Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keamanan siber (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi keamanan siber (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Jakarta, IDN Times - Kantor layanan verifikasi Orb tutup, usai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara layanan Worldcoin dan World ID. Perusahaan teknologi Tools for Humanity (TFH) yang mengembangkan dan mengoperasikan Worldcoin dan mengeluarkan produk World id pun buka suara soal kondisi ini.

TFH mengklaim soal penggunaan teknologi untuk verifikasi keunikan individu di tengah maraknya misinformasi, pencurian identitas, dan deep fake. Menurut mereka, proses ini dilakukan tanpa menyimpan data pribadi dengan kendali penuh di tangan pengguna.

TFH menjelaskan, data yang ada tidak dapat diakses oleh World maupun kontributor seperti TFH.

"Perlu kami tegaskan kembali bahwa kami memanfaatkan teknologi untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, terlebih ketika misinformasi dan disinformasi, termasuk pencurian identitas dan deep fake, merajalela. Proses ini dilakukan tanpa menyimpan data pribadi siapa pun, dan sebaliknya, kami menyerahkan kendali penuh atas informasi tersebut kepada sang pengguna. Informasi ini tidak dapat diakses oleh World maupun pihak kontributor seperti Tools for Humanity," tulis TFH dalam keterangannya, Senin (5/5/2025).

1. Komdigi bakal panggil PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara

Kantor Worldcoin di Jalan Juanda di Bekasi/ IDN Times Dini Suciatiningrum i

Komdigi bakal memanggil PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara untuk memberikan klarifikasi atas dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik dalam layanan Worldcoin dan World ID. PT Sandina Abadi Nusantara tercatat sebagai TDPSE untuk Worldcoin, tetapi PT Terang Bulan Abadi belum. Keduanya adalah mitra lokal TFH.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, mengatakan, langkah ini diambil menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan layanan Worldcoin dan WorldID.

“Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat,” ujar Alexander Sabar di Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2025).

2. Menyoal TDPSE dari dua perusahaan tersebut

Ilustrasi AI (Commons.Wikimedia.org/mikemacmarketing)

Penelusuran awal menunjukkan, PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki TDPSE sebagaimana diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan.

Di sisi lain, layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum lain, yaitu PT Sandina Abadi Nusantara

“Layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum lain, yakni PT. Sandina Abadi Nusantara,” kata Alexander.

3. Warganet khawatir soal keamanan data

Kantor Worldcoin di Jalan Rawalumbu di Bekasi/ IDN Times Dini Suciatiningrum i

Belakangan, publik diramaikan dengan munculnya aplikasi World. Pengguna disebut dijanjikan uang dengan jumlah yang berbeda-beda.

Namun, uang yang diberikan World tidak cuma-cuma. Pengguna harus mendaftarkan retinanya sebelum mendapatkan imbalan. Salah satu lokasi yang ramai terjadi di kawasan Narogong, Bekasi, Jawa Barat. Dalam sejumlah unggahan yang beredar di media sosial terlihat warga mengantre.

Sejumlah pengguna media sosial mengingatkan agar tak mudah terpancing dengan iming-iming uang sebagai imbalan untuk foto retina. Sebab, dikhawatirkan data pribadi warga digunakan untuk hal yang belum diketahui dampak baik atau buruknya.

Editorial Team