Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversial

Kartun editorial yang syarat akan sindiran politik

Kartun politik atau kartun editorial adalah kartun yang paling menarik dan jenaka bagi kebanyakan orang. Siapa pun bisa mengolok-olok penguasa dengan cara yang lucu dan bisa saja mendapatkan keuntungan dari karya seni tersebut. Namun, karya kartun politik ini juga sangat berbahaya dan sensitif.

Karya kartun politik yang menyindir penguasa tertentu bisa mengundang kemarahan. Banyak pihak yang mungkin tidak setuju dengan kartun politik tersebut. Bahkan, ada saja pihak yang menganggapnya "terlalu berlebihan". Berikut ini adalah kartunis editorial yang kehilangan pekerjaannya karena karya kartun politik yang mereka buat. Beberapa dari mereka lolos dari jeratan hukum, tergantung pada undang-undang pemerintah seputar kebebasan berpendapat. Namun, ada juga kartunis yang diserang, bahkan dijebloskan ke penjara karena karya mereka yang menyindir pemerintah.

1.Gargantua karya Honoré Daumier

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialkartun editorial berjudul Gargantua (commons.wikimedia.org/Honoré Daumier)

Honoré Daumier adalah seorang litografer (pembuat karya seni untuk majalah atau surat kabar) yang karyanya berubah menjadi politis pada usia 20 tahunan. Kartunnya yang berjudul Gargantua pada 1831 menjadi perbincangan hangat dalam sejarah. Apa, ya, kira-kira isi pesan dari gambar kartun politiknya ini?

Jadi, ada ketegangan antarkelas di Prancis pada saat itu. Kartun politik Gargantua menggambarkan Raja Louis Philippe sebagai raksasa yang memakan pajak dari para petani dengan sangat rakus. Nafsu makannya seakan tak ada habisnya. Akan tetapi, singgasana yang dia duduki digambarkan mirip dengan toilet. Dari bawahnya muncul kontrak-kontrak yang diambil oleh pejabat-pejabat lain.

Seperti halnya yang dijelaskan The New Yorker, Gargantua sebenarnya tidak diterbitkan di surat kabar, tapi dijual langsung oleh Daumier kepada pembaca. Sayangnya, Daumier dijebloskan ke penjara selama 5 bulan karena karyanya ini. Namun, dia terus menggambar karya politik setelah bebas dari masa hukumannya.

Meskipun begitu, Daumier lebih suka melukis ketimbang membuat kartun politik. Bahkan, master sekelas Monet menyukai karya lukisannya. Sebagian besar karya lukisannya adalah lukisan impresionis tentang orang-orang yang menjalani kehidupan dan pekerjaan mereka.

2. Rob Rogers yang kartunnya menyindir Donald Trump

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialkartun editorial yang menyindir tentang perang dagang (robrogers.com/Pittsburgh Post-Gazette/Rob Rogers)

Seperti yang dilaporkan CBS News, Rob Rogers dipecat pada Juni 2018 setelah bekerja selama 25 tahun di The Pittsburgh Post-Gazette sebagai kartunis politik. Rogers memusatkan perhatiannya pada Presiden AS, Donald Trump, dalam kartunnya pada saat itu. Sebelum Rogers dipecat, Rogers mengejek seorang pendukung kebijakan Trump yang ditusuk (tanpa berdarah) dengan balok baja yang bertuliskan "Perang Dagang" dalam karyanya.

Seorang direktur editorial baru mengambil alih makalah Rogers pada Maret 2018. Rogers menuduh bahwa direktur editorial bernama Keith Burris itu menolak 19 kartun karya Rogers sebelum akhirnya memecatnya. The Pittsburgh Post-Gazette sendiri menunjuk Keith Burris karena tulisan opininya yang membela pernyataan kontroversial Trump.

3. Michael de Adder yang kartun politiknya menyindir Donald Trump dan pekerja migran

Michael de Adder menggambar kartun politik Presiden Donald Trump yang bermain golf di dekat dua orang yang lagi tengkurap. Dilansir CNN, kartun tersebut menyinggung kisah pekerja migran bernama Óscar Alberto Martínez Ramírez dan putrinya, Angie Valeria. Keduanya tewas saat mencoba menyeberang untuk masuk ke wilayah Amerika dari Meksiko.

Awalnya, de Adder mengetwit komik tersebut, kemudian mengirimkannya ke koran Halifax, Chronicle Herald, tempat komik itu akhirnya diterbitkan. Michael de Adder mengakui bahwa dia tidak mengirimkan kartun tersebut ke surat kabar di kantor tempatnya bekerja, Brunswick News, karena dia takut dipecat. Namun, dia tetap dikeluarkan dari perusahaan induk surat kabar tersebut setelah kartun golf tersebut dirilis.

Menurut surat kabar tersebut, mereka sudah melakukan negosiasi dengan de Adder mengenai kontraknya yang sudah habis pada saat itu. Pemecatan tersebut dianggap kebetulan saja karena surat kabar tersebut ingin mempekerjakan kartunis lain. Akan tetapi, de Adder membantah dan mengatakan bahwa surat kabar tersebut memiliki hubungan dengan perusahaan minyak besar Amerika Serikat.

4. Rick Friday yang kartun politiknya menyindir industri pertanian besar

Rick Friday suka menggambar kartun politik tentang petani dan kehidupan bertani. Dia sendiri bekerja di surat kabar Farm News di Iowa. Laporan KCCI Des Moines melansir bahwa Friday membuat kartun politik yang menyindir industri pertanian besar yang seenaknya dengan petani kecil. Akibatnya, dia dipecat pada Mei 2016.

Kartun tersebut menunjukkan bagaimana industri pertanian besar seperti Monsanto meraup keuntungan dari para petani skala kecil. Salah satu perusahaan benih ini sangat marah. Mereka menarik semua iklan mereka dari surat kabar tersebut setelah kartun politik itu diterbitkan. Diduga juga ada beberapa petinggi di surat kabar tersebut yang tidak suka dengan kartun politik yang dibuat Friday. Jadi, setelah berkarier untuk surat kabar tersebut selama 21 tahun, Friday dipecat dan editornya ditegur.

Namun, Friday akhirnya ditawari pekerjaannya kembali karena beberapa pihak mendesak surat kabar tersebut untuk merekrut Friday. Friday kembali mendapatkan tawaran pekerjaan dan menggambar kartun politik selama lebih dari 3 tahun setelah 2 bulan dia tidak bekerja karena pemecatan. Friday menandatangani kontrak selama 1 tahun dengan surat kabar tersebut. 

5. Dennis Wilen dan Lalo Alcaraz yang kartun politiknya dianggap rasis

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialkartun editorial yang membahas Cinco de Mayo (laobserved.com/Lalo Alcaraz)

Dennis Wilen adalah editor situs Patch untuk Brentwood, California. Bagi kamu yang belum tahu, situs Patch adalah situs mini untuk komunitas tertentu yang merupakan bagian dari jaringan AOL Patch. Situs Patch berfokus pada berita hiperlokal dalam satu komunitas.

Seperti yang dicatat LA Observed, Wilen sangat antusias untuk memamerkan kartun politik yang digambar oleh kartunis Lalo Alcaraz. Kartun tersebut membahas tentang perayaan Cinco de Mayo (hari libur regional di Meksiko untuk merayakan warisan Meksiko). Kartun ini mengolok-olok dugaan sikap sinis daerah tersebut (Brentwood, California) terhadap hari libur Cinco de Mayo dan orang Amerika Latin.

Wilen menganggapnya sebagai komentar lucu dari Latino Alcaraz. Kebetulan, Brentwood merupakan tempat tinggal Arianna Huffington, pemimpin redaksi Patch. Editor Patch di New York mengatakan kepada Wilen bahwa kartun tersebut rasis. Wilen lalu dipecat dan bekerja dengan Alcaraz di situsnya sendiri.

6. Rayma Suprani yang kartun politiknya menyindir Presiden Venezuela

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialkartun politik karya Rayma Suprani yang menyindir Presiden Venezuela (raymasuprani.com)

Rayma Suprani adalah kartunis politik di Venezuela. Laporan PRI melansir bahwa banyak kartun politiknya yang mengkritik Presiden Hugo Chavez yang membuatnya dipecat dari pekerjaannya di surat kabar El Universal. Pemecatan Suprani ini cukup menarik mengingat Chavez sudah lebih dulu meninggal dunia.

Suprani sangat berani mengirim pesan kepada Chavez melalui kartun politiknya ketika Chavez masih hidup. Kartun yang membuatnya dipecat pada 2014 menggambarkan data denyut jantung yang menunjukkan garis detak jantung teratur, kemudian garisnya menjadi datar saat ada tanda tangan Chavez. Pemecatannya terjadi setelah surat kabar El Universal tersebut berpindah tangan ke pemilik yang mendukung presiden baru Nicolas Maduro (kandidat pro Chavez).

Suprani lantas dilecehkan saat ia berusaha mencari pekerjaan baru, terutama oleh Maduro dalam program TV mingguannya. Fotonya ditampilkan di program televisi pemerintah, yang sama saja dengan intimidasi dalam iklim politik. Akibatnya, Suprani kesulitan mendapatkan pekerjaan meskipun pengikutnya banyak. Ia akhirnya meninggalkan Venezuela pada 2015. Dia sekarang tinggal di Amerika Serikat.

Baca Juga: Sejarah Wendigo, Makhluk Mitologi Amerika Utara yang Memangsa Manusia

7. Patrick Chappatte, sosok di balik pencetakan kartun politik Israel dan Donald Trump

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialpotret Patrick Chappatte pada 2018 (commons.wikimedia.org/Rama)

Pada Juni 2019, surat kabar The New York Times memutuskan untuk menghapus kartun politik yang ditayangkan di surat kabar versi internasionalnya. Dunia jurnalisme pun berseru dan berkomentar bahwa keputusan ini cukup bodoh. Namun, sebenarnya ada alasan utama di baliknya.

Mengutip laman WQAD, editor Patrick Chappatte menuai kontroversi karena kartun politik yang diterbitkannya dianggap antisemit oleh banyak pembaca, yang dicetak di The New York Times versi internasional pada April. Kartun yang mengakhiri kariernya di surat kabar tersebut menampilkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai seekor anjing yang memakai tali leher bersimbol Bintang Daud. Dia mengarahkan Presiden Donald Trump yang buta dan mengenakan kippah khas Yahudi.

Namun, tak seorang pun dalam staf kartun politik The New York Times yang menggambar komik tersebut. Sebuah layanan sindikasi mengungkapkan bahwa kartun itu digambar oleh seniman Portugis bernama António Moreira Antunes. Meskipun kontroversial, The New York Times versi AS belum mencetak kartun politik tersebut.

8. Ted Rall, kartunis yang menyindir kepolisian Los Angeles

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialkartun politik yang menyindir polisi Los Angeles (rall.com/The Los Angeles Times/Ted Rall)

Ted Rall adalah kartunis politik yang dipecat karena membuat kartun komik tentang (dugaan) penangkapannya sendiri. Sebagaimana yang dijelaskan International Business Times, Rall menggambar komik di Los Angeles Times tentang insiden saat seorang polisi dari Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) menangkap dan melakukan kekerasan kepadanya hanya karena menyeberang jalan. Kok, bisa?

Sebenarnya, Rall telah menggambar belasan kartun yang mengkritik LAPD karena reputasi mereka yang sering kali melakukan kekerasan yang berlebihan. Serikat pekerja yang terkait dengan LAPD meminta surat kabar San Diego untuk memecat penulis yang kritis terhadap polisi di sana, seperti yang dilaporkan oleh Los Angeles Times sendiri. Bisa dibilang, Rall sudah ada dalam daftar tersangka LAPD. Rall akhirnya dipecat dari Los Angeles Times.

9. Robert Duncan, seorang guru yang dikeluarkan dari sekolah karena kartun politik yang digambar muridnya

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialilustrasi guru mengajarkan muridnya di kelas (unsplash.com/Kenny Eliason)

Robert Duncan adalah seorang guru di New Orleans. Pada 2012, ia mengajarkan murid-muridnya tentang kartun politik. Setiap anak di kelasnya harus menggambar tentang iklim politik terkini.

Seperti yang dicatat NOLA.com, salah satu siswa menggambar kartun Presiden Barack Obama pada saat itu dengan tanda di pelipisnya. Beberapa orang menyimpulkan bahwa tanda itu adalah lubang peluru. Duncan menggantung karya kartun murid-muridnya itu di lorong sekolah selama seminggu. 

Namun, Duncan mendapatkan masalah karena salah satu orangtua siswa secara ilegal mengambil gambar kartun itu dan menyebarkannya ke media. Duncan menjadi satu-satunya guru yang diskors selama 6 bulan dan kemudian dipecat karena kartun yang digambar muridnya itu.

10. Siné yang kartun politiknya menyinggung soal agama dan tokoh Prancis

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialpotret kartunis Siné (commons.wikimedia.org/Jean-Marie David)

Maurice Sinet atau yang lebih dikenal dengan sebutan Siné adalah alumnus majalah politik legendaris bernama Charlie Hebdo. Kantornya pernah diserang pada 2015 oleh dua teroris yang terkait dengan Al-Qaeda. Namun, dilaporkan RFI, Siné dipecat dari majalah tersebut karena membuat pernyataan antisemit tentang putra Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy. Menurut situs berita komik berbahasa Prancis Actua BD, Siné diminta oleh manajemennya untuk menulis permintaan maaf atas kartun tersebut. Namun, dia menolak dan akhirnya dipecat.

Siné memang memiliki pandangan anti-Israel yang pernah dibahas di sebuah acara radio beberapa dekade sebelumnya. Ia pun mengeluarkan permintaan maaf atas hal itu dan dinyatakan tidak bersalah karena menghasut kebencian rasial karena ucapannya. Siné bahkan memenangkan gugatan atas pemecatan yang dilayangkan Charlie Hebdo. Siné menerima ganti rugi berupa uang tunai atas pemecatan tersebut. Namun, terlepas dari semua ini, Siné tetap memiliki pengikut setia karena kartun politiknya yang mengejek tokoh Prancis dan agama.

11. Jeremy Nell yang dipecat karena sindiran kartunnya terhadap Presiden Afrika Selatan

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialilustrasi kartunis (pixabay.com/Tania Van den Berghen)

Jeremy Nell, alias JERM (nama panggilannya sebagai kartunis politik), dipecat dari posisinya di The New Age pada 2012 karena kartun politik yang dibuatnya, ungkap PRI. Nell menggambar kartun editorial tentang Kongres Penguasa Afrika dan Presiden Jacob Zuma, yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan dari 2008 hingga 2019. Namun, seperti banyak orang dalam daftar ini, sindirannya terlalu sensitif dan berani.

Zuma dikenal luas sebagai tokoh kontroversial saat ini. Al-Jazeera melaporkan bahwa catatan kriminalnya sudah ada sejak 1990-an. Zuma pernah dituduh melakukan perdagangan senjata hingga penjambretan. Hingga 2019, ia belum diadili di pengadilan.

Namun, Zuma sebenarnya memiliki hubungan dengan pemilik The New Age. Itulah sebabnya Nell dipecat. Nell akhirnya mendapatkan pekerjaan baru di jaringan TV terbesar di Afrika.

 

12. Gado dan sindiran keras kartun politiknya untuk pejabat Kenya

Dipecat hingga Dihukum, 12 Karya Kartun Politik yang Kontroversialpotret kartunis Godfrey Mwampembwa alias Gado (commons.wikimedia.org/Heinrich-Böll-Stiftung)

 

Reuters melaporkan pada tahun 2016 bahwa Godfrey Mwampembwa alias Gado dipecat dari surat kabar Daily Nation setelah bekerja di sana selama 23 tahun. Kabarnya, masa jabatan Gado berakhir karena kontraknya sudah habis. Namun, Gado dan banyak orang lainnya menduga ada alasan lain di baliknya.

Gado memiliki reputasi sebagai orang yang tertarik dengan kehidupan para pejabat sebelum Daily Nation memecatnya. Dia mendirikan pertunjukan boneka satir bernama XYZ pada saat pemecatannya. Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mencoba menuntut surat kabar Gado karena salah satu kartun politiknya.

Kartun tersebut, yang diterbitkan dalam terbitan satu cabang perusahaan Daily Nation, yakni East African, dan dicetak ulang di The New York Times Review of Books, menggambarkan Presiden Tanzania pada saat itu sedang bermalas-malasan seperti seorang Dewa Yunani. Presiden itu diberi makan oleh perempuan yang bertuliskan label korupsi, kronisme, dan inkompetensi. Surat kabar tersebut dilarang di Tanzania untuk sementara waktu. Hal ini cukup berani mengingat Gado adalah penduduk asli Tanzania.

Kartun editorial memang menarik untuk dilihat. Gambar-gambarnya yang terlihat lucu ternyata syarat akan sindiran dan pesan mendalam. Pandangan seseorang terhadap politik bisa saja berubah setelah melihat kartun editorial ini. Akan tetapi, ada konsekuensi di baliknya. Meskipun sudah ada kebebasan berpendapat, menyindir pemerintah bukanlah sesuatu yang selalu mengundang gelak tawa.

Baca Juga: Nyata atau Mitos Belaka, 10 Kontroversi Keberadaan Bigfoot

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya