Jakarta, IDN Times - Banjir empat meter ternyata bukan yang paling tinggi di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Banjir tertinggi ternyata sampai enam meter dan terjadi di Kota Bekasi. Namun kini sudah surut.
Ketinggian air saat banjir pada 1 Januari 2020 itu terungkap dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Dalam keterangan tertulis BNPB, Jumat (3/1), berdasarkan laporan dari BPBD pukul 12.00 WIB, saat ini genangan banjir di beberapa lokasi sudah mulai surut. Di Kabupaten Bekasi air yang sebelumnya mencapai 300 cm atau tiga meter kini surut menjadi 20 cm-30 cm.
Sedangkan di Kota Bekasi, ketinggian air yang semula 600 cm atau enam meter kini menjadi 20 cm-300 cm. Namun tidak dirinci secara detail daerah mana yang rumah-rumahnya dipastikan tenggelam ini.
Sementara, menurut Kapusdatinkom Agus Wibowo, di Kabupaten Bogor air sudah surut dari 200 cm menjadi 20 cm-30 cm, Kota Tangerang dari 200 cm menjadi 30 cm-50 cm, Kota Tangerang Selatan dari 200 cm menjadi 0-20 cm, di Kota Depok dan Kota Bogor sudah tidak ada genangan.
Sedangkan di DKI Jakarta genangan juga sudah surut, di Jakarta Timur dari 310 cm menjadi 20 cm-25 cm, Jakarta Barat dari 70 cm menjadi 20 cm-70 cm, Jakarta Selatan dari 200 cm menjadi 20 cm-200 cm, Jakarta Utara dari 70 cm menjadi 20 cm-70 cm, dan di Jakarta Pusat sudah tidak ada genangan.
Dijelaskan pula, berdasarkan pantauan dari petabencana.id terdapat 2 genangan di Jakarta Utara dengan kedalaman 66 cm dan di Tangerang dengan kedalaman 23 cm.
Pondok Gede Permai menjadi kawasan yang kena dampak paling parah banjir awal tahun ini. Banjir tidak hanya merusak rumah dan kendaraan warga, tapi juga sebuaah Sekolah Dasar Negeri yang berada di perumahan tersebut. Sekolah nyaris hancur akibat ikut tersapu derasnya arus banjir.
Kepala Sekolah SDN Jatirasa V Nurhayati mengatakan, tingginya air membuat isi bangunan dua lantai tersebut hancur berantakan.
"Tujuh ruangan terdampak banjir. Di atas ada tiga kelas," kata Nurhayati usai membersihkan ruang kelas yang terendam lumpur, Jumat (3/12).
Sejumlah dokumen penting milik sekolah juga hilang terbawa banjir. "Raport ada yang belum diambil, administrasi guru. Buku yang sudah disiapin untuk semester baru juga habis semua," tuturnya.