Ganjar: Pemilih Pemula Lebih Tertarik Gimik Ketimbang Ide

Ganjar ingatkan pentingnya adu ide dan gagasan

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, menyinggung soal fenomena banyaknya anak muda yang justru tertarik pada gimik politik ketimbang visi, misi, dan program. Ganjar cukup menyayangkan tren yang terjadi karena pada dasarnya ide dan gagasan lebih penting.

"Banyak media ketika bertanya kepada saya apa visi dan misinya, programnya, dan seterusnya. Kalangan pemilih apalagi pemula itu gak terlalu tertarik. Yang tertarik lebih kepada gimik," ucap dia dalam Dialog Pers dan Capres PWI - Ganjar di Kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023).

Baca Juga: KPU Ralat Jadwal Debat Capres dan Cawapres

1. Ganjar soroti adu ide dan gagasan

Ganjar: Pemilih Pemula Lebih Tertarik Gimik Ketimbang IdeCalon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, dalam Dialog Pers dan Calon Presiden bersama PWI, Kamis (30/11/2023). (dok. PWI)

Ganjar menyampaikan demokrasi bisa berjalan dengan baik apabila dibarengi dengan adu ide dan gagasan.

"Padahal selalu para peneliti, pemerhati, mengatakan bagaimana demokrasi bisa berjalan secara substansi, tidak prosedural, dan para kandidat itu bisa menyampaikan apa yang menjadi ide, gagasan, kondisi, serta solusi," kata dia.

Baca Juga: KPU: Data DPT yang Diduga Bocor juga Dipegang Bawaslu dan Parpol

2. Ganjar khawatir pemimpin punya visi dan misi berbeda

Ganjar: Pemilih Pemula Lebih Tertarik Gimik Ketimbang IdeCalon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, dalam Dialog Pers dan Calon Presiden bersama PWI, Kamis (30/11/2023). (dok. PWI)

Ganjar menegaskan pentingnya visi dan misi yang berkelanjutan antar pemimpin. Sehingga, konstitusi dan demokrasi bernegara bisa dilanjutkan dengan baik.

"Saya khawatir kalau setiap pemimpin baru, punya visi sendiri, dan berbeda dengan konstitusi, bengkak-bengkok itu," tutur dia.

3. Anak muda disebut suka humor

Ganjar: Pemilih Pemula Lebih Tertarik Gimik Ketimbang IdeCalon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, dalam Dialog Pers dan Calon Presiden bersama PWI, Kamis (30/11/2023). (dok. PWI)

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Mohamad Sohibul Iman, sempat menyinggung dinamika politik saat ini yang lebih mengedepankan gimik semata. Dia mengkritisi istilah gimik "gemoy dan santuy" yang dipakai pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menanggapi hal itu, Koordinator Pergerakan Milenial Nusantara (Permana), Wildan Ghozy Fawwaz, menuturkan istilah gemoy yang melekat pada Prabowo menjelang Pilpres 2024 justru mendapat tanggapan positif dari sejumlah pihak. Menurut Wildan, sebutan gemoy yang berarti menggemaskan untuk Prabowo, merupakan bukti kecintaan dari para pendukungnya untuk sosok pemimpin yang diidolakan selama ini.

Sebagai anak muda, dia menganggap wibawa generasi milenial dan z lebih menyukai pemimpin yang berwibawa, tetapi punya selera humor tinggi.

"Anak muda itu suka terhadap pemimpin yang berwibawa seperti Pak Prabowo, tapi juga punya selera humor tinggi dan santuy. Karena politik jangan melulu soal ketegangan yang dikedepankan, namun kebersamaan terus rawat. Ini terlihat dari sikap Pak Prabowo yang segemoy dan menganggap semua kawan maupun lawan adalah keluarga," ujar Wildan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

"Saya rasa buka hanya soal gemoy yang ada pada diri Pak Prabowo, tapi visi, misi, dan program saya rasa unggul dari kandidat lain," lanjutnya.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya