Tampung Aspirasi, Tim Amirulhaj Temui Jemaah Haji di Hotel Makkah

- Tim Amirulhaj menampung aspirasi dan masukan jemaah haji Indonesia di Makkah.
- Jenderal Dudung mengingatkan perubahan sistem manajemen haji Arab Saudi, pentingnya menjaga kesehatan, dan jumlah jemaah yang wafat.
- Menteri Arifah menyoroti perlakuan khusus kepada jemaah perempuan, prioritas ibadah wajib, dan Profesor Arif Satria ajak untuk transformasi jiwa dan moral.
Makkah, IDN Times - Tim Amirulhaj menemui jemaah haji asal Indonesia di Hotel Emaar Al Diyafa, Sektor 2, Syishah, Makkah, Arab Saudi, Minggu (1/5/2025). Di Sektor 2 terdiri 21 ribu jemaah darii berbagai embarkasi, kecuali dari Balikpapan, dan terdapat 71 kloter, 23 hotel.
Tim Amirulhaj yang datang antara lain Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Chori Fauzi; Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sekaligus Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria; Pengurus PP Muhamadiyah, Syamsul Anwar, Sekretaris Amirulhaj sekaligus Wasekjen Partai Gerindra, Jojon Novandri.
Kedatangan mereka untuk 'berbelanja masalah' atau menerima masukan dari jemaah, agar penyelenggaraan haji tahun ini dan tahun-tahun mendatang berjalan baik. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memastikan kesiapan jemaah menjelang puncak haji, dan memberi semangat dalam menjalankan ibadah di tengah tantangan cuaca ekstrem.
1. Memahami sistem baru pemerintah Arab Saudi

Dalam sambutannya, Jenderal Dudung menekankan pentingnya memahami perubahan sistem manajemen haji yang diterapkan pemerintah Arab Saudi tahun ini, yakni sistem syarikah. Ia menyebut kuota dan sistem layanan berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dudung juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan, terlebih suhu panas di Makkah yang mencapai 42 derajat Celsius. Ia menyarankan agar aktivitas luar ruang, seperti ziarah, tidak dilakukan pada pukul 10.00-16.00 waktu setempat.
“Banyak minum air putih, cukup istirahat, dan jaga fisik. Hingga hari ini sudah 108 jemaah wafat. Kita doakan mereka husnul khatimah dan semoga kita semua tetap sehat untuk menunaikan haji hingga selesai,” kata dia.
2. Perlunya perlakuan khusus pada jemaah perempuan

Pada kesempatan sama, Menteri PPPA Arifah menyoroti pentingnya haji yang ramah terhadap perempuan. Perlunya perlakuan khusus kepada jemaah perempuan.
“Perempuan punya kebutuhan berbeda, mulai dari jumlah toilet hingga konsultasi kesehatan reproduksi. Ini penting diperhatikan demi kelancaran dan kenyamanan ibadah,” ujar Menteri yang juga menjabat Ketua Umum Muslimat NU tersebut.
Arifah juga mengimbau jemaah agar memprioritaskan ibadah wajib daripada memaksakan diri menjalankan ibadah sunah secara berlebihan.
“Kalau kelelahan karena terlalu banyak aktivitas sunnah, nanti malah tak kuat saat puncak haji. Sayang sekali kalau hajinya jadi tidak sempurna,” tuturnya.
3. Momentum mengubah perilaku menjadi lebih baik

Sementara, Profesor Arif Satria, dalam nasihat spiritualnya mengajak jemaah untuk menjadikan ibadah haji sebagai momentum perubahan perilaku dan spiritualitas.
“Perjalanan haji adalah panggilan iman. Tidak semua orang diberi kesempatan, maka tunjukkan rasa syukur itu dalam sikap dan kebiasaan sehari-hari,” katanya.
Arif juga mengingatkan yang terpenting dari ibadah haji bukan hanya saat di tanah suci, tapi bagaimana nilai-nilainya tetap hidup setelah jemaah kembali ke tanah air.
“Haji bukan hanya soal ibadah fisik, tapi transformasi jiwa dan moral,” kata dia.
4. Bersabar dan tangguh saat menunaikan haji

Anggota Amirulhaj lainnya, Profesor Syamsul Anwar, juga mengingatkan haji adalah ibadah paling berat secara fisik. Ia menekankan pentingnya kesabaran dan ketangguhan menghadapi berbagai tantangan.
“Haji butuh kekuatan fisik dan mental. Maka sabar itu bukan cukup sehari, tapi terus ditingkatkan. Jangan hanya sabar hari ini, lalu menyerah besok,” pesannya.
Syamsul juga mengajak jemaah untuk meneladani Rasulullah SAW yang hanya sekali menunaikan ibadah haji dalam hidupnya.
“Beliau menunaikan haji dengan penuh kesungguhan, dan itu cukup. Maka kita pun perlu memaksimalkan ibadah dengan kemampuan terbaik, bukan dengan memaksakan diri,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, beberapa jemaah pun menyampaikan keluh kesah dan masukan kepada Amirulhaj. Di antaranya terkait masalah sistem syarikah yang membuat beberapa kendala, seperti kartu nusuk dan terpisahnya jemaah dengan keluarga atau pendampingnya di hotel.
Menanggapi masukan jemaah, Amirulhaj dan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pun berkomitmen akan segera menuntaskan sejumlah masalah sebelum puncak haji. Masukan ini juga akan menjadi evaluasi penyelenggaraan haji tahun-tahun menndatang.