Jadi Parpol Terbuka, PAN Dinilai Berpotensi Raup Suara Besar di Pemilu

Segmentasi PAN dinilai kian meluas

Jakarta, IDN Times - Partai Amanat Nasional (PAN) dinilai jadi salah satu parpol yang berpotensi meraup suara besar pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Hal itu lantaran PAN semakin membuka lanskap segmentasi pemilih dari berbagai lapisan masyarakat.

Baca Juga: PAN Nilai Nasib Honorer Bisa Menggantung Akibat Marketplace Guru

1. Strategi PAN jadi parpol terbuka potensial gaet suara

Jadi Parpol Terbuka, PAN Dinilai Berpotensi Raup Suara Besar di PemiluIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai PAN memiliki suara yang sudah pasti dari massa pemilih Muhammadiyah. Namun pada Pemilu 2024, PAN lebih terbuka dengan beragam karakter kader dari berbagai klaster pemilih.

Dengan strategi baru tersebut, PAN potensial meraih dukungan besar dari masyarakat.

"PAN sudah menjadi terbuka dan itu modal yang cukup bagi PAN untuk bisa mendapatkan suara atau pemilih, bukan hanya dari kalangan Muhammadiyah, tapi pemilih secara Islam secara umum," kata Ujang dalam keterangannya, Minggu (30/7/2023).

Salah satunya terjadi di Tuban, Jawa Timur, ratusan pecinta shalawat mendukung PAN untuk Pemilu 2024.

Baca Juga: PAN Ingatkan Peran Penting Pesantren Tingkatkan Kualitas SDM

2. PAN potensial lolos parlemen di 2024

Jadi Parpol Terbuka, PAN Dinilai Berpotensi Raup Suara Besar di PemiluKetua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan bersama petinggi PAN dan kader PAN mendaftarkan bacaleg ke KPU RI, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Haryadi menilai PAN berpeluang lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2024.

Hal itu lantaran segmentasi pemilih PAN semakin meluas ke berbagai lapisan dan kalangan masyarakat. Kondisi tersebut membuat peluang keterpilihan PAN dari berbagai golongan masyarakat semakin besar untuk Pemilu 2024.

“Bagi PAN, langkah ini (terbuka) bisa saja menjadi insentif elektoral dengan segmentasi pemilih yang lebih luas,” kata dia dalam keterangan kepada IDN Times.

Meski begitu, Ade mengimbau, PAN harus tetap mengelola basis dukungan yang selama ini potensial, salah satunya warga Muhammadiyah .

“Secara historis, keberadaan PAN tidak dapat dipungkiri memiliki hubungan yang erat dengan aspirasi politik elite Muhammadiyah,” tutur dia.

Ade mengatakan, kedekatan PAN dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo juga dapat dimanfaatkan dengan baik. Sebab, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan dalam beberapa kesempatan kerap blusukan ke sejumlah daerah bersama Jokowi.

Kedekatan Zulhas dengan Jokowi membuat PAN memiliki akses sumber daya politik yang besar. Oleh sebab itu, Ade menilai, PAN dapat melanjutkan tradisinya lolos ke Senayan melewati ambang batas parlemen.

“Sebagai pendukung pemerintah, tentu saja PAN memiliki akses sumber daya politik yang lebih besar,” imbuh dia.

Baca Juga: PPP Sudah Merapat ke PDIP, Zulhas Klaim KIB Masih Kompak

3. Zulhas jelaskan alasan PAN bertransformasi jadi parpol terbuka

Jadi Parpol Terbuka, PAN Dinilai Berpotensi Raup Suara Besar di PemiluKetua Umum PAN Zulkifli Hasan (dok Istimewa)

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menjelaskan PAN belakangan ini jadi parpol yang terbuka bagi semua kalangan.

Sudah jadi rahasia umum bahwa partai matahari putih lahir dari rahim Muhammadiyah, seakan memberi kesan bahwa PAN partai yang tertutup. Namun belakangan ini, PAN bertransformasi menjadi partai terbuka untuk semua umat Islam.

Zulhas menjelaskan alasan tersebut. Dia menilai bahwa partai politik (parpol) punya peran sebagai pemersatu bangsa. Oleh sebab itu, dia berusaha keras memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).

"Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda," ujar Zulhas dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Zulhas lantas menanggapi salah satu upaya PAN merangkul semua golongan diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan satu abad NU bertajuk 'Simposium Nasional' di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Bahkan dalam acara itu turut hadir Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, dan jajaran pengurus PBNU Jatim. Dalam acara itu, Gus Yahya juga sempat menyebut bahwa PAN rasional. Dia juga menegaskan tidak ada larangan bagi warga NU untuk mencoblos PAN di pemilu nanti.

Respons positif ini ditanggapi Zulhas dengan rasa syukur, karena dia sudah dua tahun berusaha mendudukkan bersama NU dan Muhammadiyah. Menurutnya, perbedaan pilihan soal ormas Islam dan parpol adalah hal yang biasa dan wajar.

"Beda partai, tapi harmoni persatuan itu penting. Itu terus saya lakukan selama hampir dua tahun, terutama mempersatukan, duduk bareng. Mempersatukan artinya bukan sama ya, mendudukkan bareng NU dan Muhammadiyah sudah 2 tahun saya. Alhamdulilah ini Ketum PBNU Gus Yahya datang," ucap dia.

Zulhas lantas menyebut dengan bertransformasinya PAN menjadi partai yang terbuka, diharapkan bisa membawa suasana di masyarakat semakin sejuk, khususnya antara NU dan Muhammadiyah.

"Dengan itu masyarakat adem, tenang. Kalau masyarakat tenang, kita bisa membangun gitu. Bahwa soal pilihan-pilihan, terserah masing-masing," ujar dia.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya