Gen Z, Ini Alasan Suara Pemilih di Pulau Jawa Jadi Rebutan Capres

Kenapa Jawa jadi wilayah yang pertarungannya paling sengit?

Jakarta, IDN Times - Pasangan calon presiden dan wakil presiden berlomba berebut suara sebanyak-banyaknya agar menang pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Salah satu segmentasi suara yang jadi incaran pada kontestasi politik ialah pemilih di Pulau Jawa.

IDN Times menerima sejumlah pertanyaan yang diajukan langsung kepada redaksi melalui microsite #GenZMemilih tentang Pilpres 2024. Lantas, kenapa Pulau Jawa menjadi wilayah yang suaranya paling sengit diperebutkan oleh para capres dan cawapres?

Baca Juga: Gen Z Memilih, Ternyata Begini Peran Gen Z di Pemilu 2024

1. Jumlah pemilih di Pulau Jawa mencapai 56 persen

Gen Z, Ini Alasan Suara Pemilih di Pulau Jawa Jadi Rebutan CapresIlustrasi pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengamat politik sekaligus Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menjelaskan alasan mengapa suara di Pulau Jawa diperebutkan pada Pilpres 2024 mendatang.

Pemilih di Pulau Jawa bisa dikatakan sebagai suara mayoritas di 2024. Sebab, jumlahnya mencapai sekitar 56 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"DPT pemilu legislatif dan pilpres sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebanyak 204.807.222 pemilih. Dari jumlah yang ditetapkan tersebut, sebanyak 115.373.669 atau sekitar 56,33 persen pemilih berada di Pulau Jawa," kata Fernando kepada IDN Times, Jumat (10/11/2023).

Kemudian kalau dilihat sebaran dari jumlah pemilih yang berada di Pulau Jawa, pemilih di Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah pemilih terbanyak yakni 35.714.901 atau 17,44 persen. Selanjutnya pemilih terbanyak kedua ada di Jawa Timur dengan jumlah pemilih sebanyak 31.402.838 atau 15,33 persen.

Jawa Tengah memiliki jumlah pemilih sebanyak 28.289.413 atau 13,81 persen. Sehingga total 3 provinsi di Pulau Jawa tersebut memiliki jumlah pemilih setara dengan 46,58 persen.

Baca Juga: Menjawab Gen Z, Seberapa Penting Gagasan Capres Soal Isu Lingkungan?

2. Posisi di Pulau Jawa mudah diakses

Gen Z, Ini Alasan Suara Pemilih di Pulau Jawa Jadi Rebutan Capresilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)

Di samping itu, suara pemilih di Pulau Jawa jadi rebutan karena lokasinya yang mudah diakses. Berbeda dengan pemilih yang berada di luar Pulau Jawa, walaupun jumlah pemilihnya mencapai 43,67 persen namun terbagi dalam banyak wilayah yang tidak berada dalam satu daratan, bahkan memiliki jarak yang jauh dan sulit ditempuh.

"Tentunya akan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibandingkan biaya operasional di Pulau Jawa. Selain itu, pendekatan pada tokoh-tokoh yang berpengaruh pada wilayah tersebut akan memberikan pengaruh terhadap suara yang akan didapatkan, suara tersebut tentunya melampaui jumlah yang ada di suatu provinsi yang ada di luar Pulau Jawa," ucap Fernando.

Baca Juga: Menjawab Pertanyaan Gen Z: Etis atau Tidak Mantan Narapidana Nyaleg?

3. Suara di luar Pulau Jawa tak kalah penting

Gen Z, Ini Alasan Suara Pemilih di Pulau Jawa Jadi Rebutan CapresIDN Times/Galih Persiana

Lebih lanjut, Fernando meyakini, suara pemilih di luar Pulau Jawa juga tetap menjadi prioritas dari pasangan capres dan cawapres, karena tetap menentukan kemenangan sebab jumlah pemilihnya juga signifikan.

Hanya saja ada skala prioritas bagi pasangan capres dan cawapres untuk bisa mendapatkan dukungan dari pemilih yang ada di Pulau Jawa, karena hanya enam provinsi namun jumlah pemilihnya sudah lebih dari 56 persen.

"Walaupun jumlah pemilih di Jawa lebih besar dari jumlah pemilih di luar Pulau Jawa, namun pasangan capres dan cawapres tidak akan mengabaikannya karena turut menentukan kemenangan," imbuh dia.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya