Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid, menyarankan PDI Perjuangan agar tak usah bergabung Koalisi Besar, jika tetap ngotot minta kursi capres. Lagi pula, kata dia, tanpa bergabung ke Koalisi Besar, PDIP sudah memiliki tiket emas untuk mencalonkan sendiri capres lantaran memenuhi syarat presidential treshold (PT) 20 persen.
"Maka kalau PDIP mengatakan seharusnya mendapatkan kursi capres lantaran partai pemenang, itu wajar saja dan normal. Oleh karena itu, saya menyarankan kepada Bu Mega agar tidak usah berkoalisi dan masuk ke Koalisi Besar karena PDIP sudah memiliki golden ticket," ungkap Nurdin secara blak-blakan ke media di Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Dengan begitu, kata Nurdin, bakal mengurangi kerumitan bagi partai-partai yang saat ini sedang dalam penjajakan Koalisi Besar untuk menentukan capres dan cawapresnya.
"Insyaallah kalau Koalisi Besar ini terbentuk, maka tidak sulit menentukan capres usai nanti bernegosiasi antara KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) dan KIB (Koalisi Indonesia Bersatu)," tutur dia.
Nurdin menjelaskan proses negosiasi tidak terlalu rumit antara KIB dan KKIR lantaran akan tersedia ruang untuk berdialog. "Tapi, kalau PDIP masuk Koalisi Besar, lalu menjadi koalisi jumbo dan mengisyaratkan RI-1 nya untuk PDIP, maka tidak akan ada ruang untuk negosiasi," katanya.
Nurdin menjelaskan koalisi yang saat ini tengah mereka jajaki semata-mata agar bisa lolos persyaratan ambang batas presiden. Nurdin menyebut semua partai yang kini tengah menjajaki peluang pembentukan Koalisi Besar adalah korban dari kebijakan PT 20 persen itu.
Mengapa terkesan lebih rumit seandainya PDIP ikut bergabung ke dalam Koalisi Besar?