Benarkah 30 WNI Gabung Misi Kemanusiaan Global Flotilla ke Gaza?

- Pemerintah Indonesia mendukung keikutsertaan Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla.
- Kemlu RI melakukan koordinasi lintas kedutaan untuk memastikan keselamatan para relawan IGPC, termasuk melalui KBRI Tunis, Kairo, dan Roma.
- Misi Global Sumud Flotilla tahun ini diwarnai kehadiran lima kapal asal Indonesia yang dinamai pahlawan nasional: Sukarno, Diponegoro, Hasanuddin, Pati Unus, dan Malahayati.
Jakarta, IDN Times – Puluhan warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan ikut misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. Misi itu membawa bantuan bagi warga Palestina, sekaligus mendobrak blokade Israel.
Misi kemanusiaan ini akan didasari pada kurangnya bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza di tengah perang. Bantuan untuk mereka dari komunitas internasional diblokade Israel, yang mengakibatkan kelaparan akut.
Selama 23 bulan terakhir, dunia telah menyaksikan pemandangan ngeri bagaimana Israel di bawah rezim apartheid, yang didukung oleh beberapa pemerintahan paling berkuasa di dunia, telah merampas kebutuhan dasar rakyat Gaza untuk bertahan hidup.
Banyak masyarakat dunia telah berunjuk rasa, bersuara, memboikot atas kebiadaban Israel, yang mencerminkan sentimen mayoritas global. Namun, ini belum cukup untuk menekan pemerintah dunia agar menghentikan pengepungan Israel di Gaza dan memastikan genosida, yang terjadi secara langsung, diakhiri. Karenanya, Global Sumud Flotilla ini dibuat.
1. Didukung pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri membenarkan adanya WNI yang ikut misi kemanusiaan ini. Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap keikutsertaan Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla.
Armada tersebut akan berlayar menuju Jalur Gaza pada 10 September 2025 mendatang, untuk mendobrak blokade militer Israel sekaligus mengantarkan bantuan bagi warga Palestina.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Vahd Nabyl Mulachela, terdapat 30 warga negara Indonesia (WNI) yang ikut serta dalam pelayaran itu. Ia menegaskan, perlindungan bagi para relawan Indonesia menjadi prioritas utama pemerintah.
“Melalui KBRI Tunis, pemerintah telah menyediakan fasilitas selama mereka berada di Tunisia serta menyampaikan gambaran risiko yang mungkin akan dihadapi ketika mereka berada di wilayah Gaza,” ujar Nabyl dalam keterangannya, dikutip Senin (8/9/2025).
2. Kemlu RI koordinasi dengan sejumlah KBRI
Kemlu RI menyebut, telah melakukan koordinasi lintas kedutaan untuk memastikan keselamatan para relawan IGPC. Tidak hanya melalui KBRI Tunis, instruksi juga diberikan kepada KBRI Kairo di Mesir serta KBRI Roma di Italia, yang yurisdiksinya mencakup Siprus.
“Ketiga KBRI ini diminta untuk terus memonitor keadaan pelayaran bantuan kemanusiaan itu, beserta keselamatan para WNI yang ikut serta di dalamnya,” kata Nabyl.
Ia menambahkan, komitmen Indonesia dalam mendukung Palestina sejalan dengan prinsip hukum dan aturan internasional. “Pemerintah Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina,” tegasnya.
Sebelum keberangkatan, KBRI Tunis pada Jumat (5/9/2025) telah menyelenggarakan audiensi dan doa bersama dengan para relawan IGPC. Acara itu dimaksudkan untuk memberikan dukungan moral serta memastikan kesiapan teknis sebelum berlayar ke Gaza.
Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menyebut partisipasi Indonesia di flotilla kemanusiaan ini menjadi bukti nyata komitmen bangsa terhadap Palestina. “RI senantiasa kokoh berjuang untuk kemerdekaan Palestina dan pembebasan blokade di Gaza,” tulis Zuhairi lewat akun Instagram pribadinya.
3. Kapal dinamai pahlawan nasional Indonesia
Misi Global Sumud Flotilla tahun ini juga diwarnai kehadiran lima kapal asal Indonesia. Menurut Zuhairi, kapal-kapal tersebut diberi nama pahlawan bangsa: Sukarno, Diponegoro, Hasanuddin, Pati Unus, dan Malahayati.
Selain mengangkut bantuan kemanusiaan penting bagi Gaza, flotilla ini membawa pesan politik yang kuat: dunia tidak akan tinggal diam terhadap blokade Israel yang sudah berlangsung selama 18 tahun atas lebih dari dua juta penduduk Gaza.
Global Sumud Flotilla melibatkan relawan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Brasil, Italia, Kolombia, Maroko, Sri Lanka, dan Tunisia.