Tokoh Betawi Nachrowi Ramli Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

Lebih lanjut, Bang Nara berpesan agar Kang Emil ikut melibatkan warga Betawi dalam melakukan pembangunan di Jakarta. Ia mengingatkan konsep 'Gerbang Betawi' atau Gerakan Pembangunan Betawi agar tetap diterapkan. 

"Jadi, Kaum Betawi jangan ditinggalkan. Konsep yang tadi 'Gerbang Betawi' merupakan pilihan yang tepat. Gerakan pembangunan Betawi, harkat dan martabat kaum Betawi oleh Kang Emil dan Suswono Insya Allah akan tercapai," kata Bang Nara. 

Sebelumnya, paslon RIDO juga sudah membuka tali silaturahmi dengan Fauzi Bowo atau Foke. Mantan Gubernur Jakarta itu pernah maju di Pilkada 2012 lalu bersama Bang Nara. Namun, ketika itu Foke-Bang Nara tidak lolos. 

Berbeda dengan Bang Nara, Foke menolak untuk masuk ke dalam tim pemenangan RIDO. Foke mengaku usianya yang lansia sudah tidak pas mengurus isu politik sehari-hari. 

Paslon RIDO juga membuka komunikasi dengan mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso. Namun, Sutiyoso tidak bisa memberikan dukungan bagi RIDO dan dua paslon Jakarta lainnya. Sebab, ia memegang KTP Jawa Barat. 

Sementara, Kang Emil mengaku mendapatkan pesan agar identitas Jakarta tidak boleh lepas dari budaya Betawi. Meskipun nantinya Jakarta tidak lagi menyandang status ibu kota. 

"Kami tadi dinasehati untuk mengikutsertatakan identitas budaya agar jangan tergerus dengan modernisasi Jakarta. Makanya, tadi saya sampaikan dulu gerakan membangun budaya Betawi dengan segala programnya," kata Kang Emil. 

Ia pun berjanji bakal memberdayakan RW-RW untuk membantu membereskan isu laten yakni banjir, macet dan polusi. Di dalam pertemuannya dengan Bang Nara, turut hadir pula ormas FORKABI (Forum Komunikasi Anak Betawi). 

Mantan Gubernur Jawa Barat itu berharap dengan pertemuan itu, Kang Emil-Suswono bisa memenangkan hati warga Jakarta dan memberikan suaranya di Pilkada. Menurut Kang Emil, program yang disusun RIDO diklaim sesuai dengan kebutuhan warga Jakarta. 

"Izinkan kami nanti memenangkan dengan cara dan niat baik. Kalau kami berhasil, kami akan mencintai dan mengurusi masyarakat Betawi," tutur dia. 

Sementara, Kang Emil dan Suswono diberi tugas oleh ketua dewan pembina tim pemenangan RIDO agar dapat menang satu putaran di Pilkada Jakarta. Selisih angkanya pun harus tebal dibandingkan dua paslon lain. 

"Kami diminta menang satu putaran dan menangnya jangan menang tipis, kira-kira begitu. Karena kami mewakili harkat dan martabat koalisi besar ini," ujar Ridwan di Plataran, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin kemarin. 

Dalam pandangan Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, sulit bisa mewujudkan Pilkada Jakarta 2024 satu putaran. Menurutnya, saat ini belum ada calon yang sangat kuat. 

"Hingga saat ini belum ada calon yang sangat kuat sekali yang bisa mengunci 50 persen plus satu. Jadi, kalau mau melihat peta politik hari ini, sulit rasanya melihat Pilkada Jakarta bisa digelar satu putaran," ujar Adi ketika dihubungi, Senin kemarin.

Ia kemudian memberikan contoh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang tetap tak bisa menang dalam satu putaran pada Pilkada Jakarta 2017 lalu. Padahal, dari tingkat popularitas dan kinerja, tak sedikit publik yang mengaku puas.

"Jadi, hanya keajaiban saja yang bisa membuat pilkada satu putaran. Bila ada relawan yang mengatakan itu, kan itu merupakan bagian dari upaya membangun optimisme dan semangat supaya pilkada bisa satu putaran," tutur dia.