Projo Minta Ganjar Nurut Jokowi Usai Batal Piala Dunia: Jangan Nakal

Ganjar jadi sorotan usai RI batal tuan rumah Piala Dunia U20

Jakarta, IDN Times - Relawan pendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Projo, mengimbau kepada Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, agar mengikuti arahan pemerintah pusat.

Pernyataan itu diungkapkan Bendahara Umum Projo, Panel Barus, saat ditanya soal kedekatan Jokowi dengan Ganjar baru-baru ini, setelah polemik batalnya Indonesia jadi Piala Dunia U-20 2023.

Baca Juga: Temui Relawan Projo, Jokowi Beri Arahan Ini Jelang Pemilu 2024

1. Projo imbau Ganjar jangan 'nakal'

Projo Minta Ganjar Nurut Jokowi Usai Batal Piala Dunia: Jangan NakalBendahara Umum Pro Jokowi (Projo) Panel Barus (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Panel Barus mengingatkan Ganjar agar tidak bergerak di luar arahan pemerintah pusat, termasuk Presiden Jokowi. Jabatan Ganjar sebagai kepala daerah merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat. Sehingga keduanya harus kompak.

"Jangan nakal lagi, gak boleh miskoordinasi, Pak Presiden ke gubernur itu kan perpanjangan pemerintah pusat, pusat bikin apa gubernur harus ikut, jangan nakal lagi," tutur dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2023).

Baca Juga: PKB Sebut Tak Ada Arahan Jokowi soal Capres-Cawapres di Koalisi Besar

2. Pengamat ungkap makna kebersamaan Jokowi-Ganjar

Projo Minta Ganjar Nurut Jokowi Usai Batal Piala Dunia: Jangan NakalPresiden Jokowi bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (dok. Sekretariat Presiden)

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di Solo dan Boyolali, Jawa Tengah, pada Senin, 10 April lalu mengajak Ganjar naik mobil kepresidenan.

Menanggapi momen kebersamaan Jokowi dan Ganjar tersebut, Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menilai kegiatan itu justru bisa berdampak negatif kepada kandidat capres lainnya, yakni Prabowo Subianto.

Meskipun hal ini merupakan sesuatu yang biasa dilakukan Presiden Jokowi, namun situasi ini berbeda karena Ganjar baru saja mendapatkan cibiran pedas publik lantaran dituding sebagai penyebab kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Diketahui, Ganjar menolak kehadiran tim Israel dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Akibatnya, FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah. Sikap Ganjar yang berseberangan dengan Presiden Jokowi yang meminta semua pihak tidak mencampuradukkan urusan sepak bola dengan politik, memperburuk situasi.

Pasca kejadian tersebut, Jokowi bertemu dengan Ganjar. Karenanya, momen itu bisa menjadi bukti masih adanya peluang Ganjar maju pada Pilpres 2024. Dengan demikian, Prabowo bukan satu-satunya bakal capres kuat yang akan diendorse Jokowi.

“Jokowi kembali ke kebiasaan awalnya, memberikan harapan pada banyak pihak, seperti pada Ganjar dan Prabowo. Jelas pertemuan ini tidak berdampak bagus pada Prabowo,” ujar Hendri dalam keterangannya, Selasa (11/4/2024).

Baca Juga: FX Rudy Bantah Sebut Ganjar Kantongi Restu Megawati Jadi Capres

3. Ganjar masih berpotensi didukung Jokowi

Projo Minta Ganjar Nurut Jokowi Usai Batal Piala Dunia: Jangan NakalGubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Pria yang akrab dipanggil Hensat itu menilai, momentum kemesraan Ganjar dengan Jokowi cukup menarik. Menurut dia, momen itu memperlihatkan Jokowi masih berpotensi menginginkan Ganjar sebagai kandidat capres.

“Ke Megawati ia ingin memperlihatkan bahwa dirinya masih menginginkan Ganjar sebagai kandidat, atau ke Prabowo bahwa dirinya masih memiliki kandidat lain yang didukung” ujar dia.

Selain itu, kata Hendri, pertemuan tersebut juga bisa ditujukan kepada masyarakat untuk menampilkan sosok yang didukung Jokowi sebagai kandidat pada 2024. Namun yang perlu digaris bawahi dari pertemuan Jokowi dengan Ganjar, adalah bentuk demokrasi apa yang diinginkan Jokowi.

“Ini merupakan bentuk komunikasi politik. Padahal kalau mau fair, harusnya memberikan kesempatan pada semua kandidat. Tapi ini kan hanya beberapa orang saja," sambung dia.

Hendri mempertanyakan jika Jokowi mendukung salah satu kandidat dan menang, apakah calon tersebut akan mendengarkan Jokowi selaku mantan presiden? 

“Harusnya seperti Megawati, saat menjadi presiden dan mencalonkan diri pada 2004, beliau tidak menggunakan kekuasaannya saat pemilihan,” imbuh Hensat. 

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya