Faisal Basri: Kebijakan Impor Rugikan Neraca Perdagangan Kita

Kebanyakan impor bisa bikin rugi lho

Jakarta, IDN Times - Ekonom senior Faisal Basri memberikan kritik tajam kepada Kementerian Perdagangan yang disebut telah kebablasan dalam mengeluarkan kebijakan impor. 

1. Derasnya impor akan memengaruhi nilai tukar rupiah

“Jadi seperti air bah sekarang," kata Faisal di Jakarta beberapa waktu lalu.

Faisal menyebutkan bahwa pola impor seperti itu merugikan neraca perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan akan berpengaruh pada neraca pembayaran yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Dirinya menilai maraknya impor dari berbagai negara ke Indonesia utamanya diakibatkan oleh kebijakan yang dibuat oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. 

“Sebelum batasi (komoditas impor), tertibkan dulu kelakuan Pak Enggar, yang tadinya ada rekomendasi, sekarang gak ada rekomendasi,” kritik Faisal. 

2. Kementerian Perdagangan berada dalam sorotan publik

Belakangan ini, Kemendag sedang menjadi sorotan terkait derasnya impor, terutama komoditas beras. Sejumlah pihak juga telah menyuarakan protes terhadap langkah kementerian yang dipimpin Enggartiasto Lukita tersebut dalam menambah stok beras dalam negeri. 

Bulog menjadi salah satu pihak yang bersuara keras terhadap kebijakan Kemendag itu. Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, menegaskan bahwa stok beras dalam negeri dalam kondisi aman. Mengacu pada data Perum BULOG, jumlah Cadangan Beras Pemerintah (CBP) per 18 September 2018 mencapai 2,24 juta ton. Angka ini jauh di atas batas aman stok CBP, yaitu sekitar 1-1,5 juta ton.

3. Luas panen padi nasional cukup besar

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman enggan berkomentar setiap dimintakan tanggapan atas kebijakan impor beras yang dikeluarkan oleh Kemendag. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dan berdasarkan Aram I 2018, perkiraan luas panen padi bulan Januari hingga Agustus mencapai 12,18 juta Hektare. Sementara itu, prediksi luas panen bulan September hingga Desember mencapai 3,82 juta Hektare. 

4. Mentan Amran tetap optimis dengan produksi beras nasional

Sebelumnya, Amran memang sempat menyampaikan optimismenya bahwa produksi beras akan tetap terjaga meski sedang musim kemarau. Amran juga mengakui publik mungkin masih terjebak paradigma lama, yaitu jika musim kemarau tidak ada produksi karena petani tidak menanam padi.

“Sekarang ada paradigma baru dengan menggunakan teknologi baru kita meningkatkan tanam di musim kering yang biasanya 500 ribu hektar menjadi 1 juta hektar, naik dua kali lipat pada saat musim kering. Saya ulangi, tanaman naik dua kali lipat pada musim kering, karena itu target kita," ujar Amran.

Topik:

  • Karsa Adiguna

Berita Terkini Lainnya