Meski Diverifikasi Ulang, Partai Ummat Tetap Sulit Tembus Kursi DPR

Partai Ummat dinilai tak memiliki basis massa yang jelas

Jakarta, IDN Times - Setelah melaporkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hingga menggelar mediasi, kini Partai Ummat diperbolehkan mengikuti tahapan verifikasi ulang sebagai peserta Pemilu 2024.

Hasil verifikasi administrasi dan faktual tersebut nantinya jadi pertimbangan Partai Ummat untuk lolos jadi peserta pemilu.

Pengamat Politik dari Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menilai, meski Partai Ummat berpotensi jadi peserta Pemilu 2024, namun parpol besutan Amien Rais itu sulit untuk lolos parlementary threshold.

"Walaupun Partai Ummat akan lolos sebagai peserta Pemilu 2024, namun saya perkirakan tidak akan berhasil menempatkan kadernya di DPR RI karena tidak lolos ambang batas (parlementary threshold)," kata Fernando kepada IDN Times, Rabu (28/12/2022).

Baca Juga: Amien Rais Curiga Ada Kekuatan Besar Tak Loloskan Partai Ummat di 2024

1. Partai Ummat tak memiliki basis dukungan yang jelas

Meski Diverifikasi Ulang, Partai Ummat Tetap Sulit Tembus Kursi DPRPartai Ummat (IDN Times/Sachril Agustin)

Fernando menuturkan, Partai Ummat tidak memiliki basis massa yang terorganisir seperti partai lain. Dengan demikian, untuk lolos ambang batas parlemen sebesar empat persen pun dinilai sangat sulit.

"Saya perkirakan Partai Ummat tidak akan berhasil menempatkan kadernya di DPR RI karena sangat sulit untuk mencapai perolehan suara 4 persen. Apalagi Partai Ummat tidak memiliki basis massa yang jelas," ucap dia.

Baca Juga: 5 Fakta Partai Ummat Bentukan Amien Rais, Tak Lolos Verifikasi Faktual

2. Amien Rais dinilai kehilangan magnet simpatik dari publik

Meski Diverifikasi Ulang, Partai Ummat Tetap Sulit Tembus Kursi DPRKetua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais dan Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi daftarkan Partai Ummat ke KPU. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Di sisi lain, Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais dinilai telah kehilangan simpatik dari publik. Hal itu disebabkan, pada era kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Amien tampil sebagai tokoh oposisi yang dikenal kerap mencari kesalahan pemerintah.

"Amien Rais sudah kehilangan simpatik dari sebagian besar masyarakat Indonesia karena sikapnya yang cenderung melawan pemerintah dan menjadi oposisi yang terkesan mencari-cari kesalahan bukan hanya melakukan kontrol terhadap pemerintahan saat ini," ucap Fernando.

Fernando menuturkan, Amien Rais yang merupakan inisiator Partai Ummat tidak lagi menjadi magnet untuk mendapatkan dukungan para pemilih. Para pendukung gerakan 212 juga tidak tertarik mendukung Partai Ummat karena bagi mereka akan lebih senang memilih partai berbasis agama lainnya dan sudah memiliki kursi di DPR RI. 

"Hal tersebut terbukti katika awal berdirinya Partai Ummat, beberapa loyalis Amien Rais mengundurkan diri," tutur dia.

Baca Juga: Klaim Ada Parpol Menjegal, Partai Ummat Siapkan Bukti Lapor Bawaslu

3. Basis dukungan Partai Ummat di Yogyakarta

Meski Diverifikasi Ulang, Partai Ummat Tetap Sulit Tembus Kursi DPRLogo Partai Ummat (Dok.Channel YouTube Amien Rais)

Meski dianggap tak mampu bicara banyak di Pemilihan Legislatif 2024 mendatang, kata Fernando, basis dukungan Partai Ummat kebanyakan berada di tempat asal Amien Rais, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saya melihat hanya Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan menjadi lumbung perolehan suara Partai Ummat karena daerah tempat tinggal Amien Rais," imbuh dia.

Baca Juga: Digugat Partai Ummat, KPU Akan Hadir Sidang Sengketa di Bawaslu

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya