Partai Gelora: Bonus Demografi Belum Tentu Bawa Indonesia Sejahtera

Generasi produktif dinilai pendidikannya relatif rendah

Jakarta, IDN Times - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menilai bonus demografi belum menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk membawa kesejahteraan. 

Ketua Bidang Narasi Partai Gelora, Dadi Krismatono menilai penyebabnya karena usia produktif yang digadang-gadang bisa membawa lompatan kesejahteraan ternyata partisipasi pendidikannya masih relatif rendah, akibat tekanan ekonomi yang mereka alami.

"Bonus demografi ini, ternyata dalam perjalanannya tidak semudah yang kita harapkan. Momentum ini tidak jadi meledak, karena ternyata usia produktif yang digadang-gadang itu, partisipasi pendidikannya relatif rendah," kata dia dalam acara Gelora Talk bertajuk 'Generasi Sandwich, Para Pemikul Beban di Usia Produktif, dikutip Jumat, (16/9/2022).

Baca Juga: Ini Perbedaan Generasi Baby Boomer, Gen Z hingga Generasi Alpha

1. Ada masalah kultural dan struktural dalam rantai ekonomi Indonesia

Partai Gelora: Bonus Demografi Belum Tentu Bawa Indonesia SejahteraIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, kata Dadi, ada masalah kultural dan struktural dalam rantai ekonomi di Indonesia. Di mana rasa kekeluargaan dan agama tidak mungkin menjadikan orang Indonesia individual.

"Sehingga generasi penerus ini menjadi pemikul beban dan harus mengesampingkan urusannya sendiri," ujar dia.

Meski begitu, Dadi optimis generasi sandwich atau generasi para pemikul beban ini bisa keluar dari kompleksitas masalah tersebut, meskipun ada nilai-nilai sosial dan agama yang tidak bisa dihilangkan.

"Karena saat ini, siapa yang akan mengurusi lansia (orang tua mereka). Nilai-nilai seperti ini tidak mungkin dihilangkan, tetapi kami optimis akan ada solusi revolusioner yang akan menjadi role model," ucap dia.

Baca Juga: Kapolri Minta Publik Bersiap Bonus Demografi atau 2030 Jadi Bencana

2. Pemerintah siapkan solusi generasi sandwich

Partai Gelora: Bonus Demografi Belum Tentu Bawa Indonesia SejahteraGedung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) (brin.go.id)

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kependudukan BRIN Nawawi mengatakan, pemerintah sebenarnya telah menyiapkan beberapa solusi terkait generasi sandwich, diantaranya masalah jaminan kesehatan.

Solusi pemerintah tersebut, juga untuk mengatasi adanya peningkatan percepatan jumlah lansia yang cukup tinggi.

"Sehingga program Indonesia Emas yang dicanangkan tidak terhambat," ucap dia.

Baca Juga: Awas Bumerang, Bonus Demografi Indonesia Bisa Jadi Beban Demografi

3. BRIN rekomendasi pemerintah adopsi jaminan sosial lansia di Jepang

Partai Gelora: Bonus Demografi Belum Tentu Bawa Indonesia SejahteraPetugas mengibarkan bendera Jepang dalam pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di Stadion Nasional, Tokyo, Jepang, Jumat (23/7/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Pihaknya menuturkan, khusus mengenai lansia, BRIN merekomendasikan agar pemerintah mengadopsi sistem jaminan sosial di Jepang.  

Namun, dampak yang harus diantisipasi adalah timbulnya individualisme, karena di kita keluarga dan agama menjadi berkah tersendiri.

"Pada masyarakat kita yang menarik, sebenarnya mereka (generasi sandwich) mengatakan, hal itu bukan menjadi beban terkait beban-beban ekonomi. Tetapi bagaimana kedepannya bisa bertahan ini, hal yang menarik untuk menjadi catatan," imbuh dia.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya