Strategi Bos Emtek dalam Hadapi Gempuran Digitalisasi

Media konvensional tak akan tergantikan

Jakarta, IDN Times - Menghadapi gempuran digitalisasi yang semakin pesat, Direktur Utama Emtek Sutanto Hartono mengaku punya kiat untuk bertahan. Hal ini disampaikannya dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022, yang berlangsung di Jakarta, Kamis 19 Mei 2022.

"Sejak pandemi ini adaptasi terhadap digitalisasi luar biasa cepatnya," kata Sutanto.

Hal ini ia sadari ketika melihat kebiasaan masyarakat yang lebih sering mengonsumsi media digital dibanding media konvensional, yang mana semakin banyak platform yang memberikan konten yang lebih menarik.

Baca Juga: CEO IDN Media: Fortune Indonesia Summit 2022 untuk RI Lebih Baik

1. Konten kreator tak akan bisa gantikan media konvensional

Strategi Bos Emtek dalam Hadapi Gempuran DigitalisasiDirektur Utama Emtek Sutanto Hartono di Fortune Indonesia Summit "The Future of Media" (IDN Times/Siti Nurhaliza)

Dengan banyaknya pilihan platform untuk mengakses konten termasuk di media sosial dan munculnya konten kreator, Sutanto yakin hal tersebut tidak akan menggantikan media konvensional.

"Sebagai contoh bioskop, ini kan orang susah harus datang ke mal beli tiketnya nonton dua jam, tapi kenyataannya kemarin pasca-pandemi orang balas dendam, dikabarkan bioskop penuh sesak saat liburan kemarin," kata Sutanto.

"Ini menunjukkan bahwa bioskop atau media konvensional masih populer, ada experience yang disajikan. Misal dengan menonton film di layar lebar, kualitas audio yang bagus," imbuhnya.

2. Kuncinya terdapat pada konten yang disajikan

Strategi Bos Emtek dalam Hadapi Gempuran DigitalisasiJudithya Pitana, Winston Utomo, Sutanto Hartono, dan Raffi Ahmad dalam Fortune Indonesia Summit 2022, The Future of Media. (IDN Time/Siti Nurhaliza)

Sutanto mengatakan, kuncinya ada di konten yang disajikan bukan hanya pada jenis platform yang digunakan.

"Bahwa apapun platformnya, yang paling penting adalah konten, dulu sebagai media konvensional seperti TV kita oligopoli, menguasai platform, konten apapun lari ke TV. Sekarang muncul alternatif platform, kita tidak serta-merta diam saja," katanya.

Untuk menarik minat audiens, Emtek sendiri mempunyai berbagai macam platform, seperti televisi ada SCTV dan Indosiar, dan Vidio.com di sisi digital.

Strategi yang baru saja Emtek hadirkan dengan adanya hak siar sepak Liga Inggris yang bisa diakses penikmat sepakbola dengan berlangganan Vidio.com.

"Kita sadar, platformnya pun kita siapkan multiple, contoh Liga Inggris kita siarkan 3 season ke depan, kalau lihat targetnya ini socio willing to pay. Dulu di TV, tapi ini sekarang bisa menarik ke subscribe (untuk platform digital)," ujar Sutanto.

"Yang paling penting, kita harus bisa menentukan konten apa di platform apa untuk bisa men-deliver ke audiens yang tepat," kata bos Emtek ini.

3. Mimpi Sutanto untuk media Indonesia

Strategi Bos Emtek dalam Hadapi Gempuran DigitalisasiJudithya Pitana, Winston Utomo, Sutanto Hartono, dan Raffi Ahmad dalam Fortune Indonesia Summit 2022, The Future of Media. (IDN Time/Syifa Putri Naomi)

Dengan banyaknya tantangan seperti perkembangan digital yang cukup pesat, Sutanto mempunyai mimpi membawa industri media lebih profesional agar menjadi andalan.

Menurutnya, media massa atau media digital kreatif sering kali dipandang kurang teratur atau disiplin. Namun, Sutanto yakin industri kreatif media Tanah Air memiliki harapan dengan berkaca kepada industri kreatif Holywood, yang lebih dahulu menjadi andalan karena ditopang industri kreatifnya.

"Saya yakin di Indonesia juga sudah ada perkembangan ke arah itu, dan saya yakin yang penting kita jadikan lebih kokoh lagi, lebih solid, lebih profesional lagi dan nantinya jadi andalan untuk Indonesia," tutur Sutanto.

Baca Juga: Raffi Ahmad hingga Gibran Masuk Daftar Fortune Indonesia 40 Under 40

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya