Jakarta, IDN Times - Pasien Omicron di DKI Jakarta telah mencapai 498 orang. Mereka mendapatkan perawatan di RSDC Wisma Atlet dan RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan jumlah tersebut kemungkinan bisa terus bertambah.
"Memang mungkin ada penambahan lagi, nanti kita lihat data-datanya lagi ya," kata Riza kepada wartawan, Kamis (13/1/2022).
Dia menerangkan, kasus Omicron didominasi oleh kasus impor, yakni sebanyak 409 kasus (80,1 persen). Sedangkan, transkisi lokal Omicron sebanyak 89 kasus (17,9 persen).
Riza meminta masyarakat di Jakarta untuk menjaga protokol kesehatan. Dia mengaku tak ada pilihan lain dalam menanggulangi penyebaran Omicron selain kesadaran masyarakat.
"Kami minta untuk seluruh warga tetap berada di rumah, terutama anak dan orang tua. Tempat yang terbaik ada di rumah, kecuali untuk kebutuhan mendesak. Kalau terpaksa harus bekerja dan sekolah," kata Riza.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, per Rabu (12/1/2021), jumlah kasus aktif di Ibu Kota ada sebanyak 2.752 orang. Para pasien COVID-19 tersebut masih menjalani perawatan maupun isolasi.
"Perlu digarisbawahi bahwa 2.044 orang dari jumlah kasus aktif adalah pelaku perjalanan luar negeri. Sedangkan, kasus positif baru berdasarkan hasil tes PCR hari ini bertambah 412 orang sehingga total 868.611 kasus, yang mana 248 di antaranya adalah pelaku perjalanan luar negeri," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dalam keterangan tertulis.
Dinkes DKI Jakarta mencatat tes PCR kemarin dilakukan terhadap 14.251 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 13.965 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 412 positif dan 13.553 negatif.
Selain itu, dilakukan juga tes antigen dengan sasaran sebanyak 49.541 orang, hasilnya 73 positif dan 49.468 negatif.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 2,8 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,9 persen. WHO menetapkan standar pandemik terkendali jika positivity rate tidak lebih dari lima persen.