Airlangga: Tak Sepenuhnya Benar RI Batal Beli Vaksin AstraZeneca

Airlangga sebut pemerintah belum mengambil keputusan

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah kabar Indonesia batal membeli vaksin AstraZeneca yang berasal dari salah satu perusahaan Inggris tersebut. Dia mengatakan hingga saat ini pemerintah belum memutuskan pembatalan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca tersebut.

"Berita itu tidak sepenuhnya benar karena belum diputuskan," ujar Airlangga dalam siaran langsung di channel YouTube BNPB Indonesia, Selasa (27/10/2020).

1. Airlangga sebut AstraZeneca mampu produksi vaksin dalam jumlah banyak

Airlangga: Tak Sepenuhnya Benar RI Batal Beli Vaksin AstraZenecaMenko bidang perekonomian Airlangga Hartarto (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Airlangga mengatakan AstraZeneca memiliki kelebihan untuk memproduksi vaksin dalam jumlah besar dengan harga terjangkau. Tetapi, ketersediaannya belum bisa dalam waktu dekat ini.

"Iya baru masuk di kuartal kedua 2021. Karenanya, arahan Pak Presiden terhadap vaksin-vaksin seperti AstraZeneca, Novavax dan lainnya itu tetap dikaji dan tentunya nanti dilihat sesuai dengan kebutuhan yang ada di Indonesia dan juga dilihat kerja samanya ke depan," tuturnya.

Baca Juga: Kemenkes Belum Buat Kontrak Pembelian Vaksin dari AstraZeneca 

2. Kemenkes sempat sebut Indonesia batal membeli vaksin dari AstraZeneca

Airlangga: Tak Sepenuhnya Benar RI Batal Beli Vaksin AstraZenecaachmad yurianto (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sebelumnya, mantan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, yang sekarang menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan mengatakan bahwa Indonesia membatalkan pembelian 100 juta vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.

Hal itu lantaran AstraZeneca tak bersedia bertanggung jawab bila terjadi kegagalan produksi vaksin corona pada pertengahan 2021. Sementara, Indonesia diminta sudah harus membayar down payment (DP) senilai US$250 juta atau setara Rp3,67 triliun.

"Di dalam kontrak kesepakatan (dengan AstraZeneca) mengatakan ini kan belum ada produksinya, jadi uang muka (yang dibayarkan) akan digunakan untuk membangun produksi di Thailand. Di klausul lainnya bila terjadi kegagalan dalam produksi (vaksin COVID-19) maka mereka tidak boleh disalahkan. Ya, kami tidak jadi pesan," kata Yuri kepada IDN Times saat dihubungi pada Kamis, 22 Oktober 2020. 

Yuri membenarkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir ikut bernegosiasi mengenai produksi vaksin COVID-19. Tetapi, AstraZeneca, kata Yuri tetap pada keputusan kontrak tersebut. 

Ia menjelaskan keputusan itu sudah tegas diambil oleh pemerintah dengan tidak membayar DP yang jatuh tempo pada Selasa, 20 Oktober 2020 lalu. 

3. Kemenkes mengikuti anjuran Jokowi yang meminta agar proses vaksin tidak tergesa-gesa

Airlangga: Tak Sepenuhnya Benar RI Batal Beli Vaksin AstraZenecaPresiden Jokowi kunjungan kerja ke Sumatra Utara pada Selasa (27/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Menurut Yuri, Kemenkes tidak langsung memborong semua vaksin yang ada lantaran mengikuti anjuran Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Hal itu disampaikan oleh Jokowi ketika membuka rapat terbatas pada Senin, 19 Oktober 2020 lalu. 

"Saya juga meminta yang berkaitan dengan vaksin, vaksin ini saya minta jangan tergesa-gesa karena sangat kompleks," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan. 

Ia turut meminta agar jajarannya bisa melakukan komunikasi yang baik ke publik terkait penyediaan vaksin dan pelaksanaannya. Jokowi mengaku tak mau terulang kembali peristiwa seperti pengesahan UU Cipta Kerja yang membuat publik resah. 

"Ini kan menyangkut persepsi di masyarakat, kalau komunikasinya kurang baik, bisa kejadian kayak di UU Cipta Kerja ini," tutur dia.

 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya