6 Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Jurnalis dan Penulis

Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama

Jakarta, IDN Times - Perjalanan Indonesia menjadi negara merdeka dan berdaulat penuh dengan perjuangan para pahlawan. Mereka yang menjadi pahlawan tidak hanya yang mengangkat senjata di medan perang, tapi juga berjuang dari ruang-ruang yang lain. 

Di antara para pahlawan itu, beberapa dari mereka ada yang berlatar seorang jurnalis dan penulis? Penasaran siapa saja mereka, berikut hasil penelusuran IDN Times.

Baca Juga: 10 Pahlawan Nasional Berdarah Bangsawan

1. Mohammad Hatta

6 Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Jurnalis dan PenulisDok. Indonesia Tanah Airku (1952)

Meski harus berjuang melawan pemerintahan kolonial Belanda, Mohammad Hatta menjadi salah satu pahlawan nasional yang berperan di bidang jurnalistik. Hatta mulai menulis sejak dirinya bersama Syharir ditangkap dan diasingkan Belanda ke Digul dan Banda Neira pada 25 Februari 1934.

Hatta mulai menulis untuk koran-koran Jakarta dan majalah-majalah di Medan, Sumatra Utara. Namun, tulisan Wakil Presiden Pertama RI di media cetak tersebut, tidak berbau politis, melainkan penuh analisis untuk mendidik pembaca.

2. Ki Hajar Dewantara

6 Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Jurnalis dan Penulisdosenpendidikan.co.id

Siapa yang tak kenal dengan tokoh satu ini, Ki Hajar Dewantara, yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ki Hajar adalah seorang aktivis pergerakan kemerdekaan RI, kolumnis, politikus, pelopor pendidikan bagi kaum pribumi dari masa penjajahan Belanda, dan juga pendiri Perguruan Taman Siswa. Ki Hajar lahir dari kalangan bangsawan di tanah Jawa. 

Pria yang juga bernama Suwardi Suryaningrat ini juga sebelumnya seorang wartawan. Ia memulai kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar. Pada saat itu, Ki Hajar menjadi salah satu penulis andal lantaran tulisannya dikenal komunikatif, tajam, dan antikolonial.

Namun, karena tulisannya juga, Ki Hajar sempat diasingkan pemerintah Hindia Belanda. Tulisannya yang berjudul Als ik een Nederlander was atau Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar De Expres pada 13 Juli 1913, dinilai sebagai kritikan pedas di kalangan pejabat pemerintahan Hindia Belanda.

3. Tirto Adhi Soerjo

6 Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Jurnalis dan PenulisTirto Adhi Soerjo (IDN Times/Sukma Shakti)

Djokomono Tirto Adhi Soerjo atau yang lebih dikenal Tirto memang dikenal sebagai tokoh pers dan kebangkitan nasional Indonesia. Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai perintis surat kabar dan kewartawanan di Tanah Air. Namanya sering disingkat TAS.

Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita pada 1903-1905, Medan Prijaji 1907, dan Putri Hindia 1908. Dia juga mendirikan Sarikat Dagang Islam.

Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama, karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan, hingga wartawannya adalah pribumi.

Baca Juga: 10 November Hari Pahlawan: Sejarah, Makna, Tema, dan Logo

4. Tan Malaka

6 Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Jurnalis dan PenulisIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pejuang kemerdekaan lain yang gemar melawan penjajahan Belanda melalui tulisan adalah Tan Malaka. Ia juga dikenal sebagai seorang pengajar anak-anak kuli di perkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Utara. Selain mengajar, ia juga menulis beberapa propaganda untuk para kuli yang dikenal juga Deli Spoor.

Pada masa-masa itu, Tan Malaka mulai mengamati dan memahami penderitaan dan keterbelakangan hidup pribumi di Sumatera. Dia juga sering menulisnya di media massa. Salah satu karya dia berjudul Tanah Orang Miskin.

Tulisan tersebut berkisah tentang perbedaan mencolok kekayaan kaum kapitalis dan pekerja, yang dimuat di Het Vrije Woord. Tan Malaka juga menulis tentang penderitaan para kuli di perkebunan teh di Sumatera Post.

5. Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

6 Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Jurnalis dan PenulisProf. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah/Buya Hamka (IDN Times/Aditya Pratama)

Pria kelahiran 17 Februari 1908 yang dikenal dengan panggilan Hamka ini merupakan seorang ulama dan juga sastrawan. Abdul Malik Karim Amrullah melewatkan waktunya sebagai seorang wartawan, penulis, sekaligus pengajar.

Tak hanya itu, Hamka juga terjun dalam dunia politik melalui Partai Masyumi hingga partai tersebut dibubarkan. Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. 

Universitas Al Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkan gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk daftar Pahlawan Nasional Indonesia.

6. Tjipto Mangoenkoesoemo

6 Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Jurnalis dan Penulispotret Cipto Mangunkusumo (commons.m.wikimedia.org/Anonymous)

Tjipto Mangoenkoesoemo adalah satu dari Tiga Serangkai bersama Ki Hajar Dewantara dan Ernest Douwes. Tjipto juga dikenal sebagai seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia bersama Ernest.

Tiga Serangkai yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan Hindia Belanda. Tjipto juga tokoh Indische Partij, organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan pribumi.

Pada 1913 Tjipto bersama kedua rekannya diasingkan pemerintah kolonial ke Belanda, akibat tulisan dan aktivitas politiknya. Mereka baru kembali ke Tanah Air pada 1917.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Surabaya Disebut Kota Pahlawan, Bikin Bangga!

Topik:

  • Rochmanudin
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya