ilustrasi seorang pria mengibarkan bendera Palestina dan memakai kaos bertuliskan “Free Palestine” (pexels.com/Alfo Medeiros)
Misi flotilla membawa efek simbolis yang besar dengan menarik sorotan global ke Gaza. Data menunjukkan lebih dari 63 ribu warga Palestina tewas sejak perang dimulai, dan meski bantuan hanya sekitar 300 ton, arti solidaritasnya jauh lebih dalam.
Nathan Brown dari George Washington University menyatakan bahwa flotilla menyampaikan pesan kepada Palestina bahwa mereka tidak dilupakan, meskipun dampaknya mungkin tidak sebesar efek publisitas. Secara politik, flotilla juga dinilai menambah tekanan terhadap Israel melalui kritik yang datang dari beberapa negara Eropa.
Dilansir dari DW, Amjad Iraqi dari International Crisis Group menuturkan bahwa para aktivis ingin mengirim pesan mengenai darurat kemanusiaan sekaligus menolak keputusan politik Israel yang memungkinkan terjadinya pengepungan dan kelaparan.
Kritik semacam ini muncul bahkan jika armada gagal mencapai Gaza.
Flotilla juga memperluas jurang antara pendukung dan penentang kebijakan Israel. Israel menolak tuduhan kejahatan perang dengan menyatakan bantuan sudah cukup masuk Gaza, tetapi dicuri Hamas. Di sisi lain, Amerika Serikat bersama Presiden Donald Trump tetap mendukung posisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Apa pun pandangan yang berkembang, flotilla telah mengukir peran simbolis dalam percaturan politik global.