Indonesia Mencari Vaksin

Penelusuran Vaksin meningkat seiring ledakan kasus COVID-19

Data Google Trends yang dikumpulkan sejak Januari hingga Juli 2021 menunjukkan bahwa tren penelusuran topik vaksin oleh pengguna internet di Indonesia cenderung meningkat selama dua bulan terakhir.

Sebelumnya, sejak 13 Januari 2021, Indonesia termasuk salah satu negara yang paling awal menggulirkan proses vaksinasi COVID-19 di Asia. Negara ini start setelah Tiongkok pada 16 Desember 2020 dan Singapura sejak 12 Januari 2021. Indonesia bahkan mendahului India  yang baru memulai empat hari setelahnya di 17 Januari 2021, Jepang pada 18 Februari 2021, dan Malaysia di 25 Februari 2021.

Akan tetapi, apakah start duluan menjamin herd immunity yang diidam-idamkan segera tercapai?

1. Pencapaian vaksin Indonesia dibanding negara lain

Indonesia Mencari VaksinAnak-anak bermain 'carrom' di dalam sebuah pusat perawatan untuk pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19) di sebuah komplek olahraga dalam ruangan di New Delhi, India, Senin (20/7/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Baca Juga: Vaksinasi Belum 50 Persen, Herd Immunity Jawa-Bali Sulit Tercapai

Hingga 30 Juli 2021, data dari Our World in Data menunjukkan pencapaian vaksinasi di Indonesia baru 17 persen dari total populasi 273,5 juta jiwa dan baru 7,4 persen yang sudah disuntik dengan dua dosis. Sebagai konteks, India --negara dengan populasi 1,3 miliar jiwa-- sudah memvaksinasi 26 persen warganya dan 7,4 persen sudah menerima dua suntikan.

Interest (Ketertarikan, metriks yang digunakan Google Trends) terhadap kata kunci "vaksin" menyentuh angka 58 pada tanggal 1 Juni 2021. Lonjakan ini merespons pengumuman bahwa warga berusia 50 tahun ke atas akan mulai divaksinasi. Selain itu, jumlah kasus harian juga meningkat ke level 5.700an kasus per hari sejak 29 Mei.

(Interest: Angka ini mewakili ketertarikan pencarian secara relatif pada poin tertinggi di satu wilayah dan periode waktu. Angka 100 menandakan popularitas tertinggi. Angka 50 berarti setengah populer. Dan 0 menandakan tidak cukup data)

Rekor pencarian "vaksin" sebelumnya, angka 47, terjadi pada 13 Januari, saat pemerintah memulai penyuntikan vaksin terhadap tenaga kesehatan.

2. Penelusuran kata kunci "vaksin" meningkat seiring kenaikan kasus harian COVID-19

Indonesia Mencari VaksinSatu juta vaksin Sinopharm tiba di Tanah Air yang merupakan kedatangan vaksin tahap ke-16, Jumat (11/6/2021) siang. (Dok. Kominfo)

Kasus harian COVID-19 meningkat drastis dalam dua bulan belakangan ini. Puncaknya terjadi saat diumumkan 56.757 kasus baru pada 15 Juli atau meningkat 2.280 persen dari dua bulan sebelumnya.

Peningkatan kasus harian ini tidak terjadi dalam sehari semalam, melainkan sudah terjadi sejak 3 minggu sebelumnya. Terhitung sejak 21 Juni hingga 15 Juli, Indonseia memecahkan rekor kasus baru hampir setiap hari.

Tak mengherankan apabila ketertarikan terhadap "vaksin" mencapai angka 100 pada 22 Juni. Di saat yang sama, pencarian kata kunci "vaksin covid" juga mencapai puncaknya di angka 66. Empat hari kemudian, atau 26 Juni, pemerintah melaporkan catatan tertinggi yakni 1,3 juta vaksinasi dalam sehari.

Hingga artikel ini ditulis, Ketertarikan netizen terhadap kata kunci "vaksin" tetap bertahan pada level yang tinggi, sedangkan pencarian "vaksin covid" turun drastis. Hal ini wajar karena mesin pencarian Google langsung mengarahkan penggunanya ke hasil pencarian tentang vaksinasi COVID-19 meskipun kata yang dimasukkan hanya "vaksin".

3. Penelusuran soal vaksin dalam peta

Indonesia Mencari VaksinSuasana di shelter lokasi vaksinasi di Kantor DPRD Provinsi Bali (IDN Times/Ayu Afria)

Jika dipetakan, penelusuran terbanyak dari pengguna di Kepulauan Riau (Kepri), DKI Jakarta, Bali, Yogyakarta dan Sulawesi Utara. Menariknya, tiga dari lima provinsi ini masih mencatatkan pencapaian vaksinasi di bawah 20 persen.

Hingga 29 Juli, data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa vaksinasi dosis kedua di DKI Jakarta telah mencapai 31,4 persen sedangkan Bali mencapai 24,2 persen. Sementara, Kepri baru mencapai 14,6 persen, Yogyakarta 14,9 persen dan Sulawesi Utara 9,2 persen.

Dengan mempersempit penelusuran menjadi "daftar vaksin" maka terlihat bahwa pengguna mesin pencari yang penasaran dengan proses pendaftaran vaksinasi masih terkonsentrasi di wilayah Jawa dan Bali.

Pengguna dari Yogyakarta, Jakarta, Banten, Bali, Jawa Barat dan Jawa Timur berada di urutan enam teratas. Setelah itu baru diikuti oleh Kepri, Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.

4. Penelusuran di Jawa Tengah relatif rendah

Indonesia Mencari VaksinGubernur Ganjar Pranowo saat mengecek kondisi vaksin Sinovac di gudang Dinkes Semarang. Dok Humas Pemprov Jateng

Lalu terkait dengan tempat melakukan vaksinasi, Google mengklaim telah menampilkan lebih dari 157 rumah sakit rujukan COVID-19 dan pusat pengujian di Google Search dan Maps. Mereka juga menyediakan informasi lokasi lebih dari 1.000 pusat vaksinasi di 70 kota di seluruh Jawa dan menambahkan tombol pendaftaran vaksin di lokasi yang menyediakan registrasi daring.

Terlihat dari pemetaan penelusuran kata kunci "tempat vaksin", kebanyakan pencari masih berasal dari Jawa dan Bali, serta beberapa provinsi di Sumatra dan Kalimantan. Data dari Jawa Tengah memberi petunjuk yang unik, di mana Ketertarikan di provinsi ini (angka 26) cenderung lebih rendah dibandingkan, misalnya, Nusa Tenggara Timur (angka 47) atau Sulawesi Utara (angka 38).

Menjawab pertanyaan di atas: apakah memulai vaksinasi lebih dulu menjamin herd immunity segera tercapai? Belum tentu. Apalagi melihat kejadian dua bulan ke belakang dan masih lambannya distribusi vaksin.

Namun yang kita ketahui sekarang adalah ketertarikan masyarakat (setidaknya mereka yang terkoneksi internet dan menggunakan mesin pencari Google) terhadap vaksin COVID-19 cukup tinggi dan tersebar di Indonesia.

Baca Juga: DKI Jakarta Sudah Suntikkan Vaksin Dosis Ketiga ke 3.333 Nakes

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Umi Kalsum
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya