lagi dibanding jadi anggota DPR, kira-kira seperti itu.

Apakah karena keinginan sendiri untuk maju jadi bupati atau disuruh partai?

Sebenarnya pada saat itu saya diminta untuk maju sebagai Bupati Kendal. Awalnya saya diminta oleh Ketua Golkar Kabupaten Kendal pada saat itu. Pertama kali diminta saya ketawa. Karena saya gak pernah kepikiran jadi bupati, saya ketawa, saya candain (kemarin aja gak lolos jadi anggota DPR apalagi jadi bupati kan lebih susah), jadi saya ketawa aja.

Tapi ternyata pesan itu disampaikan kepada Ketua Umum Pak Airlangga dan kemudian ada pembahasan di tingkat elite sehingga keputusan itu keluar. Pada saat itu saya mencoba meyakinkan diri saya, karena prinsip saya jangan pernah kita bertarung kalau kita tidak yakin menang, jadi saya harus cek dulu nih kira-kira saya punya potensi gak, di terima masyarakat Kendal gak? Saya pelajari semua, sehingga 2 mingguan baru saya sampaikan ke Golkar (bersedia), dan alhamdulillah saya bisa menang, mengalahkan calon dari partai pemenang di dapil saya, dari PKB dan PDIP.

Selama menjadi Bupati Kendal program dan terobosan apa saja yang sudah dilakukan?

Janji-janji politik saya ada dua yaitu program dana dusun dan tunjangan kematian untuk warga yang kurang mampu sebesar Rp1 juta. Di 2021 kita siapkan (program ini), di 2022 sudah jalan semua sesuai yang sudah saya sampaikan. Dana dusun Rp100-Rp300 juta per dusun sudah terlaksana 100 persen tahun ini di 1.130-an dusun di Kendal.

Berikutnya saya fokus bagaimana Kendal menjadi pusat industri dan pariwisata, dan sekarang industri di Kendal juga sudah semakin berkembang karena kita memberikan kemudahan dan akses untuk investasi, sehingga hari ini industri di Kendal yang eksisting sudah semakin baik dan yang baru juga ada beberapa yang besar-besar.

Nanti di 2023 ini akan jauh lebih terlihat, kita berikan dukungan maksimal, kita fokus pariwisata untuk menjadi penunjang industri. Di 2023 ini semuanya akan berjalan.

Pogram prioritas ini, yang tadi saya bilang salah satunya itu revitalisasi Curug Sewu, curug tertinggi di Jateng, membuat RTH (Ruang Terbuka Hijau) plus di beberapa kecamatan. Terobosan kedua, kita membangun sebuah pembangunan fisik yang ikonik di 5 zona Kendal seperti GOR baru beserta seluruh landmark-nya sehingga menjadi tempat baru bagi masyarakat Kendal bertemu. Lalu kita revitalisasi masjid ikonik Kendal. Juga infrastruktur.

Saat ini banyak branding Kendal yang kita siapkan yang launching-nya di 2023, kita harus memastikan orang aware dulu, apa sih keunggulannya Kendal ini.

Ada rencana untuk ikut Pilgub Jateng 2024?

[WANSUS] Bupati Kendal, Mau Jadi Anggota DPR Gagal Malah Jadi Bupati Bupati Kendal, Dico Mahtado Ganinduto saat mengunjungi kantor IDN Media HQ pada Senin (16/1/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Ya kalau saya prinsipnya hari ini bekerja fokus terhadap Kabupaten Kendal, karena tugas saya ini kan masih sampai mungkin sampai 2025 ya setelah pilkada. Saya belum berpikir 2024 mau kemana, tapi nanti ya kita lihat lah sambil jalan, Kemungkinan-kemungkinan itu ada semua. Kemungkinan saya di Kendal lagi, kemunginan saya naik ke provinsi, kemungkinan saya nanti ke pusat atau kemana, itu semua kan dinamika politik, itu sangat-sangat mungkin terjadi.

Tapi saya fokusnya, karena saya sudah dari awal niat berkarier di politik untuk dapatkan prestasi, jadi saya mau memberikan prestasi terbaik saya dulu untuk Kendal, setelah itu ya kita lihat kondisi di 2024.

Kalau saya ada 3 hal lah. Pertama, apapun itu semua harus mendapatkan rekomendasi dari partai. Kedua tentunya penerimaan masyarakat terhadap kita, apakah saya diterima di Kendal atau di Jawa Tengah. Ketiga, garis tangan. Jadi ya 3 hal ini menurut saya, proses yang harus dilalui.

Bagaimana hubungan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka?

Ya mas Gibran kadang-kadang kalau curhat suka curhat sama saya juga. Pas acara-acara bareng aja, kita kan sama-sama di Jateng sering acara bareng, jadi ya kita kalau ada acara kita ketemu, kita gak pernah ngomongin itu (Pilgub Jateng). Tapi saya suka semangatin  lah, 'udah mas habis ini maju provinsi'.

Kalau tiba-tiba ada yang mendesak untuk maju di Pilgub Jateng?

Ya nanti kita lihat keputusan partai aja seperti apa. Kalau misalkan partainya menyetujui saya untuk maju ke provinsi, dapat dukungan, secara situasi juga oke, menurut saya kenapa gak, gitu.

Ada tugas khusus dari Golkar untuk meraih suara anak muda?

Tidak ada sih, saya memang ditugasin oleh Partai Golkar untuk memberikan yang terbaik aja untuk masyarakat Kendal. Misalkan diberi amanah untuk menjadi Bupati Kendal, ya harus bisa memberikan prestasi-prestasinya, memberikan manfaat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kendal, itu aja sih.

Banyak kepala daerah ditangkap KPK karena dugaan suap atau korupsi, bagaimana Anda melihatnya?

Sebenarnya kalau kita melakukan semua sesuai prosedur, karena gini di pemerintahan itu kadang-kadang sesuatu yang abu-abu, kita kadang-kadang sebagai kepala daerah bisa tidak tahu apa yang terjadi karena mengurus begitu banyak orang, mengurus begitu banyak kebijakan, jadi memang kita harus selalu mengingatkan diri sendiri dan jajaran kita untuk tetap fokus terhadap kinerja dan juga tidak melakukan yang tidak diperbolehkan. Melakukan semuanya sesuai aturan.

Makanya saya kalau disposisi apapun ke dinas-dinas selalu saya sampaikan semuanya harus sesuai aturan, dan memang saya monitoring juga sih.

Nah, secara pribadi sekarang karena mungkin saya bupati muda, saya juga membuka diri untuk dapat informasi, masukan, saran dari masyarakat dengan membuat “Dico Mendengar” melalui Whatsapp dan hari ini sudah terintegrasi ke dinas-dinas. Masyarakat bisa mengirim segala keluhan, saran, dan masukan (di nomor Whatsapp tersebut). Ada tim eksternal yang mengelola. Mungkin ratusan ribu WA sudah masuk ke "Dico Mendengar", kemudian dipilah-pilah masalahnya masuk ke dinas mana dan harus segera diselesaikan dengan cepat.

Saya ini kepala daerah termuda dan mungkin yang tersulit karena hanya (menjabat) 3,5 tahun (ada pilkada serentak 2024), bahkan begitu mulai langsung pandemik COVID-19. Tapi ini justru menjadi tantangan saya, saya sudah terlanjur janji yang harusnya saya selesaikan dalam 5 tahun, tapi harus saya lakukan dalam 3,5 tahun, ini jadi tantangan saya apapun harus selesai, insyaallah dalam 2014 selesai.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya