Fakta-fakta Angin Monsun Australia yang Diprediksi Dominasi Wilayah RI

Waspada kekeringan memasuki musim kemarau

Jakarta, IDN Times - Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah Indonesia mengalami awal musim kemarau pada kisaran Mei dan Juni 2021.

Prakirawan BMKG Hasmororini Sulistami menjelaskan salah satu fenomena di atmosfer yang menjadi ciri musim kemarau di Indonesia, adalah adanya angin monsun dingin Australia atau monsun Australia.

"Hal ini juga sejalan dengan prediksi BMKG yang menyebutkan bahwa monsun Australia akan mulai mendominasi sebagian wilayah Indonesia bagian selatan garis ekuator mulai Mei 2021, dan akan terus menguat," ujar Hasmororini melalui akun instagamnya, BMKG @infobmkg, Jumat, 7 Mei 2021.

Lalu, apa itu monsun Australia?

Baca Juga: Kenali 5 Fakta Angin Monsun yang Akan Membawa Cuaca Ekstrem di Sulsel

1. Angin monsun yang bertiup dalam skala regional

Fakta-fakta Angin Monsun Australia yang Diprediksi Dominasi Wilayah RIIlustrasi cuaca (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Istilah lain dari monsun Australia juga disebut dengan angin monsun. Berdasarkan situs resmi BMKG, angin monsun adalah angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimut minimal 120 derajat dan terjadi dalam jangka waktu enam bulan sekali. 

Di Indonesia sendiri terkena dampak dari dua tipe angin monsun, yaitu monsun timuran dan monsun baratan. Angin monsun timuran bertiup dari arah timur hingga tenggara dan menyebabkan keringnya masa udara di wilayah Indonesia.

Sedangkan angin monsun barat beritup dari arah barat hingga barat laut dan menyebabkan indikator musim hujan bagi wilayah Indonesia. 

2. Terjadi akibat adanya gerak semu matahari

Fakta-fakta Angin Monsun Australia yang Diprediksi Dominasi Wilayah RIIlustrasi terik matahari (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Angin monsun terjadi akibat gerak semu matahari terhadap bumi secara periodik. Puncak angin monsun akan terjadi pada Juni di belahan bumi utara dan bumi selatan pada Desember. Kondisi ini juga menyebabkan adanya perubahan energi yang diterima bumi setiap tahunnya.

Tidak hanya itu, sekitar Mei hingga Juli saat sinar matahari maksimal di belahan bumi utara akan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan turunnya tekanan udara. Hal ini membentuk daerah tekanan rendah, di sekitar samudra pasifik barat laut sebelah utara Indonesia. 

Namun, di belahan bumi selatan terjadi suhu dingin yang membentuk daerah tekanan tinggi, terutama di benua Australia. 

3. Sebagian wilayah Indonesia menjadi lebih kering

Fakta-fakta Angin Monsun Australia yang Diprediksi Dominasi Wilayah RIIlustrasi kekeringan (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Masa udara kering dan dingin dari benua Australia nantinya akan bergerak menuju daerah, dengan tekanan yang lebih rendah di belahan bumi utara melewati wilayah Indonesia.

Pergerakan ini akan menyebabkan angin timuran terjadi di wilayah Indonesia, yang dapat membuat sebagian besar wilayah di Indonesia, khususnya bagian selatan, menjadi lebih kering. Tidak hanya itu, beberapa wilayah juga terkadang menjadi lebih dingin daripada biasanya. 

4. Terjadi pada Juni hingga Agustus

Fakta-fakta Angin Monsun Australia yang Diprediksi Dominasi Wilayah RIIlustrasi kekeringan (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Monsun Australia ini secara klimatologis terjadi pada Juni hingga Agustus, yang umumnya merupakan puncak musim kemarau di beberapa wilayah di Indonesia.

"Saat memasuki musim kemarau, masyarakat diimbau untuk mengantisipasi potensi kekeringan yang ditimbulkan akibat minimnya curah hujan," ujar Hasmororini.

Selain itu, masyarakat juga perlu waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan yang juga berpotensi untuk terjadi.

Baca Juga: Fakta Unik Nama Siklon Tropis di Indonesia, Seroja Mau Dipensiunkan?

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya