UI: Bahlil Jadi Doktor Kurang dari 2 Tahun, Sudah Sesuai Prosedur
Intinya sih...
- Bahlil terdaftar di SKSG UI pada 2022 untuk gelar doktor.
- Masa studi doktor di UI adalah enam semester, bisa ditempuh 4-10 semester.
- Bahlil meraih gelar doktor dari SKSG UI usai pertahankan disertasi tentang kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Manajemen Universitas Indonesia (UI) menjelaskan gelar Doktor yang diraih Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI telah memenuhi prosedur yang ada. Bahlil tercatat sebagai mahasiswa doktor pada SKSG UI mulai pada tahun akademik 2022/2023 term 2 hingga 2024/2025 term 1.
"Sudah (sesuai prosedur). Pak Bahlil terdaftar di SKSG UI pada 2022, seperti juga disampaikan promotornya kemarin saat promosi doktor (promdok)," kata dia saat dikonfrimasi IDN Times, Kamis (17/10/2024).
1. Masa studi ada di Peraturan Rektor UI Nomor 016 Tahun 2016
Masa studi ini ada di Peraturan Rektor UI Nomor 016 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI pada pasal 14 yang dilihat IDN Times. Pada pasal 14 dijelaskan bahwa program doktor dijadwalkan untuk enam semester dan dapat ditempuh sekurang-kurangnya empat semester atau paling lama 10 semester.
2. Jalani sidang doktor pada 16 Oktober 2024
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, meraih gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) usai pertahankan disertasi bertajuk “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia” dalam Sidang Promosi Doktor yang berlangsung di Makara Art Center (MAC) UI, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).
3. Bahlil menyoroti pentingnya reformulasi kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia
Disertasi Bahlil menyoroti pentingnya reformulasi kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia untuk menciptakan keadilan dan keberlanjutan bagi masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah. Dalam penelitiannya, dia menemukan hilirisasi saat menghasilkan dampak positif, khususnya bagi pemerintah pusat dan investor melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), investasi, dan ekspor. Namun, Bahlil juga mengidentifikasi empat masalah utama yang perlu segera disikapi.