[WANSUS] Riza Patria Ungkap Rencana Pascalengser dari Kursi Wagub DKI

Simak wawancara eksklusif IDN Times dengan Riza Patria

Jakarta, IDN Times - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria akan segera purnatugas pada 16 Oktober 2022. Politikus Partai Gerindra ini mendampingi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sejak 15 April 2020 menggantikan Sandiaga Uno, yang maju menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilu 2019 lalu.

Sebelumnya, Riza adalah Anggota DPR RI yang terpilih pada 2014 lalu. Dalam Pileg 2019, Riza kembali terpilih sebagai anggota legislatif dan menjabat sebagai Ketua Komisi II DPR RI. 

Belum lama bertugas, ia kemudian diamanatkan oleh partai untuk mendampingi Anies Baswedan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dalam menjalankan tugasnya, ia kerap pasang badan saat diberondong berbagai macam pertanyaan dari wartawan. 

Bagaimana Riza menjalankan tugasnya selama dua tahun terakhir? Dan apakah kursi DKI-1 menarik perhatian Riza dalam kontestasi Pilgub DKI 2024 mendatang? Simak wawancara khusus IDN Times selengkapnya.

1. Kegiatan Riza menjelang akhir masa jabatan

Selamat siang Pak Wagub.

Pak, bagaimana perasaannya akan menuntaskan tugas sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam waktu dekat ini?

Perasaannya senang sudah bisa melakukan tugas dan tanggung jawab sebagaimana yang diamanahkan sejak 15 April 2020 dan akan berakhir 16 Oktober 2022. Banyak yang bisa dikerjakan, semoga bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat khususnya warga Jakarta.

Di sisi lain sedih juga berpisah dengan teman-teman kolega di sini, yang sudah membangun. Tapi ini semua sudah menjadi ketentuannya mudah-mudahan nanti kita bisa ketemu di lain waktu.

Lima hari menjelang berakhirnya masa jabatan, Pak Wagub sudah berkemas-kemas atau gimana?

Belum sempet nih, mudah-mudahan dalam beberapa hari ini. Prinsipnya kita selesai pada 16 Oktober dan sudah selesaikan tugas dan kita syukuri capaian ini dan kembali tugas ke partai. Saya sebagai Ketua Partai Gerindra DKI Jakarta.

Setelah tanggal 16 Oktober ada rencana liburan dulu gak nih Pak?

Belum kepikiran liburan. Karena tugas sebagai ketua partai sudah menunggu, menantang, banyak yang harus dipersiapkan, konsolidasi partai sampai ke tingkat RT, persiapan Bapilu, pencalegan dan sebagainya. Jadi tugas yang lebih berat sudah menunggu.

Baca Juga: Ungkap Momen dengan Wagub Riza Pimpin Jakarta, Anies: Kami Kompak!

2. Perbedaan saat jadi anggota DPR dan Wagub DKI

[WANSUS] Riza Patria Ungkap Rencana Pascalengser dari Kursi Wagub DKIRiza Patria (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Pak kalau boleh flashback cukup lama, lalu menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dulu gimana pertimbangannya mau mengemban amanah jadi Wagub?

Ya, tidak ada pertimbangan yang luar biasa. Saya kan pencalegan kan tugas partai sebagai caleg. Bahkan dulu kan Pak Prabowo perintahkan saya mendirikan 2007-2008, lalu pencalegan 2008 waktu itu. Cuma waktu itu saya ikut Pak Dasco, kita 5 tahun tidak nyaleg dulu, bahkan dulu kita ingin mengabdi dulu buat partai.

Mungkin dulu kalau saya nyaleg 2008 sudah jadi anggota DPR sejak tahun 2009. Tapi kami waktu itu memilih untuk mengabdi dulu di partai dan saya buktikan 5 tahun di partai sampai 2014 nyaleg, Alhamdulillah kepilih di Komisi II dan terpilih lagi jadi pimpinan di 2019. Tapi baru enam bulan, ada tugas lagi dari pimpinan partai untuk menjadi wagub DKI Jakarta.

Apa yang berbeda dari tugas sebagai anggota DPR dan Wakil Gubernur?

Ya keduanya sama-sama pengabdian kepada bangsa dan negara. Yang satu legislatif yang satu eksekutif. Tidak ada perbedaan yang luar biasa. Sama-sama sibuk, di DPR tugas kita kan ada 3 fungsi. Fungsi budgeting, kemudian pengawasan, kemudian penyusunan undang-undang.

Sekarang, di pemerintahan kita melaksanakan. Menyusun program, sampai dengan selesai. Dua-duanya saya jalani penuh dengan sepenuh hati, kita laksanakan sungguh-sungguh supaya hilang capeknya dan nikmat rasanya.

3. Apa yang menginspirasi Pak Riza mengambil sikap tenang dalam berpolitik?

Pak Wagub, bapak adalah politikus ulung. Bapak memiliki sikap tenang sebagai politikus. Apa yang membuat Anda memilih sikap yang tenang dalam berpolitik?

Sebenarnya saya bukan politikus ulung. Saya biasa saja. Tetapi saya memang dari kecil aktif di organisasi, berinteraksi, berdiskusi, berdebat dengan teman-teman lintas partai saya juga dekat mulai dari PDIP, PPP, dengan partai non-parlemen pun saya dekat. 

Termasuk dengan aktivis. Kemudian memang kenapa saya tenang menyikapi, sederhana saja. Kita hidup yang penting jujur dan apa adanya. Jadi apa yang saya sampaikan apa adanya. Saya setiap hari dikejar wartawan ga ada yang saya tutupi, ga perlu ada yang saya citrakan. Jadi saya sampaikan apa adanya.

Wartawan itu kan ingin data apa adanya yang jujur ya saya sampaikan. Kurang lebihnya saya sampaikan, saya merasa ga perlu takut dan khawatir karena saya bekerja jujur. Jadi saya sampaikan apa adanya dan tidak ada ingin jadi ini ingin jadi itu sehingga tidak ada juga ingin pencitraan. Jadi apa adanya saja.

Ketika kita melakukan yang benar dan jujur apa adanya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan ditakutkan.

Jadi jawab saja ya pak yang bisa dijawab?

Ya jawab aja apa yang bisa. Kalau ga bisa, ya jelaskan saja kalau datanya belum ada, ini yang sudah, silakan dikroscek ulang, tidak perlu menghindar.

4. Apa masalah Jakarta yang paling sulit bagi Riza?

[WANSUS] Riza Patria Ungkap Rencana Pascalengser dari Kursi Wagub DKIRiza Patria (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Jakarta masalahnya macam-macam dan segala macam etnis dan suku juga ada di Jakarta (plural). Apa yang paling sulit dalam mengurus Jakarta selama 2 tahun terakhir ini?

Ya memang Jakarta ini kan pusat segalanya, pendidikan, agama, budaya, bisnis, semuanya pusat dari perwakilan negara-negara dari mana pun ada di sini

Jadi ini pusat segalanya untuk itu kita menyikapinya harus bijak harus menjelaskan bahwa Jakarta ini heterrogen prural, kita harus jaga kebhinekaan kita 

Selama saya memimpin ya itu yang paling penting kita harus jaga, harus mengayomi, memberikan ruang untuk semua kalangan, tua, muda, apapun statusnya sosialnya tidak boleh kita bedakan

Bahkan kalau kita jadi pemimpin itu jadilah pemimpin yang senantiasa berpihak. Berpihak pada siapa?

Berpihak pada yang masih bodoh, masih miskin yang terhinakan, terzalimi, termarjinalkan kalau ini kita dukung, maka yang lainnya akan tertolong 

Kalau kelompok ini bisa kita angkat yang lain juga akan ikut terangkat, selama dua tahun setengah saya merasa tidak ada sesuatu yang saya rasa berat 

Karena saya menjalani apa adanya dengan jujur, bismillah dengan niat yang baik kita ikhtiar baik sehingga tidak ada kendala yang luar biasa.

5. Bagaimana membangun chemistry dengan seorang Anies Baswedan?

[WANSUS] Riza Patria Ungkap Rencana Pascalengser dari Kursi Wagub DKIGubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (IDN Times/Aryodamar)

Pak Anies kasih testimoni kalau Pak Wagub Ariza bisa jadi partner yang baik, kalau dalam sepak bola bapak laiknya yang menjaga gawang, gimana tanggapan bapak terkait chemistry dengan Pak Anies? 

Saya ini selama ini bekerja itu di manapun mengerti posisi, harus mampu menempatkan diri. Siapa kita, apa tugas kita, apa kewenangan kita.

Saya dengan pak Anies saya sebagai wakil ada ketentuan dan PP (peraturan pemerintah) nya tugas wakil membantu gubernur melaksanakan tugas tugas yang dapat dari gubernur jadi saya lakukan itu saja 

Tidak ada kepentingan lain memahami jadi saya mengerti apa yang bisa saya sampaikan apa yang tidak apa yang harus saya kerjakan apa yang tidak itu saya mengerti

Dan tidak sama pak Anies saja, sebelumnya saya dengan siapapun di manapun saya mengerti posisi saya dengan kita mengerti posisi kita insya Allah saya dengan siapa saja insyaallah bisa diterima Alhamdulillah dengan siapa saja saya cocok 

Kenapa, karena kita mengerti posisi kita dan mampu menempatkan harus seperti apa dan bagaimana.

Tapi kalau ada perbedaan pendapat pernah gak pak?

Ya perbedaan pendapat sejauh ini hampir gak pernah ada jika ada ide-ide kita sampaikan di forum internal sejauh ini tidak ada siginifikan yang mencolok antara saya dengan pak gubernur sejauh ini running well bagus lah.

6. Setelah 16 Oktober apa yang ingin dilakukan?

Bocoran setelah 16 Oktober 2022 mau fokus ke mana?

Saya akan fokus ke partai sebagai ketua partai saya punya tugas, apa tugas saya dari DPP harus memenangkan pilpres ketua umum saya bapak Prabowo sudah dikukuhkan sebagai capres 2024 tugas saya memenangkan pak Prabowo sebagai presiden itu yang saya kerjakan di Jakarta

Terus memenangkan partai, Gerindra sekarang partai nomor 2 di Jakarta bagaimana Gerindra bisa menang di Jakarta.

Lalu Gerindra juga nomor dua perolehan kursinya di DPRD DKI nomor dua jadi ada 19 kursi bagaimana kursinya meningkatkan jadi yang paling banyak di Jakarta kurleb capaian harus diperoleh untuk melaksanakan ini banyak hal yang perlu dikerjakan

Sebagai pimpinan partai tentu harus tahu seperti misalnya menyiapkan struktur, menyiapkan caleg terbaik, menyiapkan saksi berbagai program agar me dapat simpati dari warga itu harus disiapkan.

Baca Juga: Ahmad Riza Patria Ungkap Rencananya Usai Lengser dari Wagub DKI

7. Apakah tertarik untuk maju sebagai Gubernur DKI?

Menjabat sebagai Wagub jadi modal elektroal bapak, kira-kira bapak akan menggunakan modal itu buat karier politik selanjutnya?

Ya saya ini sebagai ketua partai tugas saya melaksanakan misi yang tadi saya sampaikan memenangkan Pak Prabowo sebagai Presiden kemudian peroleh kursi dan suara partai.

Saya kemungkinan besar ditugaskan dalam pileg ini sebagai caleg DPR RI di Dapil DKI Jakarta sebelumnya dua periode saya sebagai caleg di Dapil Jabar III Kabupaten Cianjur/Kota Bogor.

Kemungkinan besar di Pileg ini saya sebagai caleg di DKI Jakarta dapil Jakarta, 

Kalau disuruh maju sebagai Gubernur gimana pak?

Itu masih jauh masih di 2024, kita gak pernah berpikir ke situ kita berpikir apa yang diamanahkan ke kita sekarang. Tugasnya selesaikan sampai 16 Oktober. Mudah-mudahan selesai tanpa masalah yang berarti.

Setelah itu tugas saya apa, tugas berikutnya adalah memenangkan Pak Prabowo,memenangkan pileg, perolehan suara dan kursi dari Partai Gerindra di DKI Jakarta.

8. Deklarasi Anies Baswedan sebagai Capres apakah berpengaruh pada hubungan personal?

[WANSUS] Riza Patria Ungkap Rencana Pascalengser dari Kursi Wagub DKIRiza Patria (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Pak, kemarin ada deklarasi Pak Anies sebagai Presiden kemarin mengganggu hubungan personal bapak dengan Pak Anies gak?

Gak ada, itu hak beliau. Gak ada masalah. Saya posisinya jelas, kader Partai Gerindra. Ketua Umum saya maju saya mendukung dan akan bekerja mendukung memenangkan Pak Prabowo. Jadi wakil Pak Anies, kalau Pak Anies memutuskan sebagai Capres ya silakan. 

Kita beda pilihan itu biasa. Dulu Pak Anies kan juga ikut Pak Jokowi, kita (Gerindra) jadi oposisi. Kemudian Pak Anies sama Pak Prabowo jadi Calon Gubernur DKI, diperjuangkan dan dimenangkan, diperintahkan pak Prabowo dikawal, diamankan selama tugas 5 tahun kita ga pernah minta macem-macem Partai Gerindra dan Pak Prabowo silakan dicek.

Sekarang kalau Pak anies punya niatan nyapres ya silakan, saya tidak mencampuri. Tugas saya jelas mendukung Pak Prabowo.

Kalau Bapak ada waktu untuk liburan, kota apa yang ingin bapak kunjungi?

Pengin ke Pulau Macan. Karena bagus dan dekat dari Jakarta. Saya belum sempat liburan ke sana. Kalau ke luar kota, saya mau ke Bangka Belitung, ke Lombok. Saya jarang liburan. Seumur hidup kalau liburan ke situ ga pernah ada waktu khusus, paling karena ada acara kunker. 

Baca Juga: Anies Nyapres, Wagub Riza: Saya Tak Ingin Campuri Politik Pribadi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya