Mengenang Huzaemah Tahido, Pakar Hukum Islam dan Aktivis Perempuan

Almarhum meninggal setelah sempat terinfeksi COVID-19

Jakarta, IDN Times - Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), yang juga Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Huzaemah Tahido Yanggo meninggal dunia di RSUD Serang, Banten pada Jumat (23/7/2021). Huzaemah meninggal setelah sebelumnya terinfeksi COVID-19.

Rektor UIN Jakarta, Amany Lubis, merupakan salah satu kolega dekat almarhum. Keduanya pernah bernaung bersama dalam Majelis Ulama Indnesia (MUI). Amany menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Huzaemah yang juga dikenal sebagai aktivis hak anak dan perempuan di Tanah Air.

Baca Juga: Innalillahi, Rektor IIQ Jakarta Prof Huzaemah Meninggal Dunia

1. Amany berdoa agar amal jariahnya mengantarkan almarhum ke surga

Mengenang Huzaemah Tahido, Pakar Hukum Islam dan Aktivis Perempuanuinjkt.ac.id

Di mata Amany, almarhum dinilai sebagai sosok progresif yang mampu mendobrak hal-hal tabu dalam Islam terkait peran perempuan di ruang publik. Seperti, memperjuangkan hak perempuan menjadi pemimpin negara dan menjadi pemimpin agama atau ulama.

“Sebagai Rektor UIN Jakarta dan kolega almarhumah di MUI, saya tentu merasa sangat kehilangan. Saya mendoakan semoga makam beliau bersinar karena ilmu dan amal jariyahnya yang tidak pernah terputus. Semoga pula almarhumah diterima di surga Allah SWT,” kata Amany, dikutip dari Berita UIN Online, Jumat. 

Amany menambahkan, jasa almarhumah tak terbatas pada pengembangan hukum Islam. Ia juga seorang akademisi yang dedikatif selama mengajar di UIN Jakarta, almarhum juga pernah menjabat Wakil Dekan Bidang Akademik di FSH UIN Jakarta dan dosen Sekolah Pascasarjana.

“Selamat jalan guru besar kita semua, Ibu Huzaemah Tahido Yanggo. Allahummaghfirlaha warhamha wa’fu ‘anha,” ucap Amany, diiringi doa.

2. Almarhum dinilai sebagai sosok ulama perempuan yang langka

Mengenang Huzaemah Tahido, Pakar Hukum Islam dan Aktivis PerempuanKetua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Ni’am Sholeh (Dok. Sagas COVID-19)

Kemudian, Ketua MUI Asrorun Niam Sholeh, yang juga murid almarhum di UIN Jakarta, menyebut Huzaemah sebagai sosok ulama perempuan langka yang dimiliki Indonesia. Huzaemah aktif di Komisi Fatwa MUI dan jabatan yang terakhir diembannya adalah Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI.

“Saya banyak menimba ilmu dan keadaban dari sosok yang sangat bersahaja ini. Sejak 1994, saya belajar dengan beliau. Bahkan hingga jenjang pendidikan formal di S3. Saat penulisan disertasi, beliau juga dengan tekun membimbing saya. Saat di Komisi Fatwa, kami juga bersama. Beliau sangat aktif, baik kehadiran fisik maupun pemikiran-pemikirannya,” ujar Niam.

Baca Juga: 595 Ulama Meninggal Dunia di Masa Pandemik COVID-19

3. Sekilas latar belakang almarhum

Mengenang Huzaemah Tahido, Pakar Hukum Islam dan Aktivis PerempuanKetua Bidang Fatwa MUI Periode 2015-2020, Prof Huzaemah Tahido Yanggo (dok. MUI)

Sebagai informasi latar belakang, Huzaemah lahir di Donggola, Sulawesi Tengah, pada 30 Desember 1946. Ia memperoleh gelar Ph.D dalam Ilmu Fikih Perbandingan Mahzab dari Universitas al-Azhar Kairo Mesir pada 1981 dengan hasil cumlaude.

Selain menjabat pemimpin FSH UIN Jakarta, almarhum merupakan Rektor IIQ dua periode dan Dewan Pengawas Syariah di beberapa lembaga keuangan Syariah.

Beberapa karya buku yang ditinggalkan almarhumah di antaranya Pandangan Islam tentang Gender, Pengantar Perbandingan Mahzab, Konsep Wanita dalam Pandangan Islam, Fiqih Perempuan Kontemporer, dan Masail Fiqhiyah: Kajian Fiqih Kontemporer.

Almarhum akan disemayamkan di Asrama IIQ, Bojongsari, Depok, Jara Barat. Setelah itu, almarhum akan menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman milik UIN Jakarta di Ciputat Timur, Tagerang Selatan.

Baca Juga: 5 Kisah Imam Muslim, Ulama Hadis yang Gemar Bepergian untuk Belajar 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya