Kasus TBC RI Urutan ke-3 Dunia, Jokowi Ingin Penanganan Mirip COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta pelacakan tuberkulosis (TBC) dilakukan seperti metode pelacakan virus corona atau COVID-19. Sebab, kata dia, dari 845 ribu penduduk penderita TBC, yang baru terdeteksi setengahnya.
"Kita mungkin nebeng COVID-19, ini kita juga lacak yang TBC dan kita harus tahu ada 845 (ribu) penduduk penderita TBC, dan yang ternotifikasi baru 562 ribu, sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen. Ini hati-hati," kata Jokowi dalam rapat terbatas seperti yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/7/2020).
1. Jokowi targetkan 2030 Indonesia bebas TBC, pelacakan harus dilakukan dari sekarang
Jokowi mengatakan pemerintah mempunyai target bebas penyakit TBC pada 2030. Untuk mencapi target tersebut, Jokowi ingin dilakukan pelacakan bagi para penderita TBC.
"Saya kira seperti yang kita lakukan sekarang ini, kita sudah memiliki model untuk COVID-19, yaitu pelacakan secara agresif untuk menemukan di mana mereka harus dilakukan," tutur presiden.
Baca Juga: Menteri Bappenas: 14 Orang Indonesia Meninggal Setiap Hari karena TBC
2. Indonesia peringkat ketiga dunia tingkat TBC tertinggi
Editor’s picks
Presiden kelahiran Solo ini mengatakan Indonesia berada di peringkat ketiga penderita TBC tertinggi di dunia.
"Indonesia masuk ranking ke-3 penderita TB tertinggi di dunia setelah India dan Tiongkok, dan TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit menular yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia, lebihblebih dibanding HIV AIDS tiap tahunnya," ujar Jokowi.
3. Penduduk Indonesia yang meninggal akibat TBC mencapai 98 ribu orang
Jokowi menjelaskan dari data yang ia terima, pada 2017 terdapat 165 ribu orang meninggal dunia akibat TBC. Sedangkan pada 2018, sebanyak 98 ribu orang meninggal akibat kasus yang sama.
"Dan juga perlu kita ketahui, 75 persen pasien TBC adalah kelompok produktif. Artinya di usia produktif 15-55, ini yang juga harus kita waspadai," kata ayah tiga anak itu.
Baca Juga: Waspada, 5 Gejala TBC Paru yang Sering Diabaikan Penderitanya