Ternyata Ini Faktor Utama yang Menyebabkan Banjir di Sentani Papua

Debit puncak banjir yang melebihi pengaliran DTA

Jakarta, IDN Times - Bencana banjir terjadi di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sentani Tami pada 16 Maret 2019. Berdasarkan data dan fakta yang dihimpun KLHK, faktor utama penyebab bencana banjir bandang di Sentani adalah curah hujan yang tinggi. Penjelasan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL), IB Putera Parthama, saat menggelar jumpa pers di Jakarta (19/3/2019).

“Bencana banjir bandang di Sentani Papua disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi mulai pukul 19.00 sampai dengan 23.30 WIT. Data menunjukkan bahwa debit air di wilayah Sentani pada malam tersebut melebihi kondisi normal mencapai 193,21 m3/detik yang menyebabkan debit aliran tinggi. Sementara itu, mulut sungai terhitung kecil dengan kapasitas tampung yang rendah yaitu hanya 91,38 m3/detik,” tutur IB Putera.

1. Kondisi hulu DAS yang tidak stabil

Ternyata Ini Faktor Utama yang Menyebabkan Banjir di Sentani PapuaIDN Times

Hulu DAS tersebut memiliki kontur batuan yang kedap air sehingga membentuk bendung alami yang mudah jebol pada saat hujan tinggi. Adanya perluasan kota dan permukiman di bagian hilir (daerah terdampak) turut memberikan dampak yang cukup signifikan.

Beberapa lokasi terdampak dari musibah banjir tersebut meliputi Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, Sentani dan sekitarnya. Luas daerah tangkapan air (DTA) di lokasi tersebut mencapai 15.199,83 hektar. Lebih lanjut Putera menyampaikan, luapan air Sungai Sereh/Tahara dan Sungai Kemiri masuk ke DAS Sentani yang berhulu di Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

2. Curah hujan yang sangat ekstrem disertai intensitas hujan yang tinggi

Ternyata Ini Faktor Utama yang Menyebabkan Banjir di Sentani Papuabluestemamphitheater.org

Debit puncak banjir yang melebihi pengaliran daerah tangkapan air (DTA) yang disebabkan curah hujan yang sangat ekstrem disertai intensitas hujan yang sangat tinggi. Faktor tutupan hutan di DAS Sentani terhitung baik dan berkisar 55 persen dari total area DAS. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pohon yang tercabut dari akarnya dan adanya longsor pada area hulu DTA.

Putera menambahkan, di sekitar banjir bandang tidak ditemukan adanya pembalakan liar. Hal tersebut dapat dipastikan karena tidak ditemukan material kayu bekas tebangan yang hanyut terbawa banjir.

"Pohon-pohon tersebut masih lengkap dengan ranting dan akar-akarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kayu-kayu tersebut bukan hasil kegiatan penebangan kayu yang menyebabkan banjir bandang," ungkap Putera.

3. Kawasan CA Pegunungan Cycloop tidak mengalami kerusakan, tetapi berdampak pada daerah pengembangan yang ada di bawah

Ternyata Ini Faktor Utama yang Menyebabkan Banjir di Sentani PapuaGenPI.co

Kawasan pegunungan ini memiliki kemiringan lereng yang tajam. Dengan begitu, walaupun kawasan hutannya tidak rusak, curah hujan sangat ekstrem sehingga berdampak besar pada daerah pengembangan yang ada di bawah. Menurut Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno, perlu dipikirkan tata ruang kawasan permukiman, terutama bila ada fenomena hujan ekstrem di wilayah Pegunungan Cycloop.

Wiratno menyampaikan bahwa satwa-satwa yang ada di Cagar Alam Cycloop kemungkinan ada yang terkena dampak.

Terkait dengan CA Pegunungan Cycloop, Putera mengharapkan tercipta role model pengelolaan cagar alam berbasis kearifan lokal.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya