Satu Tahun Stafsus Millennials Jokowi, Dua Orang Mundur karena Polemik

Jokowi kehilangan dua pemuda yang ia banggakan

Jakarta, IDN Times - Staf khusus millennials Presiden Joko "Jokowi" Widodo sudah berjalan satu tahun sejak diangkat pada November 2019. Namun, selama setahun perjalanan, dua orang menyatakan mundur dari jabatannya.

Kedua staf khusus itu adalah Andi Taufan dan Adamas Belva Syah Devara. Mundurnya dua pemuda ini tak lepas dari kontroversi yang menyeret nama mereka. Lalu, seperti apa kronologinya?

Baca Juga: Ini Daftar Jumlah Harta Kekayaan Para Stafsus Millennials Jokowi

1. Polemik surat Andi Taufan tentang Amartha

Satu Tahun Stafsus Millennials Jokowi, Dua Orang Mundur karena PolemikDok.IDN Times/Istimewa

Kontroversi pertama menimpa Andi Taufan, yang merupakan CEO PT Amartha Mikro Fintek. Surat tentang Amartha yang akan memberikan edukasi pada warga terkait COVID-19 membuat Andi ramai diperbincangkan publik.

Andi santer diperbincangkan publik lantaran surat bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 yang beredar. Surat itu berisi Informasi PT Amartha Mikro Fintek, akan memberikan edukasi kepada warga terkait COVID-19 dan pendataan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) di Puskesmas.

Dalam surat yang beredar tersebut, Andi menjelaskan bahwa nantinya ada petugas lapangan Amartha yang memberikan edukasi COVID-19 kepada masyarakat di desa meliputi sejumlah aspek. Aspek tersebut antara lain gejala, cara penularan, dan pencegahan COVID-19 sesuai protokol. Kemudian, petugas juga akan mengedukasi warga mengenai cara pencegahan penularan virus tersebut.

"Mulai dari pola hidup sehat dan bersih hingga penerapan physical distancing," kata dia, dalam salinan surat yang dikutip IDN Times, Selasa (14/4/2020).

Selain itu, petugas lapangan Amartha disebut akan mendata kebutuhan APD di tiap Puskesmas di desa dan memenuhi kebutuhan itu dengan donasi.

Melalui keterangan tertulis, Andi membenarkan beredarnya surat bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 yang ia tanda tangani itu. Menurutnya surat tersebut bersifat pemberitahuan dukungan program Desa Lawan COVID-19 yang diinisiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT).

"Maksud saya ingin berbuat baik dan bergerak cepat untuk membantu mencegah dan menanggulangi COVID-19 di desa, melalui dukungan secara langsung oleh tim lapangan Amartha yang berada di bawah kepemimpinan saya," jelasnya.

Andi mengatakan dukungan tersebut berdasar kemanusiaan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pihak Amartha dan donasi masyarakat. Ia pun berani menjamin kegiatan tersebut bisa dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.

"Dukungan yang diberikan dilakukan tanpa menggunakan anggaran negara, baik APBN maupun APBD," jelasnya.

2. Polemik Ruangguru sebagai mitra Kartu Prakerja

Satu Tahun Stafsus Millennials Jokowi, Dua Orang Mundur karena PolemikAdamas Belva Syah Devara (Instagram/belvadevara)

Setelah polemik menimpa Andi, tak berapa lama kemudian muncul kontroversi dari Adamas Belva Syah Devara. Polemik Belva berawal dari Ruangguru, perusahaan yang ia pimpin, setelah menjadi mitra resmi pemerintah untuk Kartu Prakerja.

Skill Academy merupakan digital platform yang dikembangkan Ruangguru. Menurut Chief of Product and Partnership Ruangguru Iman Usman, Skill Academy sudah dikembangkan sejak pertengahan 2019. Sementara, Belva ditunjuk jadi stafsus pada November 2019. 

Saat itu, melalui akun Twitter-nya @AdamasBelva, Belva menepis ada konflik kepentingan antara posisinya saat ini sebagai stafsus dengan Skill Academy yang dijadikan mitra pemerintah. Belva mengaku sama sekali tidak ikut dalam proses pengambilan keputusan di program Kartu Prakerja. 

"Semua dilakukan secara independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO)," demikian cuit Belva pada Rabu (15/4/2020).

Belva menegaskan terpilihnya platform Skill Academy sebagai salah satu mitra resmi pemerintah bukan karena campur tangannya. Itu semua merupakan keputusan independen dari Kementerian Koordinator Perekonomian. 

Selain Skill Academy, ada pula platform digital lainnya yakni MauBelajarApa.com, Pijar Mahir, Tokopedia, Bukalapak, Sisnaker, Sekolah.mu dan Pintaria.com

"Semuanya mengikuti proses seleksi dari akhir tahun 2019 yang dibuka untuk umum," kata dia. 

Belva mengatakan mitra (platform e-commerce) juga membuka platformnya untuk publik umum. Sehingga, total mitra yang berpartisipasi di program kartu prakerja itu mencapai puluhan. 

"Setahu saya, mitra baru pun juga tinggal daftar saja ke e-commerce. Proses ini mirip seperti dengan proses kurasi KIP/KJP. Kami juga hanyalah satu 'toko' dari sekian banyak toko yang menerima pembayaran via prakerja," tutur dia lagi. 

Dengan begitu, Belva membantah kebijakan tersebut kemudian seolah-olah menguntungkan perusahaan yang ia besut. Sebab, proses penyeleksian jelas dan mitranya saat ini berjumlah puluhan. 

"Totalnya kini >2000 kelas dari berbagai bidang," katanya. 

3. Belva menjadi yang pertama menyatakan diri mundur dari jabatan staf khusus presiden

Satu Tahun Stafsus Millennials Jokowi, Dua Orang Mundur karena Polemik(Presiden Jokowi memperkenalkan Staf Khusus Presiden baru yang terdiri dari anak-anak muda berprestasi di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019)) ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Akibat polemik tersebut, keduanya mengundurkan diri sebagai staf khusus presiden. Awalnya, Belva menjadi yang pertama memutuskan mundur. Konfirmasi soal pengunduran diri Belva disampaikan melalui surat terbuka yang ia unggah ke akun media sosialnya. 

"Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020," tulis Belva di surat terbuka itu dan diunggah ke akun Instagramnya pada Selasa (21/4/2020).

Dalam surat terbuka itu, Belva mengatakan tak lagi ingin polemik mengenai posisinya sebagai staf khusus Jokowi dan CEO Ruangguru semakin panjang.

"Saya tidak ingin polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintah dalam menghadapi masalah pandemik COVID-19," demikian tulis Belva malam ini. 

4. Andi Taufan juga nyatakan undur diri

Satu Tahun Stafsus Millennials Jokowi, Dua Orang Mundur karena PolemikANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Menyusul jejak Belva, Andi Taufan pun kemudian mengumumkan mundur dari jabatan staf khusus presiden. Pernyataan itu disampaikan melalui surat tertulisnya pada Jumat (24/4/2020).

"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," ungkap Andi dalam keterangan tertulis. 

Di dalam surat itu, Andi mengatakan ia memilih mundur karena ingin mengabdi kepada masyarakat melalui usaha mikro dan kecil. Di bagian akhir suratnya, Andi turut mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi lantaran pernah memberinya kepercayaan sebagai staf khusus. 

"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden atas kepercayaan, pelajaran dan nilai-nilai yang diberikan selama perjalanan saya sebagai Staf Khusus Presiden," tulisnya.

Alhasil, Presiden Jokowi kini kehilangan dua pemuda yang ia banggakan sebagai staf khususnya. Sekarang staf khusus millennials Jokowi tersisa lima orang. Kelimanya yaitu Putri Indahsari Tanjung, Billy Mambrasar, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Ma'ruf.

Baca Juga: CEO Ruangguru Belva Devara Mundur dari Staf Khusus Presiden

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya