Jarang Dapat Sorotan, Wapres Ma’ruf: Tidak Ada Dua Matahari

Ma’ruf sebut banyak tugas khusus dari Jokowi

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengaku banyak mendapat tugas khusus dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Pernyataan itu dilontarkan Ma'ruf ketika menjawab pertanyaan jurnalis Najwa Shihab, perihal pembagian tugas antara Jokowi dengan Ma’ruf dalam memimpin pemerintahan.
 
Kepemimpinan Ma’ruf memang mendapat sorotan, karena banyak pihak yang mengkritik perannya sangat minim dalam memimpin pemerintahan.
 
“Pertama (tugas khusus), kemiskinan, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), stunting, reformasi birokrasi, ekonomi syariah, radikalisme, terakhir saya disuruh soal pembangunan Papua. Jadi banyak hal yang secara khusus ditugaskan kepada saya,” kata Ma’ruf dikutip dari akun YouTube Najwa Shihab, Selasa (20/10/2020).
 

Baca Juga: Satu Tahun Menjabat, Ini Pesan Ma’ruf Amin untuk Millennials 

1. Ma’ruf tidak mau ada dua matahari

Jarang Dapat Sorotan, Wapres Ma’ruf: Tidak Ada Dua MatahariWakil Presiden RI, Maruf Amin (Dok. Setwapres)

Ketua Umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengutarakan bahwa tugas utama wapres adalah membantu presiden. Oleh sebab itu, dia tidak ingin ada 'matahari kembar' atau dua kepemimpinan dalam satu pemerintahan.
 
“Secara konstitusi, wapres membantu presiden, membuat kebijakan melalui penetapan di sidang-sidang kabinet. Nantinya yang keluar tentu kebijakan presiden, tidak ada dua matahari. Jadi wapres membantu presiden dalam semua kegiatan yang memang jadi prioritas,” terangnya.

2. Ma’ruf klaim sejumlah pencapaian pemerintahan Jokowi

Jarang Dapat Sorotan, Wapres Ma’ruf: Tidak Ada Dua MatahariRapat terbatas Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Rapat kabinet tersebut membahas dampak virus Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Najwa juga menanyakan seputar pencapaian pemerintahan era Jokowi setelah satu tahun berjalan. Dengan percaya diri, Ma’ruf mengatakan, andai kata tidak ada pandemik COVID-19, maka sudah banyak pencapaian yang tercapai.
 
“Saya kira banyak sekali capaian-capaian di dalam penyiapan SDM, di dalam infrastruktur, penyederhanaan regulasi, reformasi birokrasi dan ekonomi, itu pasti banyak sekali,” klaim dia.
 
Bahkan, Ma’ruf menyebut, pandemik virus corona sebagai momentum terbaik meningkatkan kualitas produk dalam negeri.
 
“Pandemik justru ada momentum penting, yaitu membangun kemandirian. Saya kira mulai membangun produk-produk dalam negeri, memanfaatkan kehidupan digitalisasi di ekonomi dan pendidikan, dan inovasi,” kata dia.

3. Anggapan Wapres tidak bekerja adalah mispersepsi

Jarang Dapat Sorotan, Wapres Ma’ruf: Tidak Ada Dua MatahariPresiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin berada di Istana Negara saat pelaksanaan Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-75 pada Senin, (17/8/2020) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Ma'ruf tidak mau ambil pusing soal persepsi atau hasil survei yang menempatkan kepuasan dirinya berada di bawah Jokowi. Menurut dia, publik masih menilai kinerja berdasarkan pernyataan yang disampaikan ke khalayak umum. 

"Yang diukur (dalam survei) adalah yang terlihat oleh publik. Tidak semua pekerjaan harus di-statement-kan. Saya memang tidak banyak ber-statement, sebab saya berprinsip ada yang harus dikerjakan tanpa harus di-statement-kan," kata dia.

4. Survei menunjukkan publik tidak puas dengan kinerja Jokowi-Ma’ruf

Jarang Dapat Sorotan, Wapres Ma’ruf: Tidak Ada Dua MatahariMenteri Pertahanan, Prabowo Subianto bertemu Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin di Rumah Dinas Wapres (Dok. Setwapres)

Berbanding terbalik dengan klaim Ma’ruf, survei Litbang Kompas yang melibatkan 529 responden selama periode 14-16 Oktober 2020 menunjukkan bahwa mayoritas publik belum puas dengan kinerja Jokowi-Ma’ruf.
 
Pada bidang ekonomi, tercatat 55,9 persen publik tidak puas. Begitu pula pada bidang politik-keamanan, angka ketidakpuasan mencapai 52,7 persen. Di bidang hukum, angkanya lebih besar lagi, yaitu 64,6 persen.

Baca Juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf: 18 Lembaga Dibubarkan, 29 Ribu Eselon Dipangkas

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya