Seremoni Alih Kelola WK Rokan, yang diselenggarakan secara hybrid pada Minggu (8/8/2021) malam, di Pekanbaru dan Jakarta. (Dok. Pertamina)
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto bersyukur proses alih kelola dapat berjalan dengan baik dan lancar. Ia menjelaskan bahwa dalam rangka mendukung capaian 1 juta BOPD pada 2030, pihaknya sejak dua tahun lalu mengusahakan agar alih kelola berjalan lancar dan tingkat produksi minyak pada akhir masa kontrak PT CPI dapat dipertahankan.
"Ini merupakan hal penting bagi bangsa dan negara mengingat WK Rokan saat ini masih mendukung 24 persen produksi nasional dan diharapkan tetap menjadi wilayah kerja andalan Indonesia,” kata Dwi Soetjipto.
Salah satu usaha SKK Migas untuk mengawal alih kelola WK Rokan adalah dengan menginisiasi Head of Agreement (HoA) yang menjamin investasi PT CPI pada akhir masa kontrak.
Hasilnya, sejak HoA ditandatangani pada 29 September 2020 hingga 8 Agustus 2021, telah dilakukan pengeboran 103 sumur pengembangan. Selain itu, SKK Migas juga mengawal 8 isu lain yang menjadi kunci sukses alih kelola, yaitu migrasi data dan operasional, pengadaan chemical EOR, manajemen kontrak-kontrak pendukung kegiatan operasi, pengadaan listrik, tenaga kerja, pengalihan teknologi informasi, perizinan dan prosedur operasi serta pengelolaan lingkungan.
“Kami berterima kasih atas dukungan berbagai pihak, termasuk kepada Pemda Riau, sehingga operasional WK Rokan pada masa transisi berjalan dengan baik”, sambung Dwi.